"Lo nuduh gue karena apa?! Karena gue suka marah-marah?! Iya?!" Teriak Jay marah, ingin sekali dirinya memukul Nicholas yang duduk santai itu.
Kei berdiri dari duduknya, mencengkram kuat pundak Jay. "Tenang, Jay. Tenang! Kalau lo bukan pelakunya, harusnya lo buktiin itu, bukan marah-marah begini!"
Jay terperangah. "A-apa yang harus gue buktiin? Gue bukan pelakunya, kenapa kalian percaya sama omongan dia? Pelakunya itu Sunoo!"
"Dibilang bukan gue, ngaku aja sih!" Balas Sunoo berteriak, mulai marah karena dituduh terus-terusan.
"Sunghoon, lo juga percaya sama dia?!" Tanya Jay beralih pada sahabatnya, tapi hanya dengusan yang ia dapat.
"Jay, kalau lo bukan pelakunya, ayo buktiin. Mana Jay yang gue kenal?"
"Hoon!"
Nicholas tersenyum memperhatikan itu, ternyata usahanya untuk memancing tidak sia-sia. Lihat saja, ada yang tertawa tanpa sadar kalau dia sedang diperhatikan.
"Jangan berantem bisa, kan!" Jaebeom ikut berdiri. "Dan lo, Jay. Jangan pake emosi, bisa kan?!"
"Jadi kalian beneran percaya?!" Jay benar-benar tak habis fikir. "Kak Heeseung, lo juga percaya?!"
Heeseung menggeleng. "Gue percaya kok Jay bukan pelakunya."
"Serius lo?"
"Mungkin..."
Senyum Jay yang awalnya merekah langsung hilang. "Jadi lo juga ragu?! Kalian gak mikir Jake sama Kak Youngbin juga? Mereka gak ada disini, bisa aja mereka pelakunya! Dan lagi, Kak Hanbin kemana?!"
"Kak Hanbin meninggal," jawab Jimin, mereka pun terkejut.
"Kok lo gak bilang?" Heran Geonu.
"Gue mau bilang, tapi gue gak mau potong omongan orang."
"Halah, bilang aja lo sembunyiin itu karena lo pelakunya, kan?!" Tuduh Jay, entah yang ke berapa kalinya.
"Jangan teriak-teriak bisa kan?!" Heeseung lama-lama geram juga. "Kalian gak mikirin Daniel, hah?! Dia takut, kalian mau dia mimisan lagi?!"
"Lo masih percaya dia bukan pelakunya?!"
"Ya iyalah! Euijoo sendiri yang bilang ke gue, jelas gue percaya."
"Gila, kalian semua gila!"
"Woi kak, kalau ngomong dijaga dong," tegur Taeyong tersulut amarah, yang lain juga sama, mulai menunjukkan aura-aura kemarahan mereka.
Kei menghembuskan nafas panjang, lalu menyesap teh hangat yang ia buat tadi. Dia lelah, bingung juga harus bagaimana menghadapi Jay.
"Kak, ini orang harus diapain ya?" Tanya Sunoo dengan lirikan sinisnya.
"Harus diapain lo bilang?!"
"Khhh... khhh."
Sontak perhatian mereka semua berpusat ke Kei, mereka terbelalak. Kei perlahan tumbang, dia kejang-kejang dan jatuh dari kursi dengan mulut penuh busa.
Dan setelah itu, keadaan berubah hening. Tidak ada yang berani beranjak dari posisinya, menatap horor Kei yang terbaring tak bernyawa di depan mata mereka.
Sunghoon berdiri, mengambil cangkir teh milik Kei tadi, dan melemparnya kuat-kuat ke dinding. Dadanya naik turun, matanya melirik tajam ke arah orang-orang yang diam membeku melihatnya.
"Siapa yang ngeracunin dia?! Jadi beneran ada pembunuhan disini?!"
"H-Hoon, tenang dulu..."
"Jay, kenapa gue bisa ada disini?! Kenapa ada pembunuhan disini?! Kenapa gak ada polisi?! Itu hp siapa di meja, kenapa gak telpon polisi atau orang lain?!"
"Hoon, tenang dulu, please."
"Kita ini di tengah hutan, gak ada sinyal dan kita sendiri gak tau jalan keluarnya," jelas Nicholas pelan-pelan.
"Terus sekarang kita harus gimana?!"
JLEB!
"Khhh!"
Jaebeom menoleh kaget ke kanannya. "JIMIN!"
Semuanya terkejut, darah kembali mengotori lantai, menciptakan genangan darah. Nafas Jimin tersendat-sendat, sebelum akhirnya ia terjatuh seraya memegang kuat lehernya.
"Jadi bener lo ya, Sunoo!" Seru Jay emosi.
Nicholas terbelalak, ini di luar dugaannya. Sunoo, terkikik senang dengan pisau berlumuran darah di genggamannya, dia puas sekali.
"Wah, kasian deh, dadah Kak Jimin."
Heeseung merangkul Daniel, memindahkan posisinya ke belakang. Sudah ia duga ada yang janggal, tapi bodohnya dia tidak sadar.
"Kak Nicholas, usaha lo bikin semua orang nuduh Kak Jay percuma. Udah ya, gue capek akting terus," kata Sunoo cemberut lucu, tapi tangannya memutar-mutar pisaunya yang berlumuran darah.
"Lo gak akan bisa bunuh kita, Kak Sunoo. Lo cuma sendiri disini," desis Ni-Ki kecewa dan marah.
Sunoo terkekeh. "Hehe, siapa bilang gue sendiri? Disini, gue berdua kok. Eh ga deh, bertiga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Dorm | I-LAND ✓
Mystery / Thriller❝ Pembunuhan yang sebenarnya telah dimulai. ❞