: T H E L A S T V I C T I M

14.8K 4.2K 1.9K
                                    

Heeseung syok, benar-benar syok. Bagaimana tidak, apa yang dia lihat mampu membuat dirinya merasakan sakit di hatinya. Ia, Jay, dan Geonu mendengar suara Jungwon dan hendak menuju kesana.

Tapi apa yang mereka lihat, Ni-Ki dan Nicholas terkapar di tanah!

Ni-Ki melambaikan tangannya, bahkan dalam kondisi seperti itu pun dia masih bisa tersenyum. "H-hai kak, ternyata ka-kalian masih hidup, y-ya..."

"Ke-kenapa begini..."

Heeseung sampai tak sanggup berkata-kata, menatap Nicholas yang terbaring tak berdaya dengan tombak di perutnya, menembus bagian belakangnya.

"Disini banyak jebakan," ujar Jay setelah memperhatikan sekitar. "Nicholas, Ni-Ki... k-kalian bisa bertahan sebentar lagi, kan? Gak jauh dari sini ada desa, kita bisa minta pertolongan disana."

"G-gak perlu..." Nicholas menggeleng, menatap ke langit gelap dengan mulut penuh darah. "Hhh, g-gak disangka... g-gue cuma be-bertahan sampai s-sini... kalian ha-harus tolong yang lain... g-gue yakin k-kalian bisa bertahan."

"Kalian pergi... selamatin Jungwon, Daniel, d-dan Kak Jake, ya," sambung Ni-Ki, memohon dengan senyum tulusnya.

"Sial, sial, sial!" Umpat Jay, dia tidak mungkin meninggalkan temannya lagi, cukup Sunghoon, jangan lagi.

"Ada hal besar yang bakal terjadi." Geonu menepuk pundak Jay, memberi tahu apa yang ada di kepalanya. "Kita harus bantu mereka, firasat gue buruk."

"Tapi kita gak mungkin tinggalin mereka disini! Iya kan, Nicholas?!"

Hening, tidak ada jawaban. Jay membeku, diam membisu. Kepalanya menoleh kaku ke bawah, Nicholas tak lagi bernafas, kedua matanya terpejam, terbaring tak bernyawa di tanah, dengan senyum di bibirnya.

Heeseung menghela nafanya, berlutut di samping mayat Nicholas. "Maaf, kita harus pergi sekarang. Semoga lo tenang disana, Nicholas. Dan Ni-Ki, maaf..."

Ni-Ki tersenyum. "G-gak apa-apa, hati-hati, y-ya..."

Heeseung berdiri, menatap Geonu dan Jay dengan kedua tangan terkepal. "Ayo kita teleportasi sekarang."
























































BUGH!




"Masih berani nyerang, ya?"

Sunoo mundur, menodongkan pisaunya dengan gemetar. Kenapa Jungwon jadi menyeramkan begini?

Iya, Jungwon berbeda dari sebelumnya. Tidak ada lagi candaan yang terselip di perkataannya, dia benar-benar menyerang jika diserang.

Youngbin mendesis seraya memegang perutnya yang sakit akibat ditendang barusan, dia harus membunuh Jungwon terlebih dahulu.

"Kak Sunoo, gue tanya sekali lagi. Lo pilih berhenti atau tetap bunuh kita?"

"Gue gak akan berhenti! Karena kalian semua harus mati!"

Jungwon tersenyum miring. "Jadi begitu, ya... kalau begitu, mati aja ya, Kak Sunoo."

Sunoo terbelalak, pisau di genggamannya bergerak sendiri! Pisau yang awalnya mengarah ke Jungwon itu kini berbalik sendiri ke arahnya!

"Sialan, jangan harap kalian bisa-"






JLEB!





"Kak Youngbin... udah gue suruh diam, kan? Kenapa gak diam?"

Bruk!

Daniel gemetar sendiri melihat pisau itu menancap tepat di leher Youngbin. Jungwon tidak seperti Jungwon yang ia kenal, dia berbeda.

Bloody Dorm | I-LAND ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang