Youngbin memperhatikan Sunghoon dan Nicholas, kedua orang itu kenapa tidak mau berbicara satu sama lain? Memangnya apa yang terjadi di Survival Games sampai mereka seperti itu?
"Ngobrol dong, canggung banget nih," keluh Youngbin pada akhirnya.
Nicholas mendengus. "Gue ngantuk, tidur aja sana."
"Belom ngantuk..."
"Paksain tidur," timpal Sunghoon, tak berminat untuk mengobrol.
"Kenapa gue harus sekamar sama kalian, sih?!" Erang Youngbin kesal karena tak ada yang mau mengobrol barang sebentar saja. Dia itu bosan, tapi keduanya tak mengerti.
"Mending lo ke bawah, cek si Jake. Ngapain coba teriak-teriak, kayak ketemu hal serem aja," suruh Nicholas ikutan kesal karena Youngbin menganggunya.
"Terserah, gue ke bawah dulu."
Sementara itu, di bawah sangat ramai. Jaebeom, Kyungmin, Kei, dan Niki sampai terbangun. Sekarang mereka berempat sibuk mengepel darah tersebut dan memberi wangi-wangian, Seon bagian membungkus tangan tersebut dengan kain lalu memasukkannya ke dalam plastik, dan Hanbin menenangkan Jake yang masih gemetar sampai berkeringat dingin.
Sementara itu, Heeseung, Sunoo, dan Yoonwon berkerumun di depan pintu kamar nomor lima. Mereka bertiga disuruh Seon, katanya firasatnya buruk.
Tok tok tok
"Jungwon, Taki, Daniel."
Tok tok tok
"Kayaknya mereka udah tidur..." ucap Heeseung ragu-ragu.
"Coba dobrak," suruh Yoonwon. Sunoo mendelik.
"Jangan dong, nanti disuruh ganti rugi gimana? Gak mau ah!"
"Kayaknya memang harus di dobrak..."
Sunoo dan Yoonwon langsung minggir ketika Heeseung mundur mengambil ancang-ancang untuk mendobrak.
"Satu, dua, tiga."
BRAK!
Pintu tidak terbuka, Heeseung mundur lagi, kemudian kembali menghantamkan dirinya ke pintu.
BRAK!
"Di belakang pintu ada meja!" Seru Yoonwon memberi tahu setelah mengintip sedikit ke dalam.
"Wah, ini sih gak bener," sambung Sunoo, firasatnya benar-benar buruk.
Pintu terbuka sedikit, namun diganjal meja. Tanpa babibu lagi, Heeseung menendang pintu tersebut sampai meja di belakangnya terlempar keras, dan pintu pun terbuka lebar.
"Jungwon, Taki, Daniel!"
"AAAAAA, ITU APA?!" Pekik Sunoo keras seraya menunjuk ke depan. Sontak saja teriakannya membuat orang-orang di luar kamar berbondong-bondong kesana untuk melihat.
"Astaga... ini kamar atau tempat pengambilan darah, sih?!" Seru Niki terkejut sekaligus takut melihat pemandangan di depannya.
Jake mual, langsung berlari ke kamar mandi terdekat karena tak tahan dengan bau, ketakutannya semakin menjadi.
Bagaimana tidak? Kamar nomor lima dipenuhi darah, mulai dari dinding, kasur, meja, lantai, semuanya ada darah dan berantakan!
"Anak-anak dibawah umur gak boleh lihat, balik ke kamar!" Perintah Kei tegas.
"Kak, kita mau liat juga!" Protes Kyungmin, dia penasaran.
"Gak boleh, balik ke kamar kalian sekarang!"
"Penonton kecewa," desah Niki menghela nafas panjang, lalu kembali ke kamar diikuti oleh Kyungmin, Yoonwon, dan Sunoo yang ogah-ogahan pergi.
Seon meneguk ludah, nafsu makannya hilang. Pemandangan di depannya mengerikan, kasur berantakan. Jaebeom pun sama, dia bergidik ngeri melihat darah dimana-mana.
"Mereka kemana..."
Heeseung menggeleng tak tahu. Kei berdeham, masuk dengan berani ke dalam kamar untuk memeriksa. Ia pun menyusul, sebisa mungkin menjaga dengan benda-benda agar sidik jarinya tidak menempel.
"Terakhir mereka ngapain?" Tanya Hanbin, entah ditujukan untuk siapa.
"Minum susu, terus tidur. Gue kurang tau juga... tapi, tadi si Taki gak enak badan, katanya," jawab Seon menjelaskan.
"Dari awal dia emang pucat, kan?" Tanya Jaebeom, Seon mengangguk.
"Iya, karena itu gue biarin mereka istirahat duluan."
"Mereka gak ada disini," tukas Kei setelah memeriksa kamar sampai kolong-kolongnya. "Kalau mereka keluar kamar, gak mungkin ada meja di balik pintu."
"Kak Kei," panggil Heeseung tiba-tiba.
"Apa?"
"Udah cek kamar mandi?"
Kei menggeleng, kamar lima adalah salah satu kamar yang memiliki kamar mandi. Tapi dia pikir, masa iya ada disitu?
Heeseung tak membuang waktu lagi, dengan segera ia berlari menuju pintu kamar mandi yang tertutup rapat. Namun, air mengalir keluar dari bawah pintu, menciptakan genangan... berwarna merah.
"Dobrak pintunya, Seung."
"Gue takut mereka ada di balik pintu."
"Ah, kelamaan."
Seon beringsut maju mendorong Kei dan Heeseung agar minggir dari pintu. Ia pun mengambil ancang-ancang, dan...
BRAK!
Dengan sekali dobrakan, pintu kamar mandi langsung terbuka! Alangkah terkejutnya mereka, Hanbin sampai teriak saking terkejutnya.
"Kalian ngapain─loh, kok banyak darah?!"
Youngbin yang baru datang mengalihkan perhatian mereka. Buru-buru dia menghampiri ketiga teman barunya itu yang terdiam mematung di depan pintu kamar mandi.
Dan ia pun terkejut, melebihi mereka.
Karena di dalam sana, Daniel tak sadarkan diri dengan posisi duduk bersandar ke dinding, pelipis dan mulutnya mengeluarkan darah.
Dan di depannya ada Taki, yang terbaring tak bernyawa tanpa tangan kanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Dorm | I-LAND ✓
Mystery / Thriller❝ Pembunuhan yang sebenarnya telah dimulai. ❞