: T H E M U R D E R E R (1)

13.2K 4.2K 1.8K
                                    

Kini, mereka semua berkumpul bersama di ruang tengah. Hanya tiga belas orang termasuk Jungwon yang belum sadarkan diri.

Keheningan melanda mereka, tak ada yang berbicara. Beberapa ada yang duduk menjauh, takut jadi korban selanjutnya.

Ada juga yang menatap Daniel dengan pandangan benci, yang ditatap hanya menundukkan kepala, sesekali kepalanya diusap pelan oleh Heeseung.

Berbeda lagi dengan Sunghoon, dia terlihat seperti orang linglung sekarang.

"Ayo kita mulai diskusinya," ucap Kei membuka pembicaraan. "Gue gak tau siapa pelakunya, tapi gue mau kalian jujur satu sama lain. Siapapun yang ada di pikiran kalian, tolong kasih tau kita semua, jujur."

"Yang hilang gimana, kak?"

"Kalau mereka dicari, otomatis kita bakal kepecah lagi, justru itu mempermudah pelaku untuk bunuh kita semua," jawab Kei menjawab pertanyaan Ni-Ki.

"Gue curiga sama Sunoo," kata Jay to the point, yang disebut melotot tak terima.

"Kok gue?! Emang gue ngapain?!"

"Udah jelas, kan? Lo lari ke atas pas Euijoo meninggal."

"Gue itu lagi turun, mau ke kamar mandi, tapi denger suara Kak Kei kalau Kak Jake luka, gue langsung balik lagi ke atas," jelas Sunoo dengan nada tak suka.

"Maaf sebelumnya, kalau gue... lo sendiri, Kak Kei," kata Jaebeom, dan Kei mengangguk saja.

"Gak apa-apa, yang lain?"

"Gue curiga sama Kak Nicholas," jawab Taeyong menunjuk orang yang dimaksud.

"Alasannya?"

"Tadi dia ke gudang sendirian, gak tau ngapain."

"Gue periksa mayat Euijoo," balas Nicholas datar.

"Harus sendiri?" Jay mengernyit. "Kenapa gak ajak yang lain?"

"Kalau gue ajak orang lain, apa orang itu bakal bantu gue?"

"Ya... tergantung. Bantuin apa dulu, nih?"

"Bantuin lindungin diri dan yang lain sekaligus bongkar siapa pelakunya," jawab Nicholas penuh kemenangan, puas melihat reaksi terkejut teman-temannya.

"Lo tau siapa pelakunya?!"

Dan Nicholas mengangguk. Hal itu membuat suasana menjadi heboh seketika, ada juga yang diam karena gelisah, dan dalam hati mereka bersumpah akan membunuh Nicholas kalau semuanya terbongkar.

"Tapi, gue gak tau juga sih... gue belum nemu bukti yang lebih akurat," lanjut Nicholas.

"Siapa orangnya?" Tanya Jimin gregetan.

"Kalau gue jujur, kalian bakal percaya?"

"Tergantung," jawab Jay.

"Hmm, oke. Yang pertama itu Kyungmin."

"TUH KAN!" Seru Ni-Ki tiba-tiba, menepuk tangannya dengan heboh seraya menghadap Heeseung. "Kak, dugaan gue bener, loh!"

"Lo yakin?" Tanya Geonu ragu, tidak percaya kalau teman satu distriknya itu adalah pelakunya.

"Yakin banget. Nih, pas dia lewat gudang, yang pas Kak Seon dibunuh, dia itu cuma akting ketakutan karena ada Jay, Kak Jimin, sama Kak Jaeho disana," jelas Nicholas, sangat yakin dengan dugaannya.

"Nicholas," panggil Heeseung. "Lo yakin mau jujur? Lo gak takut jadi target selanjutnya?"

Nicholas tersenyum. "Gak apa-apa, daripada gue meninggal dalam keadaan menyembunyikan sesuatu, lebih baik gue jujur supaya kalian waspada."

Heeseung mengangguk-angguk, lalu mengelap keringat di kening Jungwon dengan lembut. Hhh, kapan dia akan bangun, ya?

"Terus yang kedua... siapa?"

"Nah, sebelum gue kasih tau, gue minta Sunghoon dan Kak Jimin pindah ke samping Ni-Ki , sekarang."

"Ck, ngapain? Ribet amat," decak Sunghoon, dia itu udah nyaman duduk di tempatnya, hampir tidur malahan.

"Karena pelakunya ada di deket kalian," jawab Nicholas disertai senyuman, sontak saja keduanya berdiri dan berlari menjauh, meninggalkan Jay yang kebingungan sendiri.

"Maksud lo Kak Jay pelakunya?!" Seru Sunoo, reflek berdiri dari duduknya. "Tuh kan, lo seenak jidat nuduh gue, padahal lo sendiri pelakunya!"

Jay melongo, kemudian ia marah. "H-hah? Gue? NGARANG NJING, SEJAK KAPAN?!"

"Sejak tadi, mungkin?" Balas Nicholas santai dengan satu kaki dinaikkan ke sofa.

"Wah, lo minta dihajar, ya?!"

"Jay, tenang dulu!" Bentak Kei angkat bicara. "Kalau lo bukan pelakunya, lo gak perlu marah!"

"Jelas gue marah, dia nuduh gue sembarangan!"

"Lo juga suka nuduh orang sembarangan, Jay. Tolong intropeksi diri."

"Hahaha, yang disalahin cuma gue, nih? KALIAN SEMUA PERCAYA SAMA DIA?!"

Heeseung mengernyitkan keningnya, sepertinya ada yang janggal disini.

"Kak Heeseung," panggil Daniel berbisik.

"Apa, Niel?"

Daniel menatap sekelilingnya takut-takut, lalu berbisik lagi. "Kak, se-sebenernya gue juga tau siapa pelakunya."

"Loh, kenapa gak bilang?"

Daniel menggigit bibir bawahnya, terlihat gelisah dan cemas. "S-soalnya, pelakunya ini terlalu pintar aktingnya... pasti gak ada yang percaya."

"Dia pernah jadi korban juga?" Tanya Heeseung mengerti kemana arah pembicaraan Daniel.

"Iya, dan orang itu ada disini, bareng kita," jawab Daniel takut-takut, melirik seseorang.

Heeseung mengikuti kemana arah pandang Daniel, dan dia terkejut. Masa iya sih pelakunya-














































-Jungwon?

Bloody Dorm | I-LAND ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang