: T H E M U R D E R E R (3)

13.2K 4.2K 2.5K
                                    

Udah dulu ya wkwk.




"Lo kerja sama bareng Sunoo?!" Tanya Jay pada Nicholas, dan Nicholas menggeleng panik.

"Sumpah, gue gak tau kalau dia pelakunya!"

"Ah, kelamaan nih," sungut Sunoo tak sabar ingin membunuh lagi. "Taeyong, yuk mulai."

"Oke."




JLEB!





"Jaebeom!"

Geonu langsung bergerak menahan badan Jaebeom yang tumbang setelah perutnya ditusuk pisau, oh tidak ini buruk.

"Gue tau kok jumlah kalian banyak, tapi kalian gak mungkin selamat dari sini," kata Taeyong santai, lalu melakukan tos dengan Sunoo.

Mereka panik, Heeseung melangkah mundur perlahan, memberi kode kepada yang lain. Daniel melirik kirinya, lebih tepatnya ke arah Heeseung.

Dan tanpa aba-aba, dia menendang kaki Heeseung dengan keras, membuat pemuda yang lebih tua darinya itu jatuh menghantam meja.

"M-maaf kak, maafin gue..."

"Wah, ternyata lo masih takut sama ancaman gue, ya? Bagus deh," ucap Sunoo mangut-mangut mengerti.

Daniel gemetar lagi. Melihat itu Jay maju, menerjang Sunoo untuk merebut pisaunya. Nicholas mendesis, kalau begini ceritanya memang harus di lawan secara bersama-sama.

"Niel, Euijoo gak bakal suka lo begini," ujar Geonu sendu.

"Maaf... maafin gue, gue takut..."

Sunghoon membantu Heeseung berdiri, menatap bengis Sunoo dan Taeyong bersamaan. "Kaki lo gak apa-apa, kan?"

Heeseung meringis, mengangguk pelan, tertatih-tatih dalam papahan Sunghoon.

Ni-Ki memasang posisi waspada, dia harus melindungi Jungwon. Sebab, sejak tadi Taeyong terus melihat pemuda bermarga Yang ini, pasti dia mengincarnya.

"Akh!" Ringis Jay, lengannya tersayat pisau, membentuk luka yang cukup panjang.

Sunoo tertawa, memangnya dia hanya punya satu pisau? Dia punya dua, untung dia sempat ambil pisau di dapur kemarin.

"Kak Nicholas mending diem aja deh, nanti kepala lo sakit lagi loh," celetuk Sunoo. "Oh ya, waktu itu gue loh yang pukul kepala lo. Dan gue mau kasih tau hal lain, yang kurung Kak Heeseung sama Kak Geonu di gudang itu Daniel."

"Wah, udah gila kalian!" Teriak Jay tak habis pikir.

"Yang bunuh Kak Jaeho itu gue, Daniel berusaha untuk selamatin dia, tapi gagal. Ya udah deh, sekalian aja gue kunciin di kamar," oceh Sunoo menceritakan semuanya.

"Dan yang bunuh Taki dan sekap Jungwon itu gue," sambung Taeyong, merasa bangga dengan apa yang dia perbuat.

"Oh ya, yang pukul Kak Sunghoon itu juga gue, loh," tambah Sunoo menepuk dadanya. Geonu menoleh ke Sunghoon, orang itu terlihat garuk-garuk kepala.

"Hoon, lo bawa Heeseung pergi, keluar dari sini," perintahnya serius.

"Hah?! Nanti kalau ada harimau gimana? Idih, gak mau!" Tolak Sunghoon mentah-mentah.

"Kalau begitu..." Geonu tersenyum miring, melepas paksa papahan Sunghoon dan memapah Heeseung lalu menjauh pelan-pelan dari sana. "Biar gue sendiri yang bawa dia keluar."

"Kak Jay nyerah aja deh, percuma lawan gue." Sunoo mengibaskan tangan. "Oh ya, Kak Nicholas kalau mau lari, lari aja gih. Gue hitung sampai tiga, pada hitungan satu gue mulai kejar-kejarannya."

"Ck, gue gak mau main! Lo pikir gue takut?!" Balas Nicholas lalu melayangkan tinjunya ke depan.

Bertepatan dengan tusukan di pundaknya.

"Yah, kena deh," ujar Sunoo santai, lalu mendorong Nicholas ke depan dan melangkah maju.

Di sisi lain, Ni-Ki bingung harus apa. Ingin kabur, tapi dia tidak mau meninggalkan teman-temannya disini. Mereka kesini bersama, pulang juga harus bersama.

"Ni-Ki," panggil Sunghoon, menatapnya datar.

"Y-ya?"

"Lo liat kemana arah Kak Heeseung sama Kak Geonu pergi, kan?" Tanya Sunghoon menuntut, ingin dijawab.

"Tadi ke-"






DUAKH!





"Wah, maaf telat."

Ni-Ki terlonjak dan berteriak ketika seseorang menghantam keras kursi di sampingnya. Dia Jake! Wajahnya lebam, sudut bibirnya berdarah, pipi kanannya seperti disayat, dan... tunggu, k-kakinya...

"Aduh, ngurus satu orang aja lama banget, sih," kesal Taeyong karena rekannya yang lain datang.

"Maaf ya, dia agak susah disuruh diem," ucap Youngbin, lalu menendang Jake dengan santai.

"Lo bilang ada tiga?!" Jay benar-benae terkejut. "Ta-tapi apaan ini?!"

"Kan gue bilang 'disini', maksud gue itu yang ada di ruangan ini, bukan di luar," jawab Sunoo mengedikkan pundaknya.

Nicholas berdiri, tanpa ragu ia menendang Sunoo hingga terjerembab kek bawah. "Jay, Ni-Ki, Sunghoon, ayo lari!"

Daniel mencekal lengan Ni-Ki, menggeleng penuh peringatan. Tapi Ni-Ki tetaplah Ni-Ki, yang akan patuh pada orang yang lebih tua darinya.

"Maaf, Niel. Gue gak percaya sama lo lagi," ucapnya menusuk hati, lalu memukul Taeyong, sebelum berlari menyusul ketiga temannya.

Daniel mengepalkan tangannya, pikirannya berkecamuk. Dan... hatinya sakit.

"Sunoo, Taeyong, kejar mereka sana, bantuin Kyungmin. Gue sama Daniel disini ngurus Jake," suruh Youngbin, lalu menarik kerah baju Jake hingga pemuda itu berdiri dengan paksa.

"Mana Jake yang sadis kayak di Survival Games? Kok jadi lemah begini," ejeknya selanjutnya, membuat Jake marah dan memukulnya.

"Lo pikir gue gak bisa ngelawan, hah?!"

"Kita disini aja lah, Kak Youngbin," kata Taeyong lalu duduk di atas kursi. "Kita kan pengen liat lo bunuh Kak Jake."

Sunoo mengangguk setuju. "Lagian kan ada dia di lantai atas, kita bakal kesana kalau situasinya mulai gawat."

"Jumlah kalian sebenernya berapa sih?!" Tanya Jake pusing sendiri.

"Lima," jawab Sunoo sambil tersenyum sampai kedua matanya menyipit lucu.

"Li-lima?!"

"Hehe, iya. Padahal lo liat jelas loh kita lagi akting," kekeh Sunoo, mengangkat kelima jarinya untuk menghitung.

"Ada gue, Taeyong, Kyungmin, Kak Youngbin, dan... Kak Sunghoon. Hihi, pas deh lima."

Bloody Dorm | I-LAND ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang