Dua hari berlalu, mereka hidup normal seperti biasa. Tidak terlalu sih... mereka berlima tinggal bersama di satu rumah, rumah milik seseorang yang Heeseung sayang.
Rumah masa kecilnya yang masih terawat dengan baik dan letaknya tak mudah ditemukan oleh orang lain. Mereka bersembunyi, mereka adalah buronan. Pemerintah membuat berita palsu kalau mereka adalah manusia terkutuk dan bisa membunuh kapan saja.
Cih, rupanya banyak yang percaya.
Karena itu, untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, Heeseung dan Jay terpaksa menjadi pencuri. Sesekali mereka berkunjung ke rumah asli Heeseung untuk menemui ibunya untuk sekedar mengobrol. Ibunya baik sekali, ia percaya kalau mereka adalah orang yang baik.
Untuk kaki Jake, mereka juga terpaksa mencuri obat-obatan dan peralatan lainnya dari rumah sakit. Dan Sunoo, dia kembali seperti semula. Tapi dia dihantui rasa bersalah, namun tetap ceria setiap harinya.
Jungwon... dia masih sama seperti biasa, penuh tawa dan lelucon. Tapi terkadang, dia lepas kendali seperti sebelumnya. Beruntung bisa dicegah sebelum terlambat, dengan cara menyiramnya pakai air atau membuatnya pingsan.
Seperti saat ini, Jungwon pingsan lagi karena kekuatannya hampir saja membunuh Sunoo. Untung saja Heeseung yang sedang keluar rumah pulang cepat dan langsung memukul tengkuk lehernya.
"Hhh, sampai kapan dia harus diginiin?" Tanya Heeseung menghela nafas lelah.
"Gue gak tega liat dia begitu," kata Sunoo menundukkan kepala.
"Apalagi gue," tambah Jake.
"Gue kangen Sunghoon..."
Mereka bertiga menoleh cepat ke Jay. Tidak ada kabar tentang Sunghoon, sama sekali tidak ada. Mereka menganggap... Sunghoon telah tiada.
Tapi tentu saja mereka ragu.
"Udah ah, gue mau cari makan," kata Heeseung. "Jay, ayo. Oh ya, tolong jaga rumah, ya. Kalau ada yang gak diinginkan, kalian kabur aja."
"Hp gue, gue tinggal ya!"
"Iya, Kak Jay. Jangan teriak-teriak."
"Njir, sejak kapan Jungwon bangun?!"
"Sejak gue jadi ganteng."
"Dih."
Jake tertawa terbahak-bahak, ada-ada saja. Ah, sudahlah. Dia mau lanjut membaca buku di kamarnya.
"Won, yuk ke kamar."
"Kak, kalau suka sama gue tuh bilang."
"Enak aja, mau gue ajarin cara menahan emosi yang baik, gak?"
"Ya mau lah!"
Jake merangkul Jungwon, kemudian mengusak rambutnya dengan gemas. "Baru bangun dari pingsan udah ngegas aja ya."
Lalu keduanya tertawa seraya pergi ke kamar Jake di lantai atas, meninggalkan Sunoo yang menonton tv di ruang tengah.
Tidak disangka... tersisa lima orang sekarang, Jake jadi rindu teman-temannya yang lain.
"Jangan bengong."
"Iya-iya."
"Jungwon, Kak Jake!!!" Teriak Sunoo memanggil, menunjuk televisi berulang kali seraya menaikkan volumenya. "Sini cepet, liat ini!
"Para peserta Survival Games
telah meninggal dunia! Diduga
telah terjadi pembunuhan sesama
peserta, di asrama
diperkuat dengan tidak
adanya beberapa peserta,
termasuk si pemeran utama.""Sampai saat ini, polisi belum
menemukan keberadaan mereka.
Dan pemerintah akan menindak-
lanjuti mereka, dengan memberi
hukuman mati untuk buronan
negara tersebut, untuk
para manusia terkutuk."
Fin
Ending kali ini cukup
gaje... mohon dimaafkan
:DBloody Dorm tamat-!
Cerita ini kurang seru
dari cerita Survival
Games dan IERE...
maaf banget ya T_TAnw, terima kasih karena
sudah mampir dan baca
sampai sejauh ini ♡
Kalau ada kata yang
menyinggung hati kalian,
aku minta maaf...Dan... ini cerita terakhir...
sampai jumpa di karyaku
berikutnya-!
Gak kok, hehehe
Aku buat ini di akun baruku
yang ANT-HENA, semoga suka ceritanya ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Dorm | I-LAND ✓
Mystery / Thriller❝ Pembunuhan yang sebenarnya telah dimulai. ❞