CEO Gila vs Psikiater Bar-bar |2| |Stupid Mind|

37.8K 2.7K 57
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

"Mengidap Dissociative Identity Disorder (DID), memiliki dua kepribadian. Mengidap Obsessive Compulsive Disorder (OCD), sangat menjaga kebersihan, terutama dirinya." Selesai membaca berkas milik Tommy Fletcher itu, Kirana tersenyum miring sambil menatap Tommy yang duduk di sebrang Luke dengan lekat.

Mata biru Tommy membalas menatap dengan tajam. "Apa?" tanyanya datar.

Kirana mengedikkan bahunya. "Tebakanku tidak meleset." Wanita itu melangkah dari sebelah Luke mendekati Tommy dengan langkah pelan.

Kirana menyandarkan tubuhnya di meja Luke yang terbuat dari kayu. Lalu ia mengulurkan tangannya dan menyentuh bahu Tommy.

Otomatis Tommy menjauhkan bahunya, namun tidak sampai terlepas dari tangan Kirana sepenuhnya. Ia menatap Kirana dengan tajam seakan bertanya apa maksud wanita itu.

Kirana mengangguk paham. "Sepertinya kamu tidak masalah jika seperti ini." Wanita bersurai panjang itu menepuk dan sedikit mencengkram bahu lebar itu yang membuat Tommy memancarkan tatapan membunuhnya.

Kirana berbalik lalu memasukkan sedikit jarinya ke dalam teh yang disediakan untuknya. Sejenak kemudian, wanita itu kembali menghadap Tommy dan menjulurkan tangannya hendak menyentuh pria itu kembali. Namun gagal karena sebuah tangan kekar menahannya.

Tommy menggertakkan giginya. Tangannya mencengkram tangan kecil itu dengan erat. Ia menatap nyalang wanita itu. Yang benar saja, wanita itu akan menjadi dokternya? Wanita bar-bar ini?! Sudah pasti hidupnya tidak akan tenang.

Kirana menunduk, menatap tepat di kedua mata biru itu. "Lalu bagaimana dengan James? Aku bisa menemuinya?"

Tommy menguatkan cengkramannya. "Jangan menyebut namanya. Akhir-akhir ini dia sudah jarang muncul. Jangan memancingnya!" ucapnya penuh penekanan dengan nada rendah.

Selama beberapa saat Kirana terdiam. Hanya saling bertatapan dengan billionaire itu. Dan entah mengapa, jantungnya berdetak kencang. Mata biru terang itu menyala sangat indah, meskipun melayangkan tatapan tajam sekalipun. Hidung pria itu mancung. Rahang pria itu sangat maskulin dan seksi. Jangan lupakan bibir penuhnya yang melengkapi keseksian dan ketampanannya itu. Jangan abaikan pula tubuh pria itu yang tinggi besar. Tidak heran banyak orang yang bilang Tommy Fletcher bak dewa Yunani. Harus dirinya akui, itu benar.

Shit Kirana! Apa yang kau pikirkan?! Kau sudah memiliki Ellbert bodoh! Kirana mengumpati dirinya sedetik kemudian saat menyadari apa yang dirinya pikirkan.

Kirana menegakkan tubuhnya dan menghadap Luke. "Aku sudah mengerti keadaannya Mr. Horton," ucapnya dengan nada yang ia usahakan seperti biasa, yang nyatanya masih terdengar kikuk di telinganya. Oh, jangan lupakan jantungnya yang berdetak kencang, apalagi pergelangan tangannya masih berada dalam genggaman Tommy.

Luke mengangguk. Sebuah senyuman penuh arti tersungging di bibirnya. Matanya menatap geli tangan pasien dan muridnya yang masih bertaut.

Mengikuti arah tatapan Luke, Tommy langsung melepaskan pergelangan tangan Karina dan menegakkan tubuhnya.

Senyum Luke melebar sebelum beralih menatap Karina. "Aku bisa mempercayakannya kepadamu kan?"

Kirana melirik pria yang duduk didekatnya itu lewat ujung matanya. Apakah dirinya bisa? Bisa menjaga hatinya dari pria yang mempesona ini? Setidaknya sanggup kah dirinya tidak kagum kepada pria bermata biru itu?

CEO Gila vs Psikiater Bar-Bar (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang