CEO Gila vs Psikiater Bar-Bar |9| |Between Sadness and Happiness|

29.7K 2.2K 73
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

"Kau menganti warna rambutmu?" tanya Tommy mendapati rambut light brown Kirana yang sebelumnya berwarna cokelat kemerahan.

Kirana mengangguk. "Aku suka mengganti warna rambutku."

"Apakah jelek?" Tangan Kirana memegang ranbutnya yang terurai itu dan sedikit memelintirnya.

Shit. Jangan memainkan rambutmu seperti itu. gumam Tommy dalam hati.

"Sangat," ucap Tommy spontan. Bohong. Ya, dirinya berbohong. Sebenarnya, Kirana semakin terlihat cantik.

Bibir Kirana mengerucut sebelum sedikit mengibaskan rambutnya. "Tidak masalah. Yang penting Ellbert suka," ucapnya santai namun cukup membuat mata biru Tommy menatapnya nyalang.

"Aku yang melihatmu setiap hari Nona Kura," ucap Tommy penuh penekanan.

Kirana mengangguk terpaksa. "Tapi kau bukan pacar ataupun suamiku Tuan Tomcat," ucapnya seraya tersenyum manis yang menyiratkan ejekan.

***

Lalu, dalam sepersekian detik, Tommy menggerakkan tubuh mereka mengikuti alunan musik dengan lihai. Mata biru pria itu terus menatap mata hitam Kirana dengan romantis.

Kirana menatap mata biru itu dengan sendu. "Kau bersungguh-sungguh menyebutku wanita spesialmu Tommy?" tanyanya dengan suara tercekat seraya terus mengikuti pergerakan Tommy, berdansa dengan indah.

"Aku tidak pernah bercanda Kirana," balas Tommy langsung, tanpa takut.

"Kau tau bahwa aku punya ke–"

"Aku tau," sela Tommy pelan. "Kau tau bahwa aku tidak pernah merasa pantas bahagia kan Kura?"

Kirana mengangguk cepat sebelum menggeleng. "Tapi kau seharusnya tidak melakukannya Tomcat."

Tommy tersenyum tipis, namun menyiratkan ketidak relaan. "Karena itu, aku tidak masalah jika hanya bisa menjagamu dari jauh. Sama sekali tidak masalah."

Kirana terdiam. Ia hanya menatap sendu pria yang berjarak dekat dengannya itu.

Tommy melepas pinggang Kirana dan memutar tubuh wanita itu lalu kembali menariknya yang membuat wanita itu mendarat di dadanya dengan menghadap ke depan, sehingga dirinya tampak memeluk wanita itu dari belakang. "Aku tidak masalah jika kamu bahagia Kirana. Termasuk membiarkanmu bahagia dengan pria lain," ucapnya lembut, tepat di telinga Kirana sebelum kembali memutar tubuh itu. Rasa perih memenuhi hatinya, namun ia sudah biasa untuk menyembunyikannya.

Hap. Kali ini Kirana kembali dengan tubuh yang nyaris menempel dengan tubuh kekar Tommy. Tangannya memeluk tengkuk pria itu sedangkan Tommy memeluk pinggangnya. "Tapi bagaimana jika aku yang tidak bahagia melihatmu seperti itu Tom?" Mata hitam Kirana menatap Tommy dengan berkaca-kaca. Entah mengapa ia bisa merasakan kesedihan atau ikut bersedih bersama Tommy. Apa ia harus jujur kepada Ellbert?

Tommy membeku. Ia berhenti menggiring Kirana untuk berdansa. Matanya terus menatap Kirana dan tangannya terus memeluk wanita itu.

Satu tangan Tommy terangkat mengusap rambut cokelat terang Kirana. "Satu hal yang pasti. Aku tidak akan membiarkanmu tidak bahagia ataupun terluka Kirana," ucapnya lembut dan sepenuh hati. Itu adalah janji seorang Tommy Fletcher. Janjinya yang pertama kepada seorang wanita, wanita satu-satunya yang akan ia janjikan, dan satu-satunya wanita yang berhasil menggetarkan hatinya.

Sedikit demi sedikit, Tommy mengikis jarak di antaranya dan Kirana. Sambil terus sedikit menunduk dan memiringkan kepalanya agar sejajar dengan Kirana, mata biru Tommy tidak sekalipuun memutuskan kontak mata dengan mata hitam itu.

Kirana terdiam. Ia hanya bisa membeku dan membalas tatapan Tommy dengan tak kalah teduh. Lalu seakan Ellbert, yang sudah mulai hilang dari hatinya, seolah-olah benar-benar tidak ada, Kirana memejamkan matanya sepersekian detik kemudian.

***

TBC

Hai semuaa

Author update lagii

Btw mau ingetin, JANGAN HUJAT MEREKA DULU YA YEOROBUN *maap capslok biar dibaca wkwkwk*

Jangan hujat mereka karena Kirana punya Ellbert.

Karenaa

Tidak semua orang sama dengan sampulnyaaa

lho

hayo

apa maksudnya

hahaha

And yuk yang penasaran ama James angkat tangan wkwkw

Gimana nih part inii? Silahkan dikomen, subscribe, tekan lonceng, eh bintang maksudnyaa wkwkwk

Nggak bener nih authornyaa wkwk

Okee dehh gitu aja cuap-cuap author yang nggak berbobot

Anyway, jangan lupa vote, comment, and share yaaa

Thank you

-M. Lavena-

CEO Gila vs Psikiater Bar-Bar (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang