CEO Gila vs Psikiater Bar-bar |6| |Deja vu|

29.5K 2.1K 43
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Tommy meletakkan cangkir berwarna putih itu. Matanya mengikuti arah tatapan Kirana, seorang pria yang bersama Kirana di bandara beberapa hari lalu terlihat melangkah masuk, dan tak lupa seorang wanita di sebelahnya. Dan dirinya merasa sangat jahat karena sebuah perasaan senang timbul di hatinya memikirkan kemungkinan pria itu selingkuh.

Tommy menoleh, menatap Kirana yang menyipitkan matanya mengikuti pria tadi. "Kekasihmu?"

"Hmm," gumam Kirana cuek masih sambil mengikuti pergerakan Ellbert dan wanita yang entah siapa itu.

Satu alis Tommy terangkat, mengejek Kirana. "Dia selingkuh?"

Seketika Kirana menoleh dengan mata menyalang tajam. "Meskipun kami berpacaran, kami masih boleh memiliki teman dan rekan kerja lawan jenis Mr. Fletcher," ucapnya penuh penekanan. Namun sambil mengucapkan itu, Kirana juga mencoba memantapkan hatinya yang mengandung keraguan.

Tommy menyandarkan tubuhnya. "Tapi jika itu aku, aku tidak akan membiarkannya. Kenapa dia tidak makan siang denganmu?"

Skakmat. Kirana mengatupkan bibirnya. Otaknya terus mencoba mencari jawaban yang bisa membuat Tommy diam. Tetapi nyatanya tidak ada. Jika ia bilang bahwa Ellbert tidak bisa karena ada jadwal operasi namun nyatanya makan siang bersama wanita lain, dirinya akan terlihat bodoh atau tercampakkan.

Sebuah senyum miring terbit di bibir Tommy. "Tidak ada jawaban?" tanyanya dengan nada mengejek.

Kirana semakin mengatupkan rahangnya. "Aku akan menelfonnya." Wanita itu langsung mengambil ponselnya dan memanggil Ellbert. Beruntung posisinya membelakangi kekasihnya itu.

Tangan Kirana kian mengerat memegang ponselnya seiring dengan dering panggilannya yang kian tidak dijawab.

"Halo."

Kirana menghela nafas ketika mendengar suara Ellbert menerima panggilannya di dering-dering terakhir. Wanita itu langsung menatap Tommy dengan penuh kemenangan. "Halo El," jawabnya penuh penekanan.

Tommy berusaha mengendalikan ekspresinya. Apa dugaannya salah?

"Bukankah kamu ada operasi? Kok bisa jawab?" lanjut Kirana seraya menyandarkan tubuhnya santai.

"Operasinya ditunda karena pasienku mengidap pneumonia. Maaf tidak memberitahumu. Aku takut kamu sudah makan sama temenmu."

Kirana mengangguk. Ia menoleh, menatap Ellbert yang berekspresi tak jauh dari dirinya. "It's okay. Kamu sedang apa El? Makan?"

"Aku baru aja memesan makanan."

Kirana kembali menatap Tommy yang berekspresi datar bahkan terlihat tidak tersentuh. "Sendiri?"

"Tidak. Aku sedang bersama seorang dokter residen. Dia seorang wanita, tapi rekanku yang lain akan menyusul. Tenang aja sweetheart."

Kirana tersenyum. Dan senyum itu semakin melebar saat matanya menangkap kedatangan beberapa orang yang kemudian duduk bersama Ellbert. Kekasihnya itu jujur.

"Kamu?"

Kirana otomatis kembali melirik Tommy. "Oh. Aku sedang makan bersama pasienku."

CEO Gila vs Psikiater Bar-Bar (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang