Chapter 11 : She is Not Her

104 35 21
                                    

Allena Varozzura kini tengah menjadi tawanan kelompok Demon, dia terkurung dalam Craigdarroch Castle yang sudah diberi portal kuat agar Allena tidak semudah itu untuk keluar dari sana. Masih dalam keadaan yang belum cukup pulih, Allena terduduk diatas ranjangnya sembari melamunkan sesuatu.

Ayah… Bunda… apa yang harus Allena lakukan? tanyanya dalam batin.

Seketika itu, pintu kamarnya terbuka dan muncullah sesosok pria tersenyum menyeringai melihat kondisi Allena yang tampak lemah.

“Bagaimana kondisimu, Allena? Apakah jauh membaik setelah diberikan ramuan?” tanya Byron sembari melangkahkan kakinya memasuki kamar.

“Aku jauh lebih baik saat kau tidak memasukkan racunmu dalam tubuhku!” sahut Allena geram.

Byron terkekeh kecil melihat responnya.
“Hey, disaat seperti ini. Kamu masih saja bersikap dingin dan menakutkan. Tenanglah, aku tidak akan menyakitimu lagi jika kamu mau mendengarkan apa yang akan aku katakan.”

Byron kemudian duduk di samping ranjang Allena, dengan tatapan sinis nan serius. Byron langsung memulai pembicaraannya. Dia berkata jika Allena mau ikut dalam rencana yang mereka buat, Allena akan bisa menjadi pemimpin terkuat bahkan dia juga bisa menjadi pemimpin dari semua pemimpin yang ada di kedua klan ini.

Dalam taktik ini, Byron ingin membuat Allena menjadi alat untuk bisa menguasai dunia, walaupun dia tidak akan menjadi seseorang terkuat setidaknya impiannya akan terpenuhi jika dia berhasil membuat Allena tergoda dan dengan senang hati akan ikut bersamanya.

Allena terdiam sejenak, selama hidup 18 tahun ini dia tidak pernah memikirkan hal sebesar itu. Namun, setelah Byron memberinya gambaran yang lebih luas jika dirinya mau menjadi bagian dari mereka, Allena tidak akan hanya mendapatkan gelar wanita terkuat tapi dia juga mengalahkan supreme-supreme terdahulu dan hanya dirinyalah yang paling terkuat diantara mereka.

Seakan bayi yang tergiurkan dengan susu manis, pikiran Allena mulai kacau. Dia bahkan sempat tersenyum smirk seakan menyukai ucapan Byron.

“Ini sangat menguntungkan, Allena. Aku yakin dalam hati kecilmu itu, kamu juga sangat menginginkannya, bukan?”

Allena menoleh kearah Byron dengan tatapan sinisnya sembari menaikan satu alisnya seakan menandakan bahwa dirinya mulai tertarik.

“Aku bisa membaca ekspresimu, Allena. Kamu sudah mulai tertarik dengan apa yang aku ucapkan. Benar begitu?” tanya Byron penasaran.

Allena terkekeh kecil disertai dengan anggukannya dan Byron yang melihatnya pun tersenyum puas karena dia berhasil memanipulasi pikiran Allena. Sebelum keluar dari kamar itu, Byron meminta Allena untuk datang ke ruangan rapat mereka satu jam kedepan, karena dia akan membicarakan sesuatu yang penting kepadanya beserta anggota kelompok Demon yang lainnya.

.
.
.
.

Sementara itu, tiga bersaudari telah merundingkan bahwasannya mereka harus segera mungkin membuat pintu portal agar bisa memasuki daerah klan vampire, akan tetapi rencana itu belum sepenuhnya disetujui oleh seluruh kelompok witches karena sebagaimana kita tahu kedua klan ini masih berseteru dan jika mereka masuk ke daerah klan vampire tanpa adanya izin dari sang pemimpin, maka itu akan menimbulkan kekacauan besar.

“Sial, apakah aku harus menghubungi Ainsley? Bagaimana jika dia menolak permintaan izinku?” tanya Verinn pada seluruh anggota kelompok klan witches.

Karena tidak ada jalan lain lagi, Verinn terpaksa harus meminta izin dari queen vampire dan jika masih tidak diizinkan dia rela berlutut dan memohon kepadanya. Percobaan pertama dimulai saat Verinn tengah memfokuskan batinnya untuk menghubungi Ainsley.

WITCHES & VAMPIRES: SAVING SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang