Sehari sebelum melakukan ritual Soul Sacrifice, Verinn lagi-lagi memimpikan mimpi yang sama namun ini jauh lebih kompleks tapi ada sebuah kejanggalan dalam mimpinya. Dia pun berkonsultasi dengan Reinna mengenai masalah mimpinya. Reinna meminta Verinn agar dia memberikan setetes darahnya untuk dia gunakan sebagai media dalam melakukan penyelidikan.
Hanya dengan setetes darah, Reinna mampu mengetahui segala hal yang ingi diketahui termasuk mimpi yang mungkin tidak akan bisa dilakukan oleh sembarangan orang. Setelah menunggu beberapa saat, Reinna terbatuk dan dihidungnya mengalir sedikit darah. Verinn yang khawatirpun segera memberikan kain untuk membersihkan hidungnya.
“Ada apa kak? Apakah ada sesuatu yang sangat membahayakan?” tanya Verinn menatap serius kakaknya.
Reinna mencoba menenangkan dirinya sembari terus mengusap darah yang mengalir dari hidungnya. “Kamu tahu? Mimpi yang baru-baru kamu mimpikan itu hanya sebuah optik belaka.”
Verinn mengerutkan dahinya disertai dengan kepalanya yang sedikit miring bingung dan belum paham dengan apa yang diucapkan oleh kakaknya.
“Kamu pasti tidak akan percaya dengan apa yang aku katakan. Tapi inilah kenyataannya, Verinn. Seseorang telah membuat optik belaka, seolah-olah mimpimu sudah ada yang mengaturnya. Jadi bisa ku simpulkan bahwa setelah Allena pergi dari pengawasan kita, seseorang itu telah memanipulasi mimpimu.” ungkap Reinna dengan jelas dan detail.
Verinn berdiri dari tempatnya memandang kearah sekitar sembari menggelengkan kepalanya merasa tidak percaya.
“Tidak mungkin, bagaimana bisa itu terjadi kak?”“Hanya satu kelompok yang bisa melakukan hal semacam itu, kamu pun sudah pasti tahu siapa mereka.”
Verinn membalikkan tubuhnya menatap Reinna yang tengah sibuk membersihkan darah yang mengalir dari hidungnya.
“Black Witch?”Reinna mengangguk kecil sebagai respon membenarkan ucapan Verinn. Iya, Black Witch entah sejak kapan mereka merencanakan hal ini namun saat kali pertama kelompok itu mendatangi Allena, Verinn sudah merasakan sesuatu yang aneh dalam tubuhnya, tapi pada saat itu dia hanya menganggapnya sebagai hal biasa.
Verinn yang disulut api kemarahan, seluruh benda dalam ruangan hancur dan berserakan dimana-mana, Reinna sudah berkali-kali memintanya untuk tenang, apadaya jikala dirinya tengah benar-benar marah dan emosi, tubuhnya tidak akan bisa dikontrol dengan mudah.
Kemarahan Verinn mengundang seluruh anggota Witches yang pada saat itu berada di Peleș Castle teralihkan, mereka dapat merasakan bahwa sang Supreme tengah dilanda kemarahan, satu-persatu mereka semua menghampiri ruangan yang tengah dihuni oleh Verinn dan Reinna.
Azzura yang berada diluar pintu terus-menerus menggedor dan berteriak menanyakan keadaan kedua kakaknya. Reinna membuka pintu itu dengan satu tangannya yang masih memegang kain dihidungnya.
“Kak Reinna? Apa yang…? Astaga, kak Verinn. Ada apa dengan kakak?”
Reinna kembali menutup pintu itu lalu menginstruksikan agar orang-orang yang sekarang tengah berkumpul di depan pintu mengikuti langkahnya menjauh dari ruangan itu.
Di ruangan paling depan Peleș Castle
Reinna memberitahukan perihal mimpi Verinn kepada semua anggota Witches yang ada pada saat itu. Azzura terkejut namun disisi lain dia merasa senang jika itu bukanlah mimpi sebenarnya, tapi Azzura jauh lebih tidak tenang dengan apa yang dikatakan kakak tertuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITCHES & VAMPIRES: SAVING SOUL
FantasySebuah ikatan yang sepatutnya tidak terjadi membuat kedua klan berseteru. Tidak hanya itu, dari ikatan tersebut melahirkan seorang putri cantik bernama Allena Varozzura. Karena perbuatan terlarang dari kedua orangtuanya. Allena yang tidak mampu meng...