Chapter 7 : Task of Sneaking Up

119 42 17
                                    

Rundingan kelompok Origin Moroi telah selesai, ketika Natalie ingin masuk dalam kamarnya sang kakak memanggilnya bahwa salah satu anggota kelompok Slave ingin menemui dirinya. Natalie pun sudah bisa menebaknya siapa yang ingin dia temui itu. Orang itu ialah istri dari Aleandro.

Natalie beserta Elie tengah membicarakan sesuatu di taman belakang. Disana Elie melaporkan sebuah informasi pada Master-nya bahwa kelompok Demon tengah merencanakan sesuatu yang sampai sekarang Elie belum mengetahui secara detailnya, walaupun begitu Natalie tetep menghargai usaha yang dilakukan Elie.

Natalie merasa semakin yakin jika Allena berada di Moszna Castle mungkin mengakibatkan beberapa konflik terutama untuk kelompok Demon yang terlihat sangat ingin menculik dan memanfaatkan kekuatan yang ada dalam tubuh Allena.

"Elie.. kau harus mencari tahu lebih dalam lagi. Jika perlu kau gunakan seluruh kekuatanmu untuk bisa menyelinap ke dalam De Haar Castle." jelasnya karena sudah sangat penasaran dengan apa yang ingin direncanakan oleh kelompok Demon.

"Apa maksudmu, saya boleh menggunakan kekuatan penghilang? Tapi jika ingin melakukan itu, saya harus lebih banyak meminum darahmu, Master-Natalie."

Natalie menoleh kearahnya lalu tanpa ragu dia melukai telapak tangannya dengan goresan yang cukup lebar, "Ini.. cepatlah. Setelah ini kau harus bergegas pergi."

Elie langsung menyergap tangan Natalie, dia menghisapnya penuh tenaga bahkan Natalie sedikit mengerang kesakitan akibat hisapan mulut Elie yang cukup kuat itu,
"Huh.. ternyata sudah cukup lama kau haus akan darahku." celoteh Natalie sembari menyeringai kecil. Setelah dirasa cukup, Elie pamit pada Master-nya.

Ficco Turner tengah mengunjungi Savoia Castle, dia datang kesana ingin menemui Briann yang telah menjadi anak buahnya setelah meminum darah Ficco. Karena Briann tidak kunjung mendatangainya, Ficco terpaksa harus bertindak cepat. Dalam sebuah ruangan tamu, Ficoo menatap Briann dengan penuh tanda tanya.

"Saya jauh-jauh datang kesini hanya untuk melihatmu berdiam saja?"

Mendengarnya Briann langsung menegakkan bahunya lalu memulai pembicaraannya karena dia tidak ingin membuat Master-nya bertambah tidak sabar dan mungkin akan menghukumnya.

"Sebelumnya saya minta maaf, Master. Karena tugas yang diberikan olehmu begitu berbahaya maka dari itu saya harus melakukannya secara hati-hati. Dan untuk rencana yang tengah direncanakan oleh kelompok Demon, saya belum pasti apa itu benar atau tidaknya."
Ficco mengerutkan dahinya bingung.

"Karena pendengaran saya tidak terlalu bagus dalam waktu dekat ini, saya hanya bisa mendengar beberapa kalimat saja dari pembicaraan mereka." lanjut Briann

Lalu Briann kembali menjelaskan bahwa dia hanya mendengar sebuah kalimat seperti, "Kita harus secepatnya menculik anak itu sebelum Black Witch mendahului kita!"

Walaupun hanya segitu, Ficco dapat memahaminya dengan cepat. Dia sangat yakin bahwa kelompok Demon pasti ingin menculik putri Aldevaro untuk mereka manfaatkan. Sebelum itu terjadi, Ficco menyuruhnya supaya mencari informasi lebih detail lagi. Entah itu waktu dan tempat mereka akan melakukan rencananya. Sebelum pergi, Briann mendapatkan sebuah satu kantong berisi darah Master-nya, dia pun secepat kilat meminumnya. Briann sangat membutuhkan darah Master-nya untuk mengobati dan menambah kekuatan dalam tubuhnya.

Sepulang dari Savoia Castle, Ficco melanjutkan perjalanannya untuk menemui sang pemimpin klan vampire. Tanpa membuang waktu, Ficco langsung menjelaskan semua yang telah dikatakan oleh Briann pada Aaric. Pemimpin klan vampire itu awalnya tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Ficco namun Ficco mencoba meyakinkan bahwa perkataannya itu ada benarnya.

WITCHES & VAMPIRES: SAVING SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang