Allena terus mencoba segala cara untuk menghancurkan perisai portal itu, sekalipun hanya sedikit retakan yang berhasil, setidaknya itu bisa membuat celah yang akan menjadi lebih besar saat dirinya mengerahkan seluruh kekuatannya.
Tubuh Allena semakin memudar, dan saat dia tengah menatap wajah Azzura, sebuah kilatan kecil yang berasal dari jantungnya. Dia bingung apa maksud dari kilatan cahaya itu, sesaat dia berpikir untuk memukul bagian jantung Ibundanya. Tapi jika dia melakukannya dengan sasaran dan perhitungan yang tepat maka itu bisa menjadi malapetaka untuknya.
"Aku tidak yakin untuk melakukannya, hikss. Jika aku melakukannya tapi melenceng sedikit saja, apakah semuanya akan berakhir? Hikss, Ayah.. Apa yang harus aku lakukan..???"
Sejenak Allena terpikirkan oleh bayangan kenangan saat dirinya sedang bersama Ayahnya.
"Dengarkan perkataan Ayah, jika di kemudian hari kamu dalam fase ragu yang sangat dalam. Kamu ikuti apa kata hati nuranimu dan kamu harus yakin untuk hal itu. Oke??"
Allena tersadar dari banyangan kenangan itu, sekali lagi dia menatap wajah Ibundanya penuh sendu dan penyesalan. Allena memejamkan matanya sembari menarik napasnya panjang, dia membuka matanya perlahan lalu memegang perisai portal itu walaupun dia merasakan rasa sakit yang dihasilkan olehnya.
"Walaupun kemungkinannya kecil atau bahkan tidak ada, aku harus mencobanya. Maafkan aku, Bunda.."
Kedua tangan Allena menghentakkan bagian perisai portal yang tepat dengan jantung Azzura. Seketika itu pula, perisai portal sedikit demi sedikit terbuka, sejalan dengan itu tubuh Allena semakin memudar karena efek waktu dan kekuatannya yang semakin terkuras.
Perisai itu telah hancur, secara bersamaan Azzura sadar dan segera mendekap tubuh putrinya yang mulai memudar.
"Oh tidak! Putriku! Bertahanlah sayang, kita akan keluar dari sini bersama-sama."Dengan sisa waktu yang dimiliki, Azzura menggendong putrinya berlari menuju pintu utama portal, saat sampai dihadapan pintu itu, dengan satu tangann dan mantarnya dia menghentakkan pintunya.
.
.
.
.Mereka berdua telah berhasil keluar dari dunia paralel, akan tetapi tubuh Allena masih membiru. Azzura berjalan terpincang-pincang mengampiri ruangan yang tengah digunakan Allena.
Semua orang yang berada disatu ruangan itu terkejut melihat Azzura. "Azzura, kamu se.."
Verinn mendekatinya dan ingin memeluknya, namun Azzura menepi menghindarinya."Minggirlah, Kak Verinn. Putriku sedang sekarat!" bentaknya.
Hati Verinn seakan kecewa mendengar bentakan adik sulungnya, walaupun begitu dia mesti memahami situasi sekarang.
"Allena-sayang, ayo bangun nak. Lihatlah, Bunda sudah kembali. Kamu harus kembali juga, nak. Hikss. Buka matamu, sayang.."
Tidak ada respon sama sekali dari tubuh Allena, seiring tubuhnya yang semakin membiru suhunay pun ikut menurun drastis. Melihat keadaan Allena yang makin memburuk, beberapa anggota Fairy meminta salah satu anggota kelompok Wizard untuk menggendong Allena membawanya masuk ke kamarnya.
Dan saat tubuh Allena sudah terbaring diatas ranjangnya, Fairy itu sesegera mungkin pergi ke Fairytale Town untuk mencari beberapa tumbuhan yang akan dibuat ramuan dan membantu menetralisirkan tubuh Allena.
Ramuan yang dibuat oleh anggota Fairy telah diminumkan pada Allena, namun prosesnya memanglah sangat lama. Mereka harus menunggu sekitar 1-2 hari untuk mengetahui apakah ramuan itu bereaksi atau tidak.Sementara itu, Anzyo tengah berjalan memasuki ruangan yang penuh dengan kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITCHES & VAMPIRES: SAVING SOUL
FantasySebuah ikatan yang sepatutnya tidak terjadi membuat kedua klan berseteru. Tidak hanya itu, dari ikatan tersebut melahirkan seorang putri cantik bernama Allena Varozzura. Karena perbuatan terlarang dari kedua orangtuanya. Allena yang tidak mampu meng...