Sabar itu nggak ada batasnya, begitu juga sesuatu yang bikin sabarnya kita diuji. Nggak Nana, nggak mamanya sama-sama bikin dia kudu menahan amarah. Kalau papanya sih jangan ditanya lagi.
Padahal Jerry nggak sadar aja, kalau nyatanya dia juga sering bikin orang kesel.
Nah, jadi kenapa kita bahas masalah sabar menyabar kali ini? Karena sekarang si Jerry lagi berusaha buat sabar sama mamanya.
Jerry hari ini libur kerja dan dia sama Nana mutusin buat ngunjungin rumah orang tua Jerry yang jaraknya nggak terlalu jauh dari rumah mereka. Mereka juga ngajakin keluarga yang lain buat datang trus ngadain makan siang sama-sama. Tapi karena takut bahan-bahannya nggak cukup, jadi mamanya Jerry minta anaknya itu buat nganterin dia ke pasar.
Hal yang bikin Jerry nggak nggak sabaran ngebonceng mamanya itu adalah karena dia nggak bisa ngebut. Di gas dikit aja mamanya udah histeris. Kena lobang sedikit histeris, nyalip motor aja histeris, dan.. dia males banget kalau di pasar itu biasanya mamanya papasan sama ibu-ibu trus mereka ngobrol, nggak jarang Jerry jadi objek pembicaraan mereka.
Tau sendiri lah, cowok ganteng gini pasti jadi pembicaraan.
Baru sekejap Jerry menghirup nafas lega setelah sampai di rumahnya yang adem, tapi seruan dari mamanya bikin dia berfirasat buruk.
"Aduh! Kan kita rencananya mau bikin kue kue-an ya nanti?"
Mama Tifa nanya ke mama Nana yang barusan lewat mau ke dapur.
"Iya, Ka."
Senyuman mamanya ke Jerry bikin dia berdecak, "Jerry capek, ma~"
"Jerry kayak anak kecil!" Celetuk Nana dari dalam dapur. Kali ini dapur Jerry di isi sama emak-emak, minus Nana yang entah kapan jadi emak juga.
"Lo aja Na beliin bahan kuenya."
"Sama Jerry juga, Nana yang bonceng, kok!"
Jerry mengangguk pasrah. Theo sama Leon yang juga ada di sini, lebih tepatnya nge-youtube di teras rumahnya. Emang nggak bisa di andalin.
Jerry berjalan lesu. Memang agak kurang percaya sih kalau Nana yang bonceng, tapi biarin aja dulu. Baru aja mau pasang sendal, si Jefry datang sendirian pakai motornya. Tau gitu dia nitip aja tadi sama Jefry.
"Eh, ada Theo nih!"
"Gue senior lu bangshit!"
Gile, belum turun dari motor si Jefry udah berniat memperpendek umur.
"Pas SMA emang gitu. Tapi lo kan sekarang udah berapa taun kuliah? Lima? Enam? Semoga aja di semester ke-14 lo bakalan lulus, ya."
"Bodo, lah." Setelah menatap Jefry lama, si Theo milih buat stay cool aja. Habisnya selama ini dia terlalu sering orasi, jadinya bosen.
Si Leon sih cuman ngakak aja dari tadi. Emang gitu dia mah. Seenaknya orang kaya aja ya.
***
"Na, kita di jalanan komplek loh bukan di jembatan Sirotol Mustaqim, jadi nggak perlu pelan gini amat. Di bawah nggak ada kawah neraka, kok."
Jerry heran aja, padahal minimarket yang mau mereka tuju jaraknya deket aja, depan kompleknya belok kiri udah sampe. Kadang Jerry jalan aja juga sampe kok kesana.
"Komplek di sini adem Jer banyak pohonnya. Nikmatin aja lah."
Kalau aja badannya Nana segede pak Sigit, si Jerry udah peluk trus tidur. Dia ngantuk banget soalnya. Cuma aja si Nana badannya kecil. Pegangan di pinggang Nana tuh rasanya kayak nggak bertumpu ke apa-apa. Bahkan sekarang Jerry nggak milih pegangan dan cuman bersedekap.
Iya, kayak pas nyapa tapi pake bahasa Thailand. Bersedekhaap! Hm, jangan anggap serius.
***
Sip, acara yang panjang hari ini selesai juga. Nana sama Jerry udah di kamar. Mereka udah ada di rumah sendiri, bukan lagi di rumah mama papa Jerry karena Jerry yang mau balik. Katanya takut disuruhin beberes di rumah mereka yang di pakai seharian.
Jerry sejak datang tadi udah tiduran aja sebelum setelahnya dia mandi biar seger. Nana baru tidur pas jam 10 karena sebelumnya dia main 'among us' yang lagi famous kembali teman-teman.
Sehabis mandi pun dia main lagi. Baju udah dia ganti pakai gaun tidur hitam dan rambutnya masih sedikit basah.
Duh, kalau Jerry lurus mah kemungkinan besar kalau liat Nana berpenampilan kayak sekarang, anak mereka bakal diberojolin 9 bulan mendatang. Tapi tidak semudah itu.
Mata Nana udah mulai berat dan mutusin bergabung sama Jerry ke atas ranjang. Nana nyingkirin guling yang dipeluk Jerry dan coba gantiin posisi gulingnya sama badan Nana.
Eung, jangan pikir macam-macam, ya. Nana cuman mau liat wajah Jerry, habisnya dia keliatan imut pas tidur.
Tangan Jerry narik badan Nana lebih dekat sampai wajah mereka sejajar. "Kenapa?" Tanya Jerry pelan. Mungkin. Setengah sadar, habisnya mata dia pun masih nggak kebuka.
Nana senyum tipis habis liatin wajahnya Jerry yang makin ganteng aja. Sebelok apapun Jerry, mau belok kanan, belok kiri, serong kanan, serong kiri. Tapi Nana nggak nyesel kok bisa jadi pendamping Jerry.
Nana menangkup wajah Jerry pakai tangan lentiknya. Kecupan di kedua mata, pipi, bibir sama lehernya bikin nyawa Jerry mulai tersadar. Saat nyawanya udah kekumpul, Tau-tau Nana udah berbalik membelakangi dia.
Jerry menyeringai, "nggak cocok Lo sok malu-malu gitu."
Jerry mengangkat badan Nana tanpa kesusahan untuk berada di atasnya. Sialan, Nana kan salting dan nggak tau musti liat kemana. Dan akhirnya, satu-satunya titik adalah pada bibir Jerry.
Jerry yang sadar langsung meraih tengkuk Nana dan mengecup bibir kenyal itu berkali-kali sampai pada akhirnya melibatkan permainan lidah.
Ini hal baru bagi Nana, dan.. mendebarkan. Menyenangkan juga, sampai dia tak perduli walau harus tersedak atau bagian bawahnya sudah basah. Astaga :)
Jerry menatap Nana setelah melepaskan bibir mereka. Istrinya sedikit tersentak dengan bibir membengkak dan wajah berkeringat yang memerah. Dia seksi dan imut, apalagi dengan gaun tidur hitam yang kekurangan kain.
Nana melenguh saat Jerry mengusap bibir mengkilapnya dengan perlahan. Merasa puas saat Jerry mengecupnya lagi dan beralih ke lehernya.
Tangan Jerry yang terasa dingin menurunkan sebelah tali gaunnya dan tekstur kasar lidah terasa jelas menyusuri bahu dan menuju dadanya. Tentunya, hal itu membuat Nana tak bisa untuk tidak mengeluarkan suara yang membuatnya malu. Apalagi, rasa malunya mungkin lebih hebat saat terbangun besok pagi.
***
Istighfar teman :)
Padahal baru segini doang tapi aku ngerasa berdosa banget. Kalian jangan solimi :)
YOU ARE READING
Ganteng Tapi Belok | Nomin GS ✓
FanfictionTentang si belok dan si wibu; kehidupan kuliah, karir, percintaan juga kekeluargaan yang dicampur aduk menjadi cerita ala kadarnya. Semoga bisa mewarnai hari kalian dan maapkeun atas segala kekurangan 😚 [Nomin GS] [Markmin Siblings] . . . GS for J...