Habis kuliah, terbitlah kerja yang lebih ekstra. Jerry sudah menyelesaikan kuliah beberapa tahun yang lalu. Pekerjaan sebagai dokter juga sukses dia gaet tanpa menyingkirkan eksistensinya sebagai model.
Wajah Jerry masih sama kok kayak pas masih maba dulu. Nana nggak pernah biarin kumis Jerry tumbuh lebih panjang biar suaminya itu tetap kelihatan muda di umurnya yang udah di penghujung 20an a.k.a hampir kepala tiga, sama kayak Nana. Nggak tua banget sih sebenernya.
Beban di pundaknya serasa menghilang begitu lihat pemandangan di ruang tv. Anak lelakinya yang sudah berumur 7 tahun itu benar-benar mirip Jerry waktu kecil. Selain wajah, kegemaran pun hampir sama.
"Papa pulang~"
Jonas mendongak dan tersenyum lebar. Ketimbang memeluk papanya, dia lebih memilih menunggu orang itu mendekat karena puzzle-nya lebih penting.
"Papa jadi beli sepeda rakit?" Tanya bocah delapan tahun itu. Jerry mengangguk sehabis memeluk dan mengecup pucuk kepala Jonas.
"Kenapa emangnya?" Tanya Jerry penasaran. Papa muda itu melepas jas dokternya dan duduk di lengan sofa, menunggu jawaban.
"Nanti aku mau coba rakit, ya. Boleh?" Mata sipit itu menatapnya penuh harap.
"Boleh banget, kok." Jerry mengacak rambut Jonas gemas. Bersyukur anaknya nggak nakal. Kayaknya didikan mereka berhasil. Tapi, seiring pertumbuhannya nanti, pasti ada banyak hal-hal dan pengaruh dari luar yang nggak bisa dibendung dan Jerry mengalami itu. Tapi Jerry berharap karena pengalamannya itu dia bisa mendidik anak lebih baik ketimbang si Pak Dores.
"Mama mana?"
"Ke ATM."
"Oh, oke. Papa mau mandi dulu."
Pas Jerry masih di tangga mau ke lantai atas, Jonas keinget sesuatu dan bikin Jerry naikin alisnya heran.
"Tadi nama senyum terus Jonas jadi ngeri."
"Orang yang mau narik uang emang gitu."
***
Mata Jonas berbinar ketika mamanya pulang tanpa tangan kosong. Ternyata mamanya juga ke minimarket buat ngisi kulkasnya.
"Ma, Jonas mau yoghurt dong. Masih dingin kan?"
"Masih, kok. Nih."
Nana menaruh yoghurt di atas meja. Senyum merekah melihat anaknya yang kelihatan senang.
"Papa udah lama pulangnya?"
"Nggak lama abis mama berangkat papa pulang."
"Oke deh, unyunyunyuuu lucu bangettt." Habis mencubiti pipi Jonas, Nana langusung ke dapur buat ngisi kulkas dan langsung tancap gas ke kamar. Ngambil hp.
Jerry ngeringin rambutnya pakai handuk menghadap ke pintu balkon yang terbuka. Nggak perlu pengering rambut deh, males.
Pintu kamar terbuka, menampilkan Nana dengan wajah cerianya. Jerry di sana mau nggak mau juga ketularan senyumnya.
"Kenapa sih, sayang?"
Nana bersorak dalam hati. Lama-lama Jerry jadi makin manis juga, udah ikhlas manggil dia sayang. Dulu aja mereka pas awal nikah si Jerry masih pake lo-gue.
"Nanti kan ada arisan di rumah mama sore Jumat. Nah trus Sabtu-Minggu mereka minta Jonas buat nginep."
"Emang dia mau?"
"Nanti papa katanya mau iming-imingi sama sama gundam rakitan."
"Truss?"
"Trus papa nyuruh kita buat manfaatin waktu buat liburan. Kita udah sering liburan sama Jonas."
YOU ARE READING
Ganteng Tapi Belok | Nomin GS ✓
FanfictionTentang si belok dan si wibu; kehidupan kuliah, karir, percintaan juga kekeluargaan yang dicampur aduk menjadi cerita ala kadarnya. Semoga bisa mewarnai hari kalian dan maapkeun atas segala kekurangan 😚 [Nomin GS] [Markmin Siblings] . . . GS for J...