"Saya ke mari hanya ingin meli-"
"Melihatku, 'kan? Pasti rindu," sahut Jason kepedean.
"Melihat berkas perjanjian Jacob denganmu." Bersedekap, Sqarr tampak tidak peduli.
Jason cengengesan. "Katakan, 'I love you.' Please," pintanya.
"I love me too, hurry up!" ketua Sqarr mendahului masuk ke ruang kerja milik Jason.
Menghela napas, Jason segera menggeledah loker dan lemari. Ia mencari surat perjanjian yang menyatakan bahwa harus berpura-pura pacaran demi menjaga Sqarr.
Sembari menunggu, Sqarr melihat isi salah satu buku milik Jason. Tulisan yang cukup rapi dalam penjabaran laba dan diagram pemasukan tiap bulannya.
"Mau belajar berbisnis?"
Sungguh mengejutkan Sqarr hingga mengepalkan tangan dan hampir melayangkan pukulan.
"Jangan mengejutkan lagi! Aku tidak suka kejutan dalam bentuk apapun," tukas Sqarr kembali bersikap dingin.
"Aku? Wah! Akhirnya kamu mulai menggunakan aku-kamu. Maaf lama, ini surat perjanjiannya. Tertulis dalam bahasa Italia pada surat yang asli. Kemudian-"
"Kamu tidak terlalu bisa bahasa Italia. Akhirnya menduplikatkan sekaligus menerjemahkan dengan bantuan orang lain. Artinya, kamu membagi rahasiamu pada orang yang tidak ada sangkut pautnya dalam urusan ini. Bukankah itu melanggar kesepakatan? Saya tidak percaya, Jacob memilihmu sebagai pacar bohongan adik tercintanya. It's impossible!" cerocos Sqarr menceramahi Jason yang merasa takjub.
"Haruskah aku melakukan kesalahan dahulu, agar bisa kamu nasihati sepanjang ini? I'm really happy, but ... tenang saja. Dia ada di ruang tamu, namanya-"
"I don't care anymore." Sqarr kembali berkutat dengan berkas di hadapannya.
Jason tersenyum meski tidak sekalipun dilihat Sqarr. Ia mengangguk dan beranjak ke luar.
"Thanks and i'm sorry," gumam Sqarr berhasil menghentikan langkah Jason.
"Sure, temui aku di ruang tamu jika sudah selesai. Kemudian, jika ada sesuatu yang ingin dibawa, silakan ambil saja. Jacob mencintaimu lebih dari dirinya sendiri and ... me too," timpal Jason menoleh sebentar pada Sqarr yang menatapnya sedikit bersalah.
***
Jason duduk tak bersemangat pada sofa berwarna cokelat kehitaman.
"I love her, but she doesn't. Rumit," keluhnya menatap lantai.
"You like me, jauh dari Indonesia membuatku berpikir bahwa aku benar-benar mencintainya. Sebetulnya tidak masalah jika berbeda negara. Namun, yang menyiksa adalah berbeda kepemilikan hati." Pemuda di sebelah Jason menepuk pundaknya, memberi semangat bahwa ia tidak sendirian.
"Triangle love, huh? Who is she? Maybe, aku bisa membantu."
"You'll know later, bro."
***
Terik matahari sungguh menyengat kulit. Jason yang mengeluh ketika Sqarr meminta bertemu pada pukul dua siang. Tidak ingin mengendarai mobil, Jason nekat menggunakan motor meski kepanasan menjadi risikonya. Motor berwarna hijau telah menemani perjalanan Jason selama kurang lebih tiga tahun. Dengan motor saja bisa setia, apalagi pasangan?
Ckiit!
"Fuh." Jason segera turun dan melepas helm seusai memarkirkan motornya.
Kring!
KAMU SEDANG MEMBACA
I am (not) okay [Tamat]
Teen Fiction"Kode Almond satu!" titah Sqarr pada beberapa pria berbadan besar di seberang telepon. Sqarr memberi nama Kode Almond satu, karena perintahnya harus diutamakan dalam tempo sesingkat-singkatnya. Dua pemuda yang mencari ulah tadi sudah terkapar bers...