6.1 : Say Love

581 86 27
                                    

Episode kali ini mungkin bakalan bikin kalian mesem-mesen dikit, aku harap kalian suka. Kalo suka cobalah untuk slalu vote setiap babnya kalo bisa komen juga di part mana kalian suka atau menemukan typo. Kadang komentar kalian yang indah akan jadi sumber kekuatan untuk Autor.

Terimakasih 🙏🏻🥰💚💙❤

*****
🤴👸

Udara puncak malam itu sangat dingin, di tambah sisa tetesan air hujan masih berjatuhan dari atas dadaunan dan juga atap rumah. Bahkan, jalanan juga masih basah sisa-sisa genangan air. Tapi anehnya, puncak malam ini begitu sangat ramai oleh kendaraan dan orang-orang yang lalu lalang atau sekedar nongkrong-nongkrong di pinggir jalan dan lesehan. Mungkin karna ini malam minggu, jadi orang-orang menghabiskan akhir pekannya dengan berlibur ke puncak.

Hampir pertengahan malam, lebih tepatnya pukul sebelas malam Yuki dan Steven sekarang sudah berada di sebuah angkringan yang menyediakan makanan khas puncak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hampir pertengahan malam, lebih tepatnya pukul sebelas malam Yuki dan Steven sekarang sudah berada di sebuah angkringan yang menyediakan makanan khas puncak. biasanya orang-orang memilih bandrek, susu jahe, roti bakar, kacang atau jagung rebus untuk mengisi perut yang keroncongan. Begitu juga dengan Yuki dan Steven.

Butuh proses panjang untuk mereka sampai ke titik ini, dari terjadinya kebakaran kecil di atas wajan saat memasak ayam goreng, dan itu semua tidak lepas dari ulah Yuki karna tak biasa masak dan malah asik main handphone.

Dengan sangat terpaksa akhirnya Steven mengajak Yuki untuk makan di luar, itupun karna takut anak orang akan mati kelaparan. Belum cukup sampai situ, Yuki kembali membuat drama setelah Steven memilih memakai motor bebek sebagai kendaraan mereka.

"Jalan kaki atau naik motor ini."
Sebuah tawaran yang terkesan memaksa untuk Yuki. Dan akhirnya Yuki memilih menaiki motor bebek yang terbilang kuno.

Sepanjang perjalanan Yuki hanya menggerutu kesal sembari menyilangkan tangannya di atas dada.

"Pegangan, kalo jatoh gue gak mau tanggung jawab. Gue yakin, pasti lo kedinginan juga,kan?"

"Gue emang kedinginan, malah banget. Tapi gue ogah meluk lo," batin Yuki di barengi sebuah mobil yang melaju cepat dan hampir saja membuat motor yang dikendarai Steven terjatuh. Dan saat itu juga Yuki memeluk erat tubuh Steven dari arah belakang.

"Brengsek lo," teriak Steven tak terima pada mobil tersebut yang sudah menjauh hampir hilang dari penglihatannya.

Steven pun langsung menghentikan motornya dan menoleh ke arah Yuki setelahnya.

"Lo gak papa?" Tanya Steven.

"Gue gak apa-apa, cuma kaget,"

"Mau balik apa gimana?" Steven kembali bertanya.

"Udah setengah jalan begini masa pulang. perut gue udah laper banget," jawab Yuki dengan nada yang lebih kalem.

Setelah mendapat jawaban dari Yuki, akhirnya Steven kembali melajukan motornya.

Dan sampailah pada titik pertama, yaitu dimana Steven dan Yuki sedang duduk di sebuah angkringam menunggu makanan yang sudah di pesan.

Dan sampailah pada titik pertama, yaitu dimana Steven dan Yuki sedang duduk di sebuah angkringam menunggu makanan yang sudah di pesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo pasti puas ngerjain gue malam-malam begini," ucap Steven.

"Lo juga pasti puas, karna udah ngerjain gue naik motor butut lo di cuaca dingin seperti ini," jawab Yuki mengulum senyuman kemenangan, Dengan tatapan yang tak biasanya.

Begitu juga Steven yang membalas senyumannya sembari menatap Yuki.

Di sela obrolan mereka tiba-tiba seorang anak muda datang menghampiri mereka dengan membawa nampan berisi susu jahe, bandrek, dan juga roti bakar di atasnya.

"Lo tau gak, ini pertama kalinya gue ke puncak malam-malam gini sama cowo berdua, biasanya gue berempat kesini sama temen-temen gue. Tapi gak pernah sampe makan-makanan kaya begini," ucap Yuki sembari meneguk perlahan susu jahe di tangannya.

"Gue seneng banget sekarang. Rasanya udah lama banget gak menghirup udara sesegar ini," sambung Yuki.

Steven terdiam seolah terhipnotis oleh kecantikan Yuki yang luar biasa dan apa adanya saat itu, pasalnya Steven juga tidak pernah melihat Yuki tersenyum sumringah seperti itu. Di tambah ia juga tidak pernah makan di tongkrongan model gubuk bersama cewe.
Biasanya perempuan yang dia kenal suka menolak saat ia ajak ketempat seperti ini, dan memilih makan di restoran mewah dan mahal.

"Ternyata bikin lo bahagia gampang, yah!"

Yuki melirik ke arah Steven dan kembali tersenyum.

"Maafin gue karna udah ngerepotin hidup lo," ucap Yuki tulus.

"Maafin gue juga karna udah bikin lo kesel."

"Lo itu ganteng sebenernya kalo lagi baik gini, tapi...."

"Tapi apa?"

"Tapi banyak nyebelinnya," jawab Yuki dengan candaan.

Steven kembali tersenyum dibuatnya. Tapi entah kenapa senyuman Yuki mengingatkanya pada sosok perempuan yang berarti dalam hidupnya, sontak membuat Steven merenung sejenak.

"Gak usah bengong begitu, gue tau kalo gue itu emang cantik," ucap Yuki yang memecahkan lamunan Steven.

"Ge'er banget si loh," jawab Steven menyangkal.

"Bodo amat, tapi gue emang cantik."

"Nanti kita coba lagi yah, buat bujuk nyokap lo." Ucap Steven seolah mengalihkan obrolannya.

Yukipun menganguk singkat, sembari menyantap roti bakar yang mulai mendingin.

TBC
🎍🎍🎍

Unexpected marriage [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang