6.3 : Say Love

551 77 43
                                    


"Gue minta maaf, tadi itu beneran bercanda. Maafin gue karena udah bercandain lo di waktu yang gak tepat, sekali lagi gue minta maaf."

Steven bener-bener menyesali apa yang di ucapkannya, berkali-kali dirinya mengulang kata maaf, berharap Yuki mau memaafkannya kesalahan yang ia perbuat namun Yuki benar-benar tak menggubris ucapan Steven, ia memilih untuk kembali berjalan dan mengambil ponselnya yang berada di saku untuk menghubungi Yuda.
Namun Steven mencoba menghalangi dan meraih ponsel Yuki dengan cepat. Seketika saja Steven langsung mendekap tubuh Yuki dalam pelukannya.

"Maafin gue ki, gue gak bermaksud nyakitin perasaan dan hati lo," bujuk Steven memohon saat memeluk Yuki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maafin gue ki, gue gak bermaksud nyakitin perasaan dan hati lo," bujuk Steven memohon saat memeluk Yuki.

Yuki terdiam tanpa membalas ucapan Steven dan memilih melepaskan pelukannya.

Ngapain minta maaf, lo gak salah. Gue yang harusnya sadar diri."

Ucapan Yuki bener-bener mengalihkan pandangan Steven, dan kini merekapun. saling menatap satu sama lain.

Tanpa berfikir panjang, dan basa basi, Steven kembali mendekap tubuh Yuki ke dalam pelukannya.

Tanpa berfikir panjang, dan basa basi, Steven kembali mendekap tubuh Yuki ke dalam pelukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gue pengen lo tetap Stay di rumah gue. Rasanya sulit di percaya, tapi gue harus jujur sama lo kalo gue udah jatuh cinta sama sosok lo yang apa adanya. Ini emang bener-bener aneh, tapi gue gak punya alasan untuk tidak jatuh cinta sama lo ki. Gue pengen lo sama gue nyoba menjalani hubungan ini," ucap Steven penuh dengan pengharapan.

"Entah dari kapan gue jadi budak cinta seorang perempuan, tapi yang pasti tuhan punya alasan tersendiri kenapa kirim Yuki dalam kehidupan gue," batin Steven.

"Lo sama aja ternyata kaya cowo lain, baru kenal langsung bilang cinta, basi tau gak kata-kata lo."
Yuki mencoba menyangkal ucapan Steven, mesti dirinya juga heran dengan apa yang di ucapkan Steven pada dirinya. Meski di dalam lubuk hati Yuki merasa bingung dan bertanya-tanya dengan maksud tan tujuan Steven sampe bicara seperti itu.

Yukipun akhirnya mencoba melepaskan pelukan Steven. Tapi sayangnya Steven enggan melepaskan pelukannya dan malah mempererat.

"Lepasin...! Atau gue akan teriak," perintah Yuki meronta.

"Teriak aja, orang lain gak akan ada yang peduli. Lagian kamu istri saya!"

"Sejak kapan dia manggil gue dengan sebutan kamu, dan elo dengan sebuatan saya," batin Yiki heran.

"Mau lo apa sekarang?" tanya Yuki

Perlahan Steven melepaskan pelukannya, lalu meraih kedua tangan Yuki dan menggenggamnya. Sampai akhirnya jari jemari mereka saling bersanding satu sama lain.

"Mau saya, kamu tetap tinggal disini, bersama saya, tolong jangan pergi!"
pinta Steven sembari menatap wajah cantik Yuki yang kini mulai dibasahi air hujan.

Yuki terdiam, dan membalas tatapan Steven yang kini sedang menatapnya sendu. Mencoba mencerna setiap kata yang di ucapkan Steven pada dirinya.

Sedangkan Steven mencoba mengusap wajah Yuki yang di basahi air hujan dengan begitu lembut.

"Yuki!" Seru Steven memecahkan lamunan dirinya.

"Tidak ada pilihan, satu-satunya orang yang bisa bantu jelasin ke mamah cuma dia," batin Yuki kembali menatap Steven.

"Gimana?" Tanya Steven memastikan. Dan di susul anggukan Yuki.

"Itu artinya kita sepakat untuk mencoba hubungan ini?"

"Hmm," jawabnya di sertakan anggukkan.
Seketika wajah Steven pun berubah menjadi sumringah dan bertindak petakilan. Dan langsung memeluk Yuki.

"Gue dingin, pengen pulang!" pinta Yuki merajuk.

"Iya kita pulang sekarang," jawab Steven melepaskan pelukannya.

**

Dengan suasana hati yang jauh lebih baik dari sebelumnya, Yuki dan Steven akhirnya memilih langsung pulang bersama motor bebek tuanya dan dalam keadaan yang sudah basah kuyup.

"Katanya dingin," sarkas Steven seraya menarik pergelangan tangan Yuki untuk di lingkarkan ke pingganya.

"Jangan di lepas kalo kedinginan," sambung Steven memperhatikan Yuki dari balik kaca spion yang mengarah pada dirinya.

Belum sampai ke Vila, motor yang Steven kendarai malah mogok di tengah jalan. Membuat Yuki dan Steven berdecih kesal karna harus mendorongnya. Mengingat bengkel sudah pada tutup.

"Kejadian juga kan," sarkas Yuki

Stevenpun merangkul Yuki dan tersenyum.
"Mungkin motornya sengaja mogok biar kita bisa berlama-lama berduaan."

Tanpa di duga-duga Yuki langsung menginjak kaki Steven dengan begitu kencang sampaj akhirnya Steven menjerit kesakitan atas apa yang di lakukan Yuki padanya.

"Jangan macam-macam, apa enaknya berduaan di pinggir jalan begini," ucap Yuki tak terima.

"So sweet tau, Dilan aja sama Milea hujan-hujanan di atas motor."

Yuki tertawa berbahak-bahak setelah mendengar ucapan Steven, lalu tawanya terhenti seketika dengan ekspresi datar dan membidik ke arah Steven yang merasa heran.
"Kamu bilang ini Sweet? Yang bener aja. Ini sih bukan Sweet namanya, tapi APES."

Steven menggaruk kepalanya, dan tersenyum lebar.

"Cepetan pesen Taxi online, atau ojek. motornya tinggal aja disini, please!" Ucap Yuki memohon dan sertakan anggukan Steven karna tak bisa menolak permintaan Yuki. Bagaimana tidak Yuki memohon dengan ekspresi imut dan menggemaskan. Tentunya sikap Yuki membuat Steven bingung karna sulit untuk di tebak, dan cepet berubah-rubah. Baginya Yuki wanita yang langka, mampu membuatnya tersenyum dan jatuh hati dalam waktu singkat setelah sekian lama.

Kalo nemu kata yang typo atau gak nyambung tolong di maafkan dan silahkan di komen di paragrafnya. Terimakasih
❣❣
🎍

Unexpected marriage [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang