8.2 : I'm coming for you

422 66 20
                                    

🎍🎍🎍

Siang ini Steven melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju Jakarta. Dengan perasaan yang begitu bahagia, Steven menyetir dengan penuh semangat. Itupun karna akan bertemu Yuki.

Di perjalanan tiba-tiba handphone Steven berdering. Steven yang saat itu sudah terpasang earphone di telinganyapun langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Sayang... kamu jadikan ke rumah mamah?"

Steven tersenyum saat mendengar ibunya terus menanyakan hal yang sama sedari tadi.

"Tentu mah. Sudah berapa kali Steven bilang sama mamah kalo Steven bakalan pulang.

"Sayang Are you okay?" Tanya mamah Elis seolah merasakan keanehan dalam diri anaknya yang tak biasa.

"I'm okay mah...! Emang ada apa denganku?"

"Hanya sedikit berbeda, tapi berbedanya kali ini ke arah baik."

"Maksud mamah?"

"Yaa... seperti sedang jatuh cinta!" seru mamah Elis

Steven tertawa berbahak-bahak ketika mendengar ibunya bicara seperti itu.

"Sudahlah mah, jangan meledek anak mamah seperti itu."

"Mamah tidah meledek kamu. Tapi mamah bicara sesuai fakta."

"Okey, okey, aku tau kalo ibu satu ini ucapannya memang selalu benar," sarkas Steven disertakan senyuman.

"Sebaiknya sekarang mamah siapin makanan kesukaan Steven, karna Steven sebentar lagi sampai."

***

Pertempuran dengan alat masakpun akhirnya berakhir di dapur yang cukup besar itu. Mamah Elis menyiapkan beberapa menu kesukaan Steven untuk di hidangkan ke anak kesayangannya tersebut.

Tidak butuh waktu lama untuk mamah Elis menyiapkan makanan kesukaan Steven, sampai akhirnya suara klakson dari teras depan terdengar jelas, menandakan bahwa anak semata wayangnya sudah sampai.

"Biar saya yang buka bi!"

Perintah mamah Elis yang mencoba menghentikan langkah kaki asisten rumah tangganya yang mencoba membukakan pintu.

Steven yang saat itu sudah keluar dari mobilpun bergegas menghampiri ibunya yang baru ke luar dari rumah untuk menyambutnya.

"Gimana sayang, apa jalanan macet?" tanya mamah Elis memeluk Steven singkat.

"Tidak begitu macet mah."

Steven menggandeng ibunya dan berjalan memasuki rumah.

Baru saja Steven dan mamah Elis masuk ke dalam rumah, tiba-tiba saja terdengar suara dehaman beberapa kali. Suara tersebutpun membuat Steven mengalihkan pandangannya dalam seketika.

Perempuan kisaran 70 tahunan yang duduk di atas kursi roda menatap tajam Steven, yang tak lain adalah nenek Steven.

Steven memiringkan kepalanya dan tersenyum sedangkan nenek Steven membuka lebar kedua tangannya seolah-olah ingin dipeluk cucunya.

"Steven kangen banget sama nenek," ucap Steven saat berada dalam pelukan neneknya.

Neneknya yang mendengar ucapan Stevenpun langsung melepaskan pelukan cucunya dan memukuli tubuh Steven dengan kipas yang selalu ia bawa kemana-mana.

"Ampun nek, ampun!"

Steven meringis kesakitan dan mencoba menghindar dari pukulan neneknya.

"Dasar anak bodoh, nakal, cucu durhaka, tidak tau malu."

Makian nenek Steven membuat mamah Elis hanya bisa mengulum senyuman dari kejahuan.

Steven yang saat itu terus dipukuli langsung berlari ke arah belakang neneknya dan memeluk kembali.

"Steven minta maaf yah nek, karna jarang pulang kesini." Steven merujuk.

Nenek Steven tersenyum sembari mengusap kepala cucu kesayangannya. Tak cukup sampe disitu neneknya kembali marah-marah karna tidak membawa perempuan yang sedari kemarin di ceritakan mamah Elis. Membuat Steven menceritakan secara detail kejadian yang terjadi dan yang menimpa dirinya.

Waktu terus berjalan sampai akhirnya jam sudah menunjukkan pukul 5:30 sore hari.

Steven yang sudah mempunya janji dengan Gitapun langsung pergi untuk menemuinya sesegera mungkin ke alamat yang sudah Gita kirim sebelumnya, yaitu cafe yang tak jauh dari tempat pameran berlangsung.

Steven sampe di tempat tersebut sebelum Gita, membuat Steven harus menunggu beberapa saat, sampe akhirnya Gita datang dengan lelaki yang belum Steven lihat sebelumnya, yaitu pak Joni.

Mereka yang baru bertemupun saling sapa satu sama lain

Tak lupa Gita mengenalkan pak Joni pada Steven, dan bilang bahwa pak Joni adalah atasan Gita dan Yuki dan ia ingin ikut serta bersama mereka, dengan alasan ingin kut menjenguk Yuki yang sedang sakit.

"Kamu ikutin mobil pak Joni aja yah," perintah Gita yang di balas anggukan dari Steven.

Gita bergegas masuk dalan mobil, begitu juga Steven yang masuk ke dalam mobilnya sendiri.

Tbc
Jangan lupa untuk slalu Vote ⭐ di pojok kiri bawah dan tentunya komen.
Terimakasih
🙏🏻🙏🏻❣❣❣

Terimakasih 🙏🏻🙏🏻❣❣❣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Unexpected marriage [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang