5. Kecewa

33 11 5
                                    

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Selamat membaca..🤗

👑 👑 👑

Ali membaringkan tubuhnya di kasur, ia menatap langit- langit kamar memikirkan kenapa Dinda masih belum membalas pesannya, rasanya percuma jika ia bertanya pada Nashwal, pasti tidak akan dijawab. "apa gue ke rumah nya aja ya?" tanya nya pada diri sendiri. Ia pun bergegas mengambil jaket di belakang pintu, ia menyalakan motornya menuju rumah Dinda "Ali kamu mau kemana?" tanya Sarah, ibunda Ali.

"Ke rumah temen ma, Ali pamit, Assalamu'alaikum" Jawab Ali buru- buru, Ali belum pernah memberitahukan ibu nya mengenai Dinda.

"Wa'alaikumussalam.. Tumben seburu-buru itu, dasar perjaka" Ucap ibunya sambil mengembangkan senyumnya.

Tiba- tiba Ali meraskan rintik hujan membahasi helm nya, ia tidak peduli akan basah kuyup bajunya, ia terus melajukan motornya sebelum hujan semakin deras.

👑 👑 👑

Nashwa sedang ada di minimarket dekat rumahnya, ia memilih makanan untuk persiapan bergadang dengan Dinda malam ini, bukan bergadang demi menonton drakor, tapi menonton film yang baru saja keluar di vidio. Ia memilih beberapa snack, minuman, dan.. Beberapa barang yang ia butuhkan, kebetulan bulan ini ia baru datang bulan, ia berjalan menuju rak pembalut, tiba- tiba ia bertemu dengan.. "kak Arga" batin Nashwa, Arga tersenyum ke arah Nashwa "please Gue malu banget tolongg, ke gep sama doi lagi di rak ini" Nashwa terkejut karena Arga menghampirinya "Na, lagi belanja bulanan?"

"Eh ngga kak, cuma nyari snack aja buat cemilan di rumah"

Arga menaikkan sebelah alisnya lalu mengangguk mengerti "Dinda ada di rumah? Kebetulan aku ada perlu sama dia"

Nashwa menelan ludahnya susah, lagi- lagi Arga menanyakan Dinda "Ada kak, main aja ke rumah, lagi ada budhe juga.."

"eh lanjut ngobrol di depan aja sambil nunggu hujan reda"

"iya kak, permisi aku mau bayar dulu"

Saat Nashwa mengambil belanjaannya, tidak disangka Arga membayar belanjaannya. "eh gausah kak, aku aja uang bayar"

"udah gak papa, sekali- sekali traktir kamu"

"tapi belanjaan aku terlalu banyak"

"gak papa Nashwa.." Sahut Arga dengan senyum tulusnya.

Arga dan Nashwa duduk di depan minimarket dengan ditemani dua cup kopi hangat. Sungguh, rasanya Nashwa ingin berloncat ria seperti anak kecil, untuk pertama kalinya ia menunggu hujan reda ditemani Arga.

"kamu, sejak kapan tinggal sama Dinda?" tanya Arga memecah keheningan.

Nashwa yang sejak tadi menatap derasnya hujan menoleh ke Arga "eumm sebenernya dari masih kecil, tapi pas kelas 5 sd kak Dinda pindah ke Jakarta, kelas tujuh baru deh serumah lagi sama kak Dinda.."

"kamu lucu banget si"

Deg. Siapapun yang ada disini tolong Nashwa, ia masih tidak percaya Arga baru saja bilang dirinya lucu. "H-hah? Kenapa?"

"lucu, kamu lucu jawab nya.. kok gugup gitu si?"

"hah ngga deh, biasa aja" Jawab Nashwa dengan nada masih gugup. "gimana gak gugup woyy, yang ada di depan gue ini Argaa, sumpah gue gak berani natap dia.."

Untuk RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang