6. Untuk Raja

24 9 0
                                    

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Selamat membaca..🤗

Lebih baik kehilangan orang yang gue suka daripada kehilangan sahabat

👑 👑 👑

"gue balik duluan Na"

"Ali.." Nashwa langsung mengikuti Ali menuju motornya, karena Ali tidak menyahut panggilan Nashwa, akhirnya Nashwa berlari hingga tepat disamping motor Ali. "Ali stop"

"Lo ngapain si, kalau gue ga sengaja nabrak lo gimana?"

"Al lo marah sama gue?" tanya Nashwa lirih.

"jadi ini alesan lo dari tadi nahan gue buat ketemu Dinda?" tanya Ali ketus.

"Ali.. Maafin gue.." Jujur sebenarnya Ali tidak tega melihat Nashwa seperti ini, tapi Nashwa sudah membuatnya kecewa.

"balik gih" Titah Ali.

"..." Nashwa masih menundukan kepalanya.

"minggir, lo mau gue serempet?" Kata- kata Ali sangat menyayat hati Nashwa, ini pertama kalinya Ali membentak Nashwa. Akhirnya Nashwa kembali ke rumahnya, motor Ali melaju cepat, Nashwa khawatir Ali tidak fokus mengendarai motornya.

Sampai di rumah Nashwa melihat Dinda yang masih berada di teras rumah, Dinda langsung memeluk Nashwa. "Maafin aku Na, gara- gara aku kamu kena imbasnya, aku janji aku akan jelasin semuanya ke Ali"

"iya gapapa kok, kak Dinda tenang aja..", sebelum memasuki rumah, Nashwa menatap Arga kecewa, kenapa tadi Arga tidak bertindak sama sekali, seharusnya sebagai laki- laki ia harus bertanggung jawab, "kak Arga ikut ngejelasin juga ke Ali?"

"Ali temen nongkrong aku, dia pasti ngerti, nanti malem aku mau jelasin ke dia"

Tanpa permisi Nashwa masuk ke dalam, ia menangis di halaman belakang, karena jika ia menangis di kamar pasti akan ketahuan oleh Dinda. Batinnya merasa kenapa ia lebih sakit dijauhi Ali dibanding melihat Arga bersama Dinda. Ia merasa kesal dengan Arga karena hatinya tidak sesuai dengan yang Nashwa harapkan, kenapa Arga harus merebut Dinda dari Ali? ternyata Arga tidak seperti yang Nashwa pikirkan. Ia juga kecewa dengan Dinda karena dengan mudahnya pindah ke lain hati.

Nashwa terkejut saat tiba- tiba pak Asep berdiri di hadapannya "Non Nashwa, boleh saya duduk di sini?"

"Oh iya silahkan pak.."

"Maaf kalau saya ikut campur masalah non Nashwa, Non Nashwa kenapa nangis?"

"Saya.." Nashwa tidak melanjutkan perkataannya, ia ragu untuk cerita pada pak Asep.

"Non, kalau ada masalah, cerita saja sama saya, insyaAllah saya bisa bantu"

"Pak, mulai sekarang bapak jangan manggil saya non yah, saya gak enak pak, bapak sudah saya anggap seperti ayah saya sendiri.."

"Neng Nashwa saja ya.."

Nashwa mengangguk "Pak, bapak sudah mengenal Ali lama kan pak, tentu bapak tahu Ali orangnya seperti apa, saya gak mau kehilangan Ali sebagai sahabat saya pak.."

Untuk RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang