14

9 1 0
                                    

بسم الله الّحمن الّرحيم

Selamat membaca..😊
Jangan lupa tambah ke perpustakaan ya..🤗

👑 👑 👑

Dinda mengembangkan senyumnya bahkan menampilkan sederet gigi nya saat bertemu anak - anak di taman sore itu, bahkan sekarang Dinda sudah berkenalan dengan anak yang bernama Dinda juga. Saat sedang asik bermain, tiba- tiba ada satu anak yang bernama Dinda juga memanggil seseorang "Kak Nanaaa" panggil Dinda kecil. Dinda yang sedang fokus bernyanyi dengan anak- anak ikut menoleh ke arah orang yang Dinda kecil sebut kak Mia.

"Haiii Dinda, Assalamu'alaikum.." sapa Nashwa.

"Wa'alaikumussalam, kak Nana kemana aja, jarang main ke sini"
Tanya Dinda kecil.

"aku... Aku banyak tugas sayang, jadi gak sempet main ke sini deh, oh iya kalian gimana kab-" belum selsai bicara, Nashwa melihat Dinda yang menatapnya tidak suka. "Loh kak Dinda?"

Dinda masih menatap Nashwa lalu mengalihkan pandangannya ke Nayla. "Nayla.. Yang kamu sebut kak Nana itu dia?"

Nayla mengangguk "iya kak, main bareng kak Nana yu kak" ucap Nayla polos.

Nashwa menghampiri Dinda "kak.. Aku kira tadi kak Dinda cuma pergi sebentar, trus tadi juga kak Dinda gak angkan telfon dari aku.."

Tanpa menjawab Nashwa, Dinda langsung mengambil tas nya "gue pulang duluan"

Melihat Dinda hendak pergi, Nashwa berniat menyusul Dinda. "anak- anak, mainnya kapan- kapan ya.. Nanti kak Nana bawain hadiah buat kalian, sekarang kak Mia mau kejar kak Dinda dulu" ucap Nashwa.

Anak- anak pun mengangguk mengerti, namun mereka merasa aneh dengan sikap Dinda, mereka takut jika Dinda marah pada Nashwa.

"Assalamu'alaikum.." ucap Nashwa saat memasuki rumah. Tanpa memperdulikan Ayu dan Fatah, Nashwa menyusul Dinda memasuki kamar.

"Astaghfirullah kak Dinda ngapain?" tanya Nashwa panik. Ia melihat Dinda sedang memasukkan semua bajunya ke dalam koper, Nashwa berusaha mengembalikan baju Dinda ke lemari, tapi Dinda mencegahnya. "udah ngapain si!" ucap Dinda dengan nada yang cukup tinggi.

"kak Dinda mau ngapain?"tanya Nashwa yang juga tidak bisa menahan suaranya.

"lo, lo alesan gue mau pergi dari rumah, asal lo tau, GUE MUAK LIAT MUKA LO!" ucap Dinda seraya menutup koper tersebut.

Nashwa mengerutkan keningnya tidak menyangka Dinda akan berkata seperti itu, Nashwa menahan koper Dinda.

Dinda menghentikan kegiatannya.

"Aku mohon jangan pergi dari rumah, ini kan rumah kak Dinda.. Maaf kalau aku banyak salah sama ka Dinda"

"gausah sok kasian sama gue, muak gue liatnya" Dinda hendak menarik kopernya, namun tenaga Nashwa lebih kuat, Nashwa mengambil koper Dinda lalu menyimpan kembali baju- bajunya.

"maksud lo apasi?" ucap Dinda

"Harusnya aku yang nanya sama ka Dinda, maksud ka Dinda pergi dari rumah apa? Emangnya kak Dinda gak mikirin budhe sama pakde kalau kak Dinda pergi dari rumah?" Nashwa bicara dengan nada tinggi.

"Bisa gak, gausah sok peduli?"

Tak lama kemudian pintu kamar terbuka, Ayu dan Fattah kaget melihat kamar Dinda dengan kondisi berantakan.

"Kalian ini apa- apaan si? Sadar umur gak si?" tanya fattah dengan nada tinggi.

"oh tentu sadar, SADAR BANGET MALAH, aku bukan anak kecil lagi yang nyelsain masalah dengan nangis, boleh dong kau nyelsain masalah dengan pergi dari rumah, biar kalian hidup bahagia sama orang yang gak tau diri!"

"DINDA!" bentak Fattah

"Dinda ibu mohon, jangan pergi dari rumah, maafin ibu kalau selama ini ibu tidak adil pada kalian bertiga"

"Oh.. Bagus kalau ibu sadar!"

Fattah semakin geram karena Dinda menjawab perkataan ibunya, ia hendak menampar Dinda namun Amira tiba2 ada di hadapannya berniat membela Dinda.

Plak

Tubuh Amira ambruk karena menerima tamparan keras dari Fattah, ia tidak memikirkan rasa sakit di pipinya, yang ia fikirkan untung bukan Dinda yang kena tamparan Fattah.

"Na maaf, mas ga bermaksud nampar kamu"

Nashwa masih belum bisa menjawab, ia masih merasa berat untukengangkat tubuhnya, matanya masih tertutup dengan ringisannya.

Ayu yang melihat kejadian itu segera membantu Nashwa bangun, lain halnya dengan Dinda, sebenarnya ia ingin sekali membantu Nashwa, tapi kembali lagi, tamparan Fattah sekeras itu dan niatnya untuk dilayangkan pada pipi Dinda. Jadi Dinda hanya diam mematung.

Akhirnya Nashwa bisa duduk, saat ayu melihat pipinya, ada lebam yang cukup parah di pipi Nashwa, bahkan hingga ujung mata kirinya. Fattah mengambil kotak P3K, namun Nashwa menolak diobati "Aku bisa obati sendiri, aku mau mandi dulu" Nashwa berdiri mengampiri Dinda. "Aku mohon jangan pergi" lalu Nashwa masuk kamar mandi.

Dinda masih mematung di tempat, Fattah meninggalkan kamar, Ayu memeluk Dinda erat "jangan pergi ya nak" ucap ayu sambil mengusap pucuk kepala Dinda. Dinda masih tidak menjawab, namun hatinya mengatakan, ia akan tetap di rumah, tidak akan pergi dan tidak akan mencoba pergi lagi.

"ibu sayang sekali sama kamu, kalau kamu pergi ibu sama siapa? Ayah kamu juga pasti shock pulang tugas kamu tidak ada di rumah, bantu ibu ya nak" Ayu melepaskan pelukannya, karena Dinda masih belum menjawab, akhirnya Ayu keluar kamar meninggalkan Dinda.

"gue yang salah?" ucap Dinda bermonolog.

👑 👑 👑

Assalamu'alaikum temen2..
Alhamdulillah akhirnya up lagi setelah satu bulan lebih🌝

Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan ya.. Jangan lupa komentar, dan vote nya..

Terimakasih🙏🙏😊😙


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Untuk RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang