Halooooo pakabar???? Balik lagi yakkkk.... Gatau kenapa akhir" ini sering banget pngen up cepet" tapi kalo kecepatan gamau juga, takut bosen ntar wkwkwkk.... Jadi pasti jeda beberapa hari gitu yaaa.... Kalo lagi lupa ya sibuk ya pasti lama lagi upnya😂😂
✨✨✨✨✨
Hari ini, Miyoung meminta izin pada atasannya untuk tidak bertugas selama satu hari karena hari ini rumah sakit jiwa tempat dimana Taeyeon berada, memberi informasi bahwa Taeyeon sudah bisa keluar setelah enam bulan berada di rumah sakit itu. Namun, Taeyeon masih belum benar-benar bebas, wanita itu keluar dengan pengawasan.
"Jadi bagaimana keadaan Taeyeon sekarang, Dok?"
Kini Miyoung sedang berbicara dengan psikiater yang menangani Taeyeon. "Taeyeon telah menunjukkan perubahan yang pesat, ia sekarang lebih baik hampir seperti sebelum ia datang kemari. Sebenarnya penanganan yang dilakukan oleh psikolog ketika berada di Chicago dulu sudah memberikan perubahan yang lebih baik padanya. Taeyeon sudah dapat mengendalikan emosinya, itu adalah hal yang sangat penting bagi penderita BPD. Hanya saja terkadang mengenai citra dirinya masih tidak stabil. Pandangan mengenai dirinya kadang masih bersifat negatif."
Seorang pria berbicara di depan Miyoung, kedua tangannya ia satukan di atas meja, pandangannya tertuju pada wanita yang tengah mendengarkan penjelasannya dengan seksama.
"Oleh karena itu, Taeyeon masih membutuhkan pengawasan walaupun sudah 6 bulan ia berada di sini. Dan karena dulu dia pernah melakukan kejahatan, jika sekarang dia melakukan kejahatan lagi, maka yang bertanggung jawab adalah keluarga/walinya. Itu adalah alasan saya berani melepaskan Taeyeon jika ada yang mau bertanggung jawab terhadapnya."
Miyoung menganggukan kepalanya mendengar penjelasan dari psikiater di depannya. "Baiklah, saya siap bertanggung jawab. Saya akan bertanggung jawab dengan seluruh kehidupannya."
Psikiater tersebut melihat Miyoung kemudian membuka berkas-berkasnya dan menulis sesuatu di sana. "Oh ya, Taeyeon tetap bisa mengonsumsi obat sebagai penunjang terapi yang telah dilakukan selama 6 bulan ini." Miyoung menganggukkan kepalanya.
"Apa Taeyeon akan terus mengonsumsi obat itu?"
"Hmm melihat keadaan Taeyeon yang telah membaik, kau tidak perlu memberikannya setiap saat. Berikan kepadanya ketika kondisinya kembali memburuk."
Miyoung menganggukkan kepalanya mengerti. "Baiklah, Dok."
"Silahkan tanda tangan disini dan disini sebelum saya memanggil Taeyeon." Psikiater itu memberikan beberapa lembar dokumen itu pada Miyoung dan menyuruh Miyoung untuk memberikan tanda tangan. Setelah itu, Miyoung kembali memberikan dokumen-dokumen itu pada pria paruh baya di depannya.
"Baik, ini surat hasil pemeriksaan Taeyeon, dan ini surat perjanjian yang telah kau tanda tangani dan ini obat khusus untuk Taeyeon." Pria paruh baya itu memasukkan beberapa lembar dokumen ke dalam map dan memberikannya kepada Miyoung. "Baik, kamsahamnida Dok."
"Baiklah, tunggu sebentar aku akan memanggil Taeyeon." Miyoung menganggukkan kepalanya. Setelah itu, pria paruh baya itu keluar dari ruangannya. Miyoung menunggu hingga psikiater itu kembali ke ruangannya.
Tak berapa lama ada seseorang yang membuka pintu ruangan tersebut. Psikiater tadi datang bersama dengan seseorang lainnya. "Ayo masuk."
Orang tersebut mengikuti psikiater untuk masuk ke dalam ruangannya. Ia sangat terkejut ketika melihat Miyoung berada di dalam ruangan itu juga.
"Duduklah," psikiater itu menyuruh Taeyeon duduk setelah ia duduk di kursinya. Masih ada satu kursi kosong yang berada di sebelah Miyoung. Taeyeon berjalan menghampiri mereka kemudian ia duduk di sebelah Miyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (X) Psycho
Mystery / Thriller[SEQUEL "X-PSYCHO"] 19+ Setelah Taeyeon dan Tiffany berhasil melarikan diri, apakah mereka dapat memiliki kehidupan yang lebih baik atau justru situasi mereka semakin memburuk? "Jangan pernah pergi dariku... Jika kamu pergi... Maka aku akan membunuh...