Part-8 {Bertemu Lagi}

58 41 1
                                    

"Takdir adalah sesuatu yang mempertemukan kita karena kita tidak akan percaya pada fakta bahwa semua hal terjadi secara kebetulan."

~Arisha~
🌠🌠

Ima merebahkan tubuhnya dikasur, sekarang adalah hari minggu, hari yang sangat menyenangkan menurutnya, sebab ima bisa berleha-leha sepuasnya. Tanpa,harus terbebani tugas sekolah.

'Minggu-minggu gini, enaknya ngapain ya?' Tanya ima pada diri sendiri. 'Nonton tv lah, siapa tau ada yang bagus' ima mengangguk, lalu berjalan menuju pintu kamarnya,

Saat lekas memegang handel pintu, pintu telah terbuka lebih dulu, memperlihatkan sosok yesha, kakaknya sendiri.

"Astaghfirullah, ngagetin tau gak, ada apa sih kak?"

"Hehehe, itu ada kak lia diruang tamu," yesha menunjuk keluar.

"Wahh, beneran?" Seru ima, buru-buru keluar kamar.

Namun, yesha lebih cepat menghadangnya. Yesha berdiri tepat ditengah pintu, sembari merentangkan tangan.

"Mau kemana?"

"Minggir kak, gue mau nemuin kak lia," ima berusaha keluar.

"Ganti baju dulu, dandan yang cantik, baru boleh keluar," yesha tersenyum penuh arti.

Ima menghela nafas kasar, "buat apasih kak? Udah gini aja, lagi pula, aku juga mau nemuin kak lia sebentar doang," ima nasih kekeuh ingin keluar kamar.

"Gak, sha, dah cepet ganti baju dulu sana, setelah itu baru boleh temui lia, nanti kalo kamu ketemu lia dulu kita gak akan berangkat-berangkat,"

Ima tertegun, "lah emang kita mau kemana?" Tanya ima bingung.

"Refreshing lah, pumpung hari minggu, dah sana cepat," yesha mendorong tubuh ima, dan langsung menutup pintu cepat.

"KAK!"

***

Ima keluar kamarnya, setelah 20 menit berkutat dengan baju dan make up.

Setelah sampai diruang tamu, ima langsung berteriak cukup kencang, sembari memeluk seseorang yang dia panggil kak lia. "Kak lia! Isha kangen! Kakak pa kabar?" Ima memeluk lia erat tanpa memerdulikan seseorang yang terus menatapnya, atau bisa juga memang belum menyadarinya.

Lia membalas pelukan ima sembari tersenyum manis, "iya, kakak juga, alhamdulillah baik"

Ekhem!! Yesha berdehem cukup keras, membuat ima melepas pelukannya sembari memutar bola matanya malas. "Perasaan disini yang kakak kandungnya, gak pernah tu digituin," sindir yesha keras.

"Huuu, bilang aja iri, hhhh." Ima tertawa lepas, namun tawanya seketika berhenti saat telah menyadari ada orang lain selain dirinya, lia, dan yesha.

Ima menelan ludahnya kasar, "kak tiza?!"

"Iya," tiza tersenyum cukup manis, akhirnya ima menyadari keberadaannya.

"Uhukk, udah kenal nih berarti?" Yesha mulai menggoda sang adik, memang inilah yang yesha rencanakan bersama sahabatnya lia. "Lia, kita jadi gak perlu repot ngenalin nih, sudah saling kenal ternyata, iya gak?"yesha mengedipkan sebelah matanya ke lia.

ArishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang