"Seperti pernah bertemu. Tapi, dimana? Apakah kamu tau? Atau, hanya sekedar firasatku saja?"
~Arisha~
🌠🌠
Tok, tok, tok...Reflek yasna dan ima menoleh, "permisi!" ucap seorang cowok, lalu mulai memasuki kelas dan berjalan kearah ima dan yasna. Sebab, memang hanya mereka berdua yang sekarang berada dikelas.
Ima mengerutkan dahi, mulai berfikir, 'kayak pernah lihat?' Namun, sedetik kemudian menggeleng. "Cari siapa ya kak?" Tanya ima sopan.
"Ketua kelas kalian ada?" Yasna melihat ima, sedangkan ima menggeleng. "Maaf, tidak ada kak, masih dikantin mungkin."
"Yaudah kalau gitu, saya nitip ini ya," sembari memberikan beberapa lembar kertas. "Ini formulir pendaftaran Osis, barangkali ada yang minat, nanti suruh mengisi disini, besok saya dan anggota osis yang lain akan kemari untuk mengambilnya. Dan, jangan lupa nitip pesan, tolong beritahu ketua kelas kamu, untuk kumpul sepulang sekolah nanti!" Terang cowok itu panjang kali lebar.
Ima mengerjapkan mata beberapa kali, "iya kak."
Sedangkan yasna masih asyik menatap cowok itu, dari atas hingga kebawah. "Kalau boleh tau nama kakak siapa ya?" Tanya yasna kepo.
"Oiya, tadi belum sempat perkenalan ya?" cowok itu tersenyum tipis. Membuat yasna dan ima tertegun sesaat. 'MasyaAllah! Manisnya' batin yasna, sedangkan ima, semakin mengerutkan dahi, karena merasa tidak asing dengan senyuman itu.
"Perkenalkan, nama saya Irtiza Aulian Ghayda, kalian bisa panggil saya tiza, saya disini menjabat sebagai wakil ketua osis." Tiza lagi-lagi tersenyum tipis, sembari mengulurkan tangan.
"Ohh, jadi kak tiza waketos? Wahh!" Ucap yasna dengan mata berbinar. "Perkenalkan kak, gue Yasna Shafiyyah, panggil aja yasna, anak kelas X Ips-3," yasna menjabat tangan tiza.
"Lho, bukannya ini kelas X Ips-1 ya?" Tanya tiza bingung.
"Hehehe, iya kak, emang ini kelas X Ips-1, gue kesini cuma nemenin sahabat gue, yang lagi males kekantin aja." Tunjuk yasna ke ima sambil melebarkan senyumnya.
"Ohh, gitu, kalau kamu siapa namanya?" Tunjuk tiza, kepada ima.
"Sa-saya kak?" Tanya ima yang entah mengapa jadi gugup.
"Iya,"
Ima menarik nafas pelan, "saya Arisha Shaima kak, biasanya di panggil ima." Jawab ima berusaha tenang.
Tiza tersenyum, kali ini terlihat lebih ramah dari sebelumnya. "Yaudah, kalau gitu saya nitip tadi ya sha, tolong disampaikan ke teman-temanmu, kamu bisa mengisinya juga, jika mau. Saya pamit dulu yasna, isha, terima kasih, wassalamu'alaikum!" Tiza keluar kelas meninggalkan yasna, ima yang mematung.
"Bukannya tadi lo sudah bilang panggilan elo ima ya?" Tanya yasna setengah tersadar. Sedangkan ima hanya mengangguk sembari masih berusaha mencerna ucapan tiza tadi.
***
Sekian menit mereka terdiam, sampai sebuah suara mengagetkan mereka berdua.
"Maaf ya, kelamaan tadi antri banget soalnya," ucap firza sembari mengeluarkan makanan dan minuman yang dibawanya. "Nih dek, makanan kamu, dihabiskan ya!" Ucap firza lembut, lalu mengacak kepala yasna pelan. Membuat yasna merona seketika. "Iya kak," ucap yasna malu-malu.
Ekhemm!! Dehem ima keras, "eh, ada jomblo ternyata?" Firza tertawa, membuat ima menatap firza tajam. Sedangkan, yasna mencubit tangan firza pelan. "Jangan gitu kak, ima sahabatku, kasihan! Nanti nangis lo! Hahaha." Yasna ikut-ikutan meledek ima
"Iya, maaf deh," firza menangkupkan kedua tangannya dengan masih tertawa. Lalu setelahnya, menyerahkan 1 kantong kresek berisi 5 ice cream, 1 roti coklat, dan air mineral ke ima, "nih!"
Ima yang semula kesal, mendadak berbinar, saat tau isi dari kresek yang diberi firza. "Buat gue? Wah baikk deh, terimakasih yasna-firza, ku do'akan langgeng deh hubungannya!"
Ima segera membuka dua ice cream nya sekaligus, dengan semangat. Membuat kedua manusia yang berada disamping dan depan ima melongo. "Eh tapi, ini semua gratiskan?" Tanya ima sesaat setelah menyadari kedua sahabatnya ini menatapnya.
Sejenak yasna dan firza saling tatap, lalu tanpa aba-aba, "Bayar Lah!" Ucap yasna dan firza bersamaan, jangan lupakan wajah mereka yang dibuat seserium mungkin.
Uhuk!! Seketika ima terbatuk, menatap kedua orang tersebut dengan tatapan tak percaya. "Beneran?!" Tanya ima lagi.
"Iyalah!" jawab yasna dan firza bersamaan.
Ima meneguk salivanya kasar, dengan wajah yang berubah pias. Kalian bayangkan saja, 1 ice cream, harganya 10k sedangkan firza menuruti permintaan ima, membeli 5 ice cream, ditotal 50k, itu belum roti dan minumnya. Jika dihitung semua, totalnya 60k. Dan sekarang, masalahnya, ima cuma membawa 30 ribu, terus, 30 ribunya lagi dapet dari mana coba??
Sedangkan firza dan yasna, yang sebenarnya hanya bercanda, berusaha menahan tawa, ketika melihat perubahan raut wajah ima. Dan puncaknya, ketika melihat ima seperti menghitung sesuatu dengan sesekali menggeleng frustasi. Dan saat itulah, yasna-firza tidak bisa menahan tawanya, mereka berdua tertawa terbahak-bahak.
Ima yang kaget sekaligus bingung langsung menatap yasna meminta penjelasan.
"Ini tu bercanda ma! Lo percaya banget sih?" Jelas yasna masih diselingi tawa. "Wajahnya juga gak usah tegang gitu, santai aja, kita itu hanya nge prank lo, yakali kita minta ganti sama sahabat sendiri. Udah ya! Perut gue juga udah sakit juga, gue kekelas dulu. Bye ima, bye kak!" Yasna menepuk pundak ima pelan, kemudian berlalu keluar kelas.
Namun, belum genap 1 menit hp ima berbunyi, menandakan ada sebuah pesan masuk.
Yasna shafiyy🍰
Ice cream nya jangan lupa dihabisin lho! Awas aja kalo cair trus lo buang, gue suruh ganti 2× lipat!!Ima tersenyum melihat pesan dari yasna itu,
Arishasha_
Iya zeyenk...
Tenang aja gak akan gue buang kok!😉Setelah membalasnya, ima langsung mematikan hp nya, lalu segera menghabiskan ice creamnya.
***
Double up lagi!!
Happy reading! Jangan lupa vote and comment!😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Arisha
Fiksi RemajaTentang kisah seorang gadis di SMA. Namanya ARISHA SHAIMA. Seorang gadis cantik, cerdas, berkulit putih, mata lentik, pipi chubby, dengan lesung pipi nya yang terlihat ketika tersenyum. Ima atau Arisha adalah siswa baru di SMA-nya. Walaupun masih ba...