Part-2 {Tak Terduga}

102 54 14
                                    

"Kukira kita tak akan pernah bisa bertemu lagi. Namun ternyata, takdir berkata lain. Sebuah pertemuan tak sengaja. Namun, berhasil membuat rasa yang sudah hilang, muncul kembali."

~Yasna Syafiyyah~
🌠🌠

Istirahat pertama...

Ima melangkahkan kakinya menuju taman sekolah, sambil sesekali tersenyum ramah kepada teman-temannya.

Sesampainya ditaman. Ima segera mencari tempat duduk yang nyaman sembari menunggu sahabatnya yang tak lain adalah yasna. Sembari menunggu ima membaca novel yang dibawanya.

Pada saat sedang asyik membaca, tiba-tiba...

"DORR!!"

"Astaghfirullah!" Reflek buku Ima terjatuh saking kagetnya. Ima mengambil bukunya kemudian mendongak, melihat siapa gerangan yang usil. Dan ternyata dia adalah...

"Firza?"

"Hehehe, iyaps, benar sekali" Firza mengacungkan dua jempolnya sambil tersenyum.

"Ngapain, lo disini?" Ima mengernyit bingung pasalnya Firza selama pelajaran tadi, sibuk menggerutu karena perutnya minta diisi. Sedangkan sekarang di saat sudah istirahat malah di taman? "Gak ke kantin?" Tanya Ima lagi.

"Hehehe, niatnya sih juga kekantin, tapi ini malah nyasar kesini. Trus liat lo jadi mampir deh." Ujar Firza sambil menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba gatal.

"Nyasar?!" Ulang Ima, sambil berusaha menahan tawa."kok bisa?"

"Ya bi-bisa lah, secara gue baru dua hari masuk ke sekolah ini."

Ima lagi-lagi mengerutkan dahi. "Waktu PLS, lo kemana?"

"Gue gak ikut, ada urusan. Sudah lah gak usah dibahas. Btw...lo ngapain disini sendirian?" Firza duduk disamping ima.

"Nunggu temen, kok malah duduk? Gak jadi kekantin kah?"

"Ini mau tanya, kantin sebelah mana?" Tanya Firza dengan tampang polos.

Ima menepuk kepala nya, "oiya, lo tadi nyasar ya?" Dan akhirnya Ima gagal menahan tawanya. Ima tertawa lepas dengan sesekali memegang perutnya yang mulai sakit.

"Gini, ini nanti lo tinggal lurus aja, sampai ketemu aula, lo belok kiri, sudah sampai," terang Ima setelah tawanya lumayan reda.

"Bukannya ke situ arah ke lapangan basket ya?"

"Hadehh, kantin kan letaknya memang disamping lapangan basket, Firza..."

"Oh, oke, thanks," Firza berdiri, "kalau gitu gue duluan ya, kasian ma cacing-cacing yang sudah meronta menangis minta diisi ini" Firza memelaskan wajah sembari mengusap perutnya.
Setelah mendapat anggukan dari Ima, Firza pun pergi ke kantin.

***

"IMA!!!" Yasna menunduk di depan ima, dengan nafas terengah-engah karena habis berlari. "Sorry lama, nih pesananmu!" Setelah Ima menerimanya, Yasna langsung duduk samping ima.

"Iya ga papa, trima kasih, btw ngapain tadi lari-lari gitu?"

"Tadi...gue ketemu sahabat masa kecil gue," Yasna tersenyum dengan mata berbinar. "Senangnya...setelah tiga tahun gak ketemu, akhirnya bisa satu sekolah lagi" lanjutnya.

"Benarkah? siapa namanya? cowok pa cewek?" Tanya Ima melupakan pertanyaan sebelumnya, yang belum di jawab Yasna.

"Cowok, namanya Ahmad Firza Fadhlurrahman, panggilannya Firza,"

"Firza??" Ulang Ima, "Dia temen sebangku gue Na!"

"Oiya? kok bisa?!" Tanya Yasna kaget tidak percaya.

Kemudian, Ima mulai bercerita, mulai dari dirinya masuk kelas, sampai berkenalan dengan Firza.

"Ohh begitu, sayang deh bukan sekelas gue," Yasna menundukkan wajahnya, sedetik kemudian, mengangkatnya sambil tersenyum."gimana anaknya, menurut lo? Cerewet gak?"

"Anaknya seru sih, mudah bergaul, konyol, cerewet? Bangett!"

Seketika Yasna tertawa terpingkal-pingkal. "Gak berubah ternyata," ucap Yasna masih dengan diselingi tawa. "Lo tau, dia adalah cinta pertama gue lho!" Yasna menghentikan tawanya dan menatap Ima dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Benarkah?!" Ima kaget tak percaya, dengan yang di ucapkan yasna barusan.

"Iya, walaupun pada saat itu gue masih kelas 6 sd."

***

Gimana? Masih gak nyambung ya?😅

Yahh harap di maklumi ya
Masih tahap belajar...😆

Jangan lupa vote and comment😉

ArishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang