PART 9

7.3K 259 5
                                    

Part 9

Clarie memeluk sahabatnya erat yang terus menangis sesenggukan. Jammie terus bertahan di apartement Clarie seharian ini. Ia juga tidak mau mengangkat panggilan dari Chris, dan tidak mau pulang. Jammie kesal dengan Chris. Pria itu terus saja meminta maaf dan terus melakukan kesalahan yang sama selama berulang kali.

"Sudahlah Jammie. Mungkin aja Chris memang butuh waktu. Memang nggak mudah lupain orang yang pernah hadir di hati kita."

"Tapi Clarie..!!! Aku kesal sekali, dia terus saja memanggilku Nata, Nata, Nata aku muak sekali."

"Ya kamu nggak usah khawatir lah. Yang namanya Nathalie juga udah mati kan? Ngapain cemas? Kecuali dia hidup lagi."

"Tapi kan, aku tetep kesel, kamu pikir enak, dianggap orang lain sama suami sendiri?"

"Coba kamu alihin perhatian dan fokusnya aja. Biar dia nggak mikirin Nata lagi."

"Gimana caranya?"

"Hmmm, aku tahu siapa yang bisa bantu kamu."

"Siapa?"

"Pacarku."

"Mario?"

"Iya. Aku yakin si Chris bakal kebakaran jenggot. Secara, Chris cemburu banget kalau lihat kamu deket sama cowo lain. Kalau dia lihat kamu sama pacar aku, dia pasti bakal alihin fokusnya ke kamu. Dia pasti bakal kepikiran banget kan? Dan aku yakin dia pasti akan lebih perhatian ke kamu, karena takut kamu berpaling."

"Kalau nggak?"

"Coba aja dulu."

Clarie tersenyum smirk sambil menelfon dan merengek pada pacarnya untuk membantu. Ia juga memaksa pacarnya datang sesegera mungkin. Namanya juga cinta. Nggak pernah sekalipun pacarnya itu menolak permintaanya.
Meski itu permintaan paling nggak masuk akal sekalipun.

***

"Sorry Mario. Kamu jadi harus terlibat masalah aku kaya gini." Ucap Jammie ramah, sembari mencoba turun dengan hati-hati, dari motor gede milik Mario tersebut.

"Jangan sungkan. Anggap aja ini sebagai rasa terimakasihku. Karena sejak kedatangan kamu, Clarie berubah menjadi lebih baik."

"Clarie memang wanita baik, Mario. Aku mohon kamu jangan sakiti dia kedepannya."

"Mana berani aku. Selain sayang, kakaknya serem."

"Kak Dion?"

"Itu tau, hahaha."

"Yaudah, aku masuk dulu. Terimakasih."

"Take care."

"Hmmm."

***

Setelah kepergian Mario, Jammie memasuki mansion dengan malas dan acuh. Terlebih ketika ia lagi-lagi melihat Chris mabuk-mabukan dengan setelah kerjanya. Sungguh berbeda dengan Chris yang dulu. Jammiepun menghampirinya. Biasanya disaat seperti ini, Chris akan memanggilnya dengan nama wanita itu, Nathalie. Namun kali ini...

"Kenapa kamu bisa pulang bareng cowok itu Jammie? Dari mana aja sampai pulang malam begini?"

"Apa masalahmu?"

"Jamm.."

"Kamu di rumah juga mikirin Nathaliaaa mulu! Aku bosen. Sekarang adil dong kalau aku mikirin cowo lain juga?"

"Jamm, aku nggak mau kamu deket-deket sama cowo lain!"

"Terus... bisa nggak kamu sehari aja, nggak mikirin Nathalie?"

"Jamm.."

"Butuh waktu? Kalau gitu aku juga butuh waktu buat nggak bosen sama kamu, dan nggak cari cowo lain di luaran sana. Jujur aja aku muak banget sama kamu Chris..!!! Terus aja kamu kaya gini, semua cewe juga nggak bakalan betah sama kamu. Masih baik aku nggak minta cerai."

"Jammie please!"

"Kamu pikir aku betah lihat kamu mabuk-mabukkan? Manggil-manggil Natalie tiap hari? Arghh..!!! Memuakkan..!!! Kita udah 3 bulan nikah, dan kamu begini mulu kerjaanya."

Grepp...

Chris yang sedikit mabuk itu, langsung mendekap tubuh Jammie sambil tertawa kecil. Semakin Jammie menggeliat, semakin erat ia mengencangkan pelukannya.

"Jammie... aku tu sayang banget sama kamu. Sayang... banget! Tapi aku nggak tau cara hilangin bayang-bayang Nata. Aku sedang berusaha. Jangan tinggalin aku Jam. Aku mohon, beri aku waktu sebentar lagi..." Lirih Chris dengan mata terpejam dan ambruk begitu saja di pelukan Jammie. Chris sedikit tak sadarkan diri karena alkohol.

"Ayo tidur, jalan sendiri ke kamar, aku nggak kuat gotong kamu kalau sampe kamu pinsan disini. Nyusahin banget sih jadi orang."

"Hmmm."

Jammiepun menuntun Chris menuju kamar, lalu membantunya untuk rebah di kasur. Jammie juga mengganti baju prianya itu dengan piyama terlebih dahulu, sebelum ia ikut merebahkan diri.

"Siapa pria tadi Jammie?"

"Salah satu orang yang menyukaiku." Bohong Jammie sambil mendorong Chris menjaih dari sisinya.

"Jangan begini Jamm. Jangan dekat dengannya lagi, aku mohon!"

"Lupakan Natalie."

"Oke! Tapi jangan ketemu dia lagi."

"Tidak sebelum kamu benar-benar melupakannya. Buat aku yakin. Kalau nggak, mending kita cerai aja."

Chris tak mampu lagi berkata-kata. Dia hanya terus diam, sambil memeluk istrinya yang enggan di sentuh olehnya.

"Kenapa diam? Atau kamu memang mau cerai Chris?"

"Huhhh..." Desah Chris panjang sekali. Pria itu secara tiba-tiba juga bangkit dari ranjang dan membuka sebuah lemari. Ia mengeluarkan sekardus barang-barang milik Natalia yang masih disimpannya. Semua foto dan berkas pernikahannya dulu juga di bawanya, sambil menarik tangan Jammie keluar dari kamar tersebut.

"Mau apa kamu Chris?"

"Ini adalah kenangan berhargaku dengannya. Aku akan membakarnya. Dan ini adalah langkah awal dariku. Sebagai bukti, bahwa aku akan mencoba sekeras mungkin untuk melupakannya."

"Hanya membakar barangnya? Bakar juga dirinya dari hatimu."

Bersamaan dengan api yang berkobar membakar semua barang tersebut, Chris merengkuh pinggang Jammie mendekat padanya. Perlahan ia mendekatkan wajahnya pada Jammie, lalu memagut bibirnya dengan lembut, sambil berkata lirih...

"On the way...."

"Jangan pernah bermimpi mau bercerai dariku Jammie. Karena aku tidak akan pernah melepaskanmu. Never..!!!"

My Sweet Duda?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang