PART 3

11.3K 300 12
                                    

PART 3

Jammie masuk ke kamar Chris dengan bathrobe sexy yang memeperlihatkan belahan dada mulusnya. Wanita itu memang sudah terbiasa memakai pakaian terbuka saat di rumah. Dan ia tidak pernah tahu, bahwa pakaiannya itu selalu mengundang nafsu dari pria yang selalu di panggilnya kakak.

Saking antusiasnya diajak Chris pergi mengunjungi makam Natalie, membuat Jammie rela mandi pagi-pagi buta. Bahkan si pengajaknya saja belum bangun. Melihat hal tersebut, Jammie pun menggoyang-goyangkan lengan Chris dengan brutal, serta memanggilnya dengan suara yang sangat kencang.

"Kak Chrisssss, kak...kak...kak.....Bangunnnnn...!!!"

"Entar dulu sayang, ngantuk..." Lirih Chris dengan mata terpajamnya.

"Kak...!!!"

"Iya sayang."

"Katanya mau ke makam pagi-pagi..!!!"

"Iya bentar lagi."

"Kakkkk.....!!!!" Teriak Jammie dan Chris langsung menarik wanita itu, serta mendekapnya ke dalam pelukannya. Wanita itupun rebah di pelukan Chris dengan begitu shock. Terlebih saat ini, Chris memeluknya erat dengan mata yang masih terpejam.

"Tidur dulu sayang, bentar lagi ya?" Lirihnya lagi. Jammiepun tersenyum - senyum sendiri menatap wajah Chris yang berada persis di hadapannya. Pria itu masih terpejam dengan damai, dan tangan besarnya tengah melingkar erat di pinggangnya.

"Kak Chris kamu tampan sekali. Aku bahkan rela selamanya seperti ini, asal ada kamu di sampingku."

Jammiepun memeluk Chris erat, lalu ikut terlelap disana. Ia merasakan nyaman yang luar biasa. Meski di bawah sana ada sesuatu yang begitu keras menempel di pahanya, Jammie tidak pernah berfikiran kotor, nafsu atau semacamnya.

Karena ia benar-benar polos dan tidak pernah terbesit hal semacam itu. Ia tidak tahu hal-hal semacam itu. Jammie tidak pernah pacaran. Bahkan pria pertama yang pernah memeluknya adalah Chris.

Setelah sekitar 2 jam keduanya terlelap, Chris terbangun dengan mengulas senyum ketika mengingat kembali suara cempreng wanita itu ketika membangunkannya pagi tadi.

Dan ia terkekeh, ketika melihat wanita itu kembali terlelap dengan nyenyaknya. Namun lagi-lagi, Jammie menodai matanya dengan pemandangan tak pantas. Melihat dada mulus wanita itu berada tepat di hadapannya, membuat miliknya lagi-lagi berdiri.

Tangan Chrispun refleks menggerayangi tubuh Jammie yang ada di pelukannya. Chris bahkan sudah meremas dada wanitanya sambil mendesah. Apalagi ketika ia melihat bathrobe Jammie tersingkap keatas, dan wanita itu tidak memakai dalaman apapaun.

"Akhhhh sial..!!!"

Jammie masih tak bergeming sedikitpun. Ia tidur seperti patung, sedangkan Chris semakin terbakar dengan nafsu serta gairahnya.

"Jammie..." Lirihnya.

Chris terus meremas pantatnya dengan sensual. Melihat Jammie tetap terlelap, ia semakin berani dengan menciumi leher wanita itu. Chris memberinya kecupan basah, serta meninggalkan beberapa tanda disana.

"Akhhh..!!! Aku bisa gila Jammie..!!!"

Sebelum ia benar-benar semakin lepas kendali, Chris melepas tubuh Jammie, lalu menutupinya dengan selimut. Ia juga langsung berlari ke arah kamar mandi untuk memuaskan hasratnya, dengan permainanya sendiri.

"Akhh sial..!!!"

*****

Setelah aktivitas tak senonohnya tadi pagi, Chris sedikit merasa bersalah. Bahkan meski kissmark di lehernya terlihat jelas, Jammie sama sekali tidak merasa curiga. Wanita itu bahkan mengira dirinya gatal-gatal, sampai meminum obat untuk alergi.

"Kak Chrisss, pasti di kamarmu banyak kutu! Bagaimana kalau ini membekas?"

"Kan udah minum obat sayang, paling ntar ilang sendiri. Nggak akan membekas."

"Antar aku ke Dokter kulit..!!!"

"Jangan..!!!" Teriak Chris panik. Jika benar Jammie ke dokter kulit, maka akan ketahuan, bercak apa itu sebenarnya.

"Kenapa?"

"Percaya sama kakak. Nanti juga hilang. Sekarang kita pulang ya?"

"Kakak udah selesai kangen-kangenan sama sama kak Nata disini?"

"Udah dong..!!! Kita juga udah bersihin makamnya. Ayo, pulang."

"Gendong...!!!"

"Manja!"

"Biarin."

Jammiepun melompat ke punggung Chris, dan dengan sigap Chris menangkapnya. Wanita itu terus berceloteh ini dan itu, dan Chris tak menghiraukannya. Yang ia ingat justru kejadian pagi tadi.

"Kakak denger nggak sih?"

"Denger sayang. Kamu mau ice cream kan? Ayo cari."

"Kakak kenapa kaya nggak fokus gitu sih? Kakak masih sedih ya karena keinget kak Nata? Yaudah kita pulang aja yuk."

"Ehhhh, nggak kok. Cuman capek aja."

"Yaudah kita pulang aja."

"Kita beli ice cream kamu dulu, terus pulang."

Jammie sedikit merasa aneh dengan sikap Chris. Dari sebelum mereka berangkat, pria itu selalu gelisah seperti sedang memikirkan sesuatu yang entah apa. Nafas Chris juga terlihat tak beraturan, dan lebih irit bicara. Apa Chris kangen dengan sosok Natalia? Apa Chris masih sangat mencintainya?

*****

Clarie menatap Jammie yang terus melamum sambil mengaduk-aduk makannanya. Jammie terus termenung memikirkan kisah cintanya, yang sepertinya tak akan berhasil. Chris masih sangat mencintai Natalia. Apa mungkin Chris akan berpindah hati padanya?

"Ahhhhh leher kamu kenapa Jamm?" Teriak Clarie begitu ia melihat ada kissmark di leher Jammie.

"Gatal."

"Tidak mungkin! Apa om tampanmu yang melakukannya?"

"Melakukan apa?"

"Ya begitu..!!! Kau tahu? Bercak ini adalah bekas ciuman seorang pria." Ucap Clarie sambil mengusap leher jenjang milik Jammie.

"Kamu ini bicara apa Clarie?"

"Temanku ini polos sekali, astaga..!!! Aku sering melakukannya dengan pacarku. Jadi aku tahu itu bekas ciuman, bukan gatal."

"Tapi kak Chris nggak pernah menciumku. Dan mana mungkin itu terjadi?"

"Apa dia melakukannya diam-diam? Kamu kan yang bilang? Kalau kamu punya kebiasaan tidur mati?"

"Apa mungkin? Jadi kak Chris menciumku?" Pekik Jammie kegirangan.

"Mungkin saja."

"Tapi dia selalu menganggapku adik. Apa mungkin itu hanya ciuman seorang kakak ke adiknya? Apa yang harus ku perbuat supaya dia tertarik padaku? Aku ingin memilikinya Clarie."

"Bercinta. Buatlah dia bercinta denganmu."

"Clarieeee..!!! Tapi dia nggak tertarik padaku."

"Kamu harus aktif menggodanya..!!!"

"Caranya?"

"Ayo, aku beritahu."

Clariepun membisiki sesuatu pada Jammie, hingga membuat pipi wanita itu bersemu merah. Jammie sangat malu mendengar hal itu. Sedangkan Clarie terus nyengir dengan tatapan dan senyum nakalnya.

"Haruskah?"

"Itu misi pertama kita."

"Kalau tidak berhasil?"

"Aku akan memberitahumu misi yang kedua. Dan ya, pria itu duda kan? Kamu harus berdandan dengan sedikit dewasa, supaya dia menyukaimu."

"Baiklah. Akan aku coba."

"Goodluck Jammie..!!! Sahabatmu ini akan selalu membantumu untuk menaklukan pria itu."

"Terimakasih Clarie."

********

My Sweet Duda?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang