PART 10

7.5K 243 8
                                    

Part 10

Jammie terbangun dengan sedikit terkejut, ketika melihat tangan besar itu masih melingkar dipinggangnya. Biasanya di saat weekend, Chris akan bangun sepagi mungkin untuk ngapel di kuburan mantan istrinya. Tapi ada apa dengan hari ini? Pria itu bahkan masih tak bergeming meski sudah jam 10 pagi.

Jammiepun bangkit dari ranjang sambil mencoba menyingkirkan tangan Chris dari pinggangnya. Namun yang terjadi Chris malah semakin menariknya mendekat, dan mendekap tubuhnya untuk kembali rebah dalam pelukannya.

"Chris, aku mau mandi."

"Mau kemana? Ketemu dia lagi? Aku nggak akan izinin kamu keluar rumah. Kecuali kamu pergi bersamaku."

"Biasanya juga nggak peduli. Aku mau ke Dokter."

"Dokter? Kamu kenapa? Apa deman? Apa yang sakit? Kenapa tidak bilang?" Chris terus frustasi menilik suhu tubuh Jammie. Terlihat betul jika Chris sangat khawatir. Jika Jammie biasanya sangat terkesan, saat ini ia lebih merasa 'basi' dengan sikap suaminya itu.

"Aku hanya pusing biasa."

"Yaudah aku panggilin Dokter pribadiku saja."

"Terserah."

"Sebentar sayang."

Chrispun terlihat bangkit berdiri untuk mengambil ponselnya dari meja,  lalu menghubungi Dokter pribadinya untuk segera datang. Setelah panggilannya tertutup, ia  kembali merebahkan diri sambil memeluk istrinya yang terlihat sedikit pucat dengan mata bengkaknya.

"Nggak pergi lagi ketemu Nathalie? Cihh...!!!"

"Jangan bahas itu lagi. Kamu yang minta aku move on kan? Aku sedang mencobanya."

"Aku muak sekali denganmu."

"Sayang kenapa kamu marah-marah terus? Kamu suruh aku cepet-cepet move on kan? Sekarang aku udah coba, dan kamu masih aja marahin aku."

"Iya karena kamu itu ngeselin, lihat muka kamu aja aku pengen muntah tau nggak?"

Jammie tidak berbohong. Setelah mengatakan hal itu sambil menatap wajah Chris, ia langsung lari terbirit-birit menuju kamar mandi dan menumpahkan segala isi perutnya.

"Perut kamu sakit? Kamu telat makan kan? Kamu itu punya magh, jangan telat makan." Ucap Chris sembari menepuk punggung istrinya pelan.

"Kepalaku pusing sekali Chris..."

"Dokter bentar lagi datang. Kamu tidur lagi aja. Biar aku yang siapin sarapan." Ucap Chris sambil menuntun Jammie untuk kembali merebahkan diri di ranjangnya.

Ia juga mencium pipi istrinya sebentar, sebelum meninggalkannya ke dapur. Namun sebelum Chris benar-benar pergi, tangannya lebih dulu di tarik oleh Jammie dengan cepat. Jammie memeluk lengannya erat sambil menggelengkan kepala.

"Disini saja Chris. Kepalaku sakit sekali!"

"Iya sayang, tapi kamu harus sarapan. Ini udah jam 10."

"Jangan lama-lama."

"Iya nggak lama sayang. Tunggu sebentar ya?"

Chris mengukir senyuman setelah meninggalkan kamarnya tersebut. Ia senang Jammie kembali seperti semula. Manja, dan menggemaskan. Sepertinya Jammie juga sudah tidak marah lagi padanya. Dan hal itu membuatnya lega.

Namun senyuman itu tak bertahan lama setelah ia mengingat kembali peristiwa semalam. Dimana ia benar-benar membakar habis semua barang milik Nathalia, termasuk cincin pernikahan, surat-surat pernikahan, dan kenangan lainnya. Bahkan tidak ada satupun foto yang tersisa.

My Sweet Duda?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang