First Love Is Never Affordable

81 11 1
                                    

#20

Dua minggu berlalu, keadaan sakura sudah membaik dan besok sudah mulai audisi pemeran diklub teater. Sakura, gaara kimimaro dan matsuri yang nantinya akan menjadi juri diaudisi pertama. Karna peserta yang ikut sangat banyak para juri dan peserta mungkin harus pulang sampai malam.

Tetapi ada yang mengganggu pikiran sakura selama 2 minggu ini.

Sasuke dan neji tampak tak saling sapa mereka seperti menghindari satu sama lain semenjak perkelahian waktu lalu. Memang hukuman mereka telah selesai, dan pernah sakura berbicara kepada kedua pemuda itu untuk berbaikan tapi respon keduanya dingin, sungguh sakura merasa sedih kedua sahabatnya bertengkar seperti ini tanpa ada salah satu dari mereka yang menceritakan apa yang terjadi. Bahkan beberapa hari lalu hinata dengan terang-terangan seperti memusuhi dirinya, bahkan ia tidak tahu apa-apa kenapa ia yang seperti disalahkan!.

Saat ini sakura tengah diperpustakaan belajar sendirian, biasanya ia akan ditemani neji atau sasuke tapi sekarang keduanya tidak muncul. Ino pun sedang sibuk latihan dengan teman-teman klub nya. Ia sungguh kesepian.

Dug.

Tiba-tiba seseorang duduk dikursi sebelahnya sambil menaruh beberapa buku dimeja. Tersenyum hangat.

"Hai, saku."

Sakura balas tersenyum tipis.

"Hai juga matsuri."

•••

"Kenapa kau terus mengikutiku?".

"Hm, jika aku bilang alasan aku mengikutimu terus karna aku nyaman didekatmu, apa kau akan marah?."

Sasuke langsung menoleh dengan wajah datar menatap gadis cantik yang sedang tersenyum ramah disampingnya.

Setiap istirahat sekarang sasuke selalu menyendiri diatap sekolah, karna ia tahu sakura pun sedang disibukan dengan kegiatan di klub teaternya. Tetapi gadis bermarga hyuga ini sudah beberapa hari selalu mengikuti nya, diusir olehnya pun tidak mempan jadi sasuke lelah menanggapi hinata. Pikirnya, biarlah toh gadis itu hanya terdiam didekatnya tanpa bertanya apa2 cukup tidak mengganggunya.

Hinata bahkan sering membawa kotak bekal untuk dirinya dan sasuke yang ditolak mentah-mentah. Tapi esoknya lagi gadis itu masih tetap membawa dan menawarinya. Walaupun ia saudara neji tapi hinata tidak pernah membicarakan masalah perkelahian nya dengan neji.

"Sasuke."

Sambil menyentuh tangan sasuke disampingnya yang tentu saja membuat sasuke terkejut.

"Apa yang kau lakukan?." Menatap tajam pada hinata dan hendak menarik tangannya tapi hinata malah menggenggam semakin erat punggung tangannya.

"Aku tahu apa yang kau rasakan, perasaan campur aduk itu yang membuat mu tidak nyaman. Kadang merasa risih, takut, bimbang bahkan sampai-sampai rasanya ingin membuatmu meledak. Jika kau tidak menahannya kau takut akan kehilang--."

"Apa yang kau bicarakan! kau tidak tahu apa-apa tentangku hyuga!." Bentak sasuke sambil menarik tangannya dan balik mencengkram lengan putih hinata mengangkatnya sampai sejajar dengan wajah gadis yang kini sedang menatapnya sendu.

"Aku tahu! sungguh aku sangat memahami dirimu sasuke." Bukannya takut hinata malah membalas perkataan sasuke.

"Berhenti bicara dan menjauh dariku." Sambil menghempaskan lengan hinata sasuke berdiri dan berjalan pergi meninggalkan gadis itu yang terduduk sendiri menatap punggungnya yang semakin menjauh.

"Aku tahu sasuke, karna aku mencintaimu." Ujar hinata lirih dengan air mata yang jatuh melalui pipinya.

•••

Setelah mengobrol sedikit dengan matsuri diperpustakaan. Sakura jadi tahu jika matsuri itu gadis yang menyenangkan dan ramah. Gadis manis itu bahkan mengajaknya berdialog peran juliet dengan matsuri yang menjadi romeo, dan untung saja saat itu penjaga perpustakaan sedang keluar lalu tak banyak murid yang belajar di perpus.

Matsuri pintar menghayati peran romeo sakura jadi terbawa suasana, dan setelahnya mereka berdua tersenyum puas mendapat lawan peran yang memuaskan. Dan semoga besok ada beberapa dari peserta yang benar-benar mengahayati peran romeo dan juliet.

Sakura kembali ke kelas setelah bel tanda masuk berbunyi.

Neji sudah duduk dikursinya sambil membaca buku dengan wajah serius.

"Sedang membaca apa?." Tanya sakura sambil duduk dikursi disebelahnya.

"Fisika." Jawab neji singkat sambil tersenyum tipis.

Tidak lama ino masuk ke dalam kelas berdua dengan shikamaru yang tampak malas mendengar ocehan ino.

"Shika! awas jika sampai kau memberitahukan kepada ibu atau ayahku, tamat riwayatmu!." Cecar ino dengan wajah yang tampak sangar dan hanya diladeni dengan malas oleh shikamaru.

"Iya cerewet. Teraktir aku jika ingin selamat."

Sedangkan ino hanya merenggut sebal sambil menatap shikamaru yang sekarang sudah bergabung dengan choji dan kiba.

"Ada apa ino?." Sakura yang sedari tadi memperhatikan interaksi antara shika dan ino membuatnya penasaran.

"Sakuuu, aku menginap dirumahmu ya malam ini." Ucap ino memelas.

Sakura paham maksud ino, pasti nanti malam ia akan bergadang mendengarkan curhatan siyamanaka itu.

"Iya tentu saja."

Neji melirik sekilas wajah sakura yang saat ini sedang mengobrol dengan ino. Sebenarnya ia memikirkan ucapan sakura tempo hari tentang ia dan sasuke yang semakin hari semakin memburuk hubungannya, bukannya neji mau terus kersikap keras kepala seperti ini tapi pemuda uchiha itu setiap akan diajak bicara olehnya malah selalu membuatnya kesal dan berujung dengan pertengkaran lagi.

"Eh neji, apa benar sasuke dan hinata pacaran?." Tanya ino tiba-tiba membuat neji langsung menatap gadis berambut pirang panjang itu dengan tajam.

"Apa yang kau katakan ino?." Tanya neji.

"Apa? ino kau dengar dari siapa?." Tanya sakura cepat.

"Aku dengar dari anak-anak kelas 2, mereka sering melihat sasuke dan hinata sering berjalan berdua ke atap saat setiap jam istirahat." Jelas ino menatap sakura yang seperti kelihatan tidak percaya.

'mana mungkin, hinata dan sasuke?'

'kenapa sasuke tidak pernah cerita soal ini padaku' Batin sakura entah kenapa jadi gelisah.

"Kau mungkin salah dengar ino, sasuke dan hinata tidak mungkin berpacaran." Ucap neji datar.

"Uhm, iya mungkin itu hanya gosip anak-anak. Kita tidak tahu jelasnya kalau tidak mendengar langsung dari sasuke atau hinata." Ucap sakura panjang lebar.

Ino terdiam sesaat menatap sakura. Lalu tersenyum jahil.

"Kau tidak mungkin cemburu kan jidat jika salah satu pangeran mu ada yang memiliki." Ucap ino jahil.

Sakura menatap ino gelagapan.

"K-kau ah benar-benar, untuk apa aku cemburu. Itu hak sasuke mau berpacaran dengan siapapun." Jelas sakura dengan memalingkan wajahnya kearah lain.

Ino hanya cengengesan melihat wajah sakura yang salah tingkah.



TBC

First Love Is Never AffordableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang