25. Salah lagi

431 100 13
                                    

Masih ada yang nunggu ini? Hehe
Maaf kelamaan :)


"Ta, kalo lo keberatan, lo ngga perlu ikut masuk ke dalem" Ardian terlihat ragu.

"Apaan sih kak, dari awal kan gue udah setuju buat bantuin lo. Cuma gini doang, kenapa harus keberatan?" Calista meyakinkannya. Lagipula ngga ada salahnya saling membantu kan?

"Tapi ini udah malem, Bhanu emang ngga nyariin? Kita udah dari siang loh ini, muter-muter ngga jelas sebelum kesini?"

Lagi-lagi ucapan Ardian hanya dibalas kekehan Calista.

"Ngga papa kak, Bhanu juga bisa ngerti setelah gue jelasin nanti"

Ardian menghela nafas panjang. Calista tetap bersikeras membantu. Jadi ini bukan semacam bentuk pemaksaan kan?

"Yaudah kalo gitu. Udah siap?" Tanyanya sambil menatap Calista lekat.

"Bentar, gue cek make up dulu" lalu gadis itu segera membuka kaca kecil miliknya. Setelah yakin semuanya oke, Calista pun segera menaruh kembali kaca itu ke dalam tas kecilnya.

Ardian terkekeh melihat tingkah Calista barusan. Dasar wanita ya, masalah make up harus nomer satu.

"Udah, yuk turun" dan setelah itu keduanya pun turun dari mobil dan masuk menuju hotel.

"Dress lo kependekan ngga sih, Ta?" Ardian merasa Calista tidak nyaman dengan dress yang tadi ia belikan di mall.

"Ngga kok, lagian biar keliatan sexy. Biar bisa bikin mantan pacar lo kebakaran jenggot" Padahal Calista memang merasa tidak nyaman. Tapi ya sudahlah, toh tidak terlalu minim ini. Masih di atas lutut sedikit. Tapi harus Calista akui, dia belum pernah memakai yang sependek ini untuk acara di luar. Biasanya masih sebatas di bawah lutut.

"Ngga perlu gue ambilin jaket?" Ardian merasa khawatir.

"Udah nanggung kak, lanjut aja" Calista kembali meyakinkannya.

Namun yang di luar dugaan, seketika Ardian menggenggam tangan Calista, yang membuatnya terlonjak saat merasakan tangannya kini menghangat. Ardian membuatnya sedikit salah tingkah.

"Ngga papa kan kalo gue lakuin ini? Biar orang-orang yang liat makin yakin" meski terasa canggung, Calista hanya mengiyakan dan tersenyum padanya.

Calista dan Ardian tampak serasi berdampingan seperti ini, membuat orang-orang yang melihat pun percaya bahwa keduanya adalah pasangan. Ardian juga selalu mengeluarkan candaannya yang membuat Calista merasa nyaman dan melupakan bahwa ini hanyalah pura-pura.

Sampai akhirnya langkah keduanya terhenti saat akan memasuki ballroom.

"Tarik nafas dulu, kak... santuy... mantan lo ngga berani gigit kok" Calista tahu ada kegugupan dalam diri Ardian karena genggaman tangannya yang mengerat. Maka dari itu, ia sengaja membuat lelucon yang... ewh tidak lucu sama sekali menurutnya.

"Apaan sih, Ta... gue ngga selemah itu kali" kali ini Ardian menjitak kepala Calista yang membuat gadis itu meringis.

"Yakali, nervous gitu, takut cintanya belum kelar" kekehan Calista rupanya mampu membuat Ardian merasa lebih relax.

Ardian pun segera mengeluarkan undangan pada penerima tamu agar bisa dipersilahkan masuk.

Setelah keduanya berhasil masuk, Calista pun mengedarkan pandangannya, melihat ke sekeliling.

"Si Rosy dimana dah kak? Yang punya acara kok ngga keliatan?" Ia celingukan berusaha mencari bintang utama malam ini.

Namun seketika ia terdiam, saat merasakan genggaman tangan Ardian mengerat.

Antara Kanebo dan KecebongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang