chapter7:runtuh seketika.

22 5 0
                                    

Tanpamu aku pasti akan merasa sepi, dan akhirnya aku beranikan diri untuk melepaskan mu. Bisa atau tidak tanpamu itu urusan nanti.

Sudah genap seminggu Aileen berada di SMA angkasa. Kerjaanya Masi sama tidak penting sekali, yaitu mengikuti Julian terus. Dia tidak akan berhenti, sebelum Aileen bisa berkenalan dekat dengan si cowok yang super cuek itu

"Kak, kak, kak Julian"dia menyamakan langkahnya dengan julian.

Dia memperhatikan wajah cowok itu dari samping, indahnya ciptaan mu ya allah "kak, kakak tau gk" dia memikirkan sesuatu "aku udah pernah jatuh dari sepeda, aku juga udah pernah jatuh dari tangga... Semuanya gk enak. Tapi ada satu yang jatuh paling enak. Jatuh cinta sama kakak" tak ada respon, Julian Masi tetap memasang muka datarnya.

Dia Masi mengikuti cowok itu berjalan. "Aku tahu satu jam itu 60menit dan satu menit itu 60 detik. Tapi aku gk pernah tau kalau satu detik tanpa kakak, itu seperti seumur hidup." Dan sama saja tak ad respon dari sang cowok "nyebelin ih bales Napa kakak" ucap Aileen sambil memajukan bibirnya.

Julian menghentikan langkahnya, dia Masi menghadap depan tanpa menolwh. " Lo tau gk gue sama Lo itu kayak bulan dan matahari" dia menoleh. "Di tempat yang sama (langit) tapi tak akan bisa bersatu!" Pekiknya lalu berjalan lagi

Aileen Masi tetap mengikutinya, karna langkah Julian terlalu besar jadi dia tidak bisa menyamakan langkahnya "kapan yaa aku bisa gandengan sama kakak, dan kakak gk ninggalin aku di belakang kayak gini." Dia mendengus. "Aku capek tau kakak" tak ad jawaban Julian Masi berjalan santai.

Julian menghentikan langkahnya secara tiba tiba, "auw, ko berhenti kakak, kakak udah mau kenalan sama aku ya?" Ucap Aileen cengar cengir.

Julian menatapnya dengan tatapan bingung. "Lo mau ikut gue masuk?" Aileen melihat sekeliling nya, bodoh nya diaa, inikan toilet cowok.

"Ih enggak lh, aku nunggu di depan aja deh" Julian tak menghiraukan nya lagi. Dia ke toilet bukan karna dia sesak buang air kecil atau besar. Tapi karna dia ingin menghindari toa mesjid berjalan.

Sudah hampir setengah jam Julian di dalam, ia pikir Aileen pasti tidak mau repot repot nungguin dia kan? Biasanya cewek kan gitu gk mau repot, apalagi nungguin cowok, haruss cowok yang nungguin kaum hawa. UPS tapi yang lo hadapin Aileen bro Laen, bukan kaleng kerdoss.

Ia berjalan keluar dari toilet sudah cukup sepi karna bel pertama sudah berlangsung 15menit yang lalu. Ia tak sadar bahwa Aileen Masi menunggunya, bahkan dia sampai di tertawan sama cowok yang sedari tadi keluar dari toilet.

"Udah siap kakak? Lama banget si. Kaka mules yaaa?"tanya Aileen.

Julian memutar bola matanya dengan malas "Lo bisa nggk ganggu gue kgk? Lo tuh kayak serangga!! Pengganggu, udah berapa kali gue bilang gue gk suka Lo ikutin guee, lo gk ngerti juga yaa!!! Iya Lo emng pinter gue udah denger, tapi tingkah Lo itu gk mendukung kepintaran lo, dan Lo juga gk akan cocok ada di samping gue, Lo tuh cocok nya jadi babu gue, merek baju Lo sama baju gue aja beda apalagi gaya hidup lo gk akan bisa gue kenalan sama lo bisa kenak ciptaran Upik babu dah gue" Aileen hanya tersenyum mendengar pengakuan dari Julian.

Ia mencoba menahan rasa sakit di hatinya, ia tahu Julian gk akan setega itu dengannya, mungkin dia hanya mengetes. Ia menahan butiran butiran bening yang hampir mau keluar dari matanya, tapi percuma semua lolos begitu saja. Dia tertunduk dan berfikir. Apakah aku tak sepantes itu Jul? Apakah aku ini bakteri, sampai sampai kau tidak mau berkenalan denganku.

"Gosah cengeng, semua cewek sama aja, lemah!!" Pekiknya dan menatap tajam ke Aileen.

Aileen mengangkat kepalanya, dan masi terlihat buliran air bening keluar "aku nyerah kak, selamat kakak menang" ia tersenyum "dan suatu hari, aku harap kakak melihat ke belakang dan menyesal telah menolak cinta yang aku berikan"

JULIAN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang