12

180 18 0
                                    

Bayangkan saja, dulu dia adalah orang yang paling kamu hindari, dulu dia adalah orang yang kamu harap tidak ada di sekitarmu. Kehadiran dia sama sekali tidak kamu harapkan. Bahkan sebelum kamu meledak karena kesal dengan kehadirannya, kamu lebih memilih untuk pergi saat dia datang. Namun kini keadaan berbalik 180 derajat, kamu malah sengaja mendatangi dia hanya karna masalah dia lapar dan tidak ada yang bisa dia makan.

Setelah membaca pesan terakhir dari sean, jantung yibo tiba-tiba tidak berfungsi secara normal. Bukan karna dia sakit, tapi dia tidak bisa menyembunyikan detak jantung nya yang tidak biasa seperti itu. Seperti sedang di kejar hantu, tapi ini menyenangkan. Yibo yang berusaha mengendalikan diri dan jantungnya, dia hanya bisa berjalan mondar mandir sembari menunggu kedatangan sean.

"Apa yang harus gue lakuin setelah ini. Apa.. Apa".. Yibo yang frustasi mengacak rambutnya kesal dan membantingkan badannya di sofa.

Trin.. Trin
Suara mobil dari luar menyadarkan yibo kali ini, dia yakin itu adalah sean. Yibo bangkit dan berusaha bersikap se normal mungkin di depan sean.

"Huff.. Oke yibo, bangun dan bersikap normal lah" Yibo beberapa kali menepuk-nepuk pipinya.
-------------------

"Yo sorry nunggu lama, tadi gue mampir beli buah dulu. Lo udah laper banget kah, sampe pucet gitu?" Sean Ngeloyor masuk begitu saja tanpa menghiraukan yibo. Dia meletakan buah-buahan yang dia beli di meja dapur.

"Lo ngga sempet pingsan kan tadi?" Sean membuka pembicaraannya sembari mengecek isi kulkas yibo, dan menyiapkan segala bahan yang akan dia masak

"No.. " Yibo masih diam dan berdiri di dekat meja dapurnya.

"Lo kenapa, tumben diem aja dari tadi. Biasanya lo cerewet banget"

Kali ini yibo tidak menjawabnya, dia hanya menggelengkan kepalanya beberapa kali dan diam lagi seperti awal tanpa melepaskan pandangannya dari sosok sean di depannya.

"Dari pada lo liatin gue terus sambil diem gitu, mending potongin deh tuh buah nya. Gue takut lo kesambet kalo diem mulu" Sean yang sadar akan tingkah aneh yibo sejak awal dia datang tadi, sedikit lega karna yibo merespon perintahnya.

"Oke"

Yibo sangat penurut hari ini, sangat berbeda dari hari hari biasanya. Sean sesekali melirik yibo yang sedang serius dengan tugas yang dia dapat.

"Bocah itu kenapa sih, dari awal gue dateng sampe sekarang masih diem mulu kaya gitu. Apa dia ada masalah? " Sean terus membatin memikirkan apa yang aneh dari yibo hari ini. Untuk mencairkan suasana canggung ini, sean mencoba mendekati yibo.

"Heh lo baik-baik aja kan?" Sean sedikit menyenggol sikut yibo

"It's oke, gue gapapa ko" Yibo sangat serius dengan tugasnya, dia menjawab tanpa melihat sean. Bukan karna marah atau apa, yibo hanya ingin mengendalikan hatinya saat ini. Benar saja, dengan sean mendekatinya sepeti ini hatinya lagi lagi bereaksi. Detak jantungnya sangat cepat, dia berharap sean tidak mendengarnya.

"Jangan bohong sama gue. kalo lo ada masalah, bisa cerita sama gue" Sean kali ini menatap yibo serius dan mendekatinya. Dia menyandarkan dagunya pada tangannya, dan sedikit memiringkan kepalanya.

"Sumpah, ini terlalu deket. Gue ngga sanggup. Gue harap sean-ge ngga denger suara jantung gue"

"Heh kan malah bengong gitu sih" Sean menyentuh pundak yibo, dan beberapa kali mengguncangkan tubuhnya agar dia tersadar.

"Are you okay?"

"Gue ke kamar bentar, lo lanjut aja dulu"

"O-okay" Sean masih memandang kepergian yibo dengan perasaan aneh.
--------------

"Oh shit.. Ini jantung gue kenapa gamau berenti sih, sadar yibo.. Bangun, kelewatan banget ngga sih"

Cukup lama yibo memenangkan diri di dalam kamarnya, akhirnya dia kembali lagi menemui sean yang masih sibuk didapurnya. Entah perasaan apa yang mengganggu jantungnya hari ini, dia masih memikirkannya. Sean yang tengah sibuk dengan tugasnya, hingga tidak sadar dengan kehadiran yibo didekatnya.

"Sean-ge, apa ada yang perlu gue kerjain" Yibo berdiri disampingnya sangat dekat dan melihat apa yang Sean masak.

"Sialan lo ngagetin gue. Noh kerjaan lo tadi kan belum beres, maen tinggal aja" Sean menunjuk dengan dagunya.

"Hehe sorry, tadi tiba-tiba perut gue ngga enak"

"Ckck.. Bentar lagi masakan gue selesai ko. Kalo lo udah selesai beresin buah nya, tunggu aja di meja makan"

"Gue bantuin lo" Yibo pergi membawa buah buah yang telah dia kupas dan potong ke meja makanya, lantas kembali lagi membantu Sean menyiapkan semua nya.
---------------

Masakan, buah-buahan telah siap di meja makan. Saat nya yibo dan sean menikmati hasil karya saat ini. Selama makan, tidak ada satupun dari mereka yang mengeluarkan suara. Suasana canggung lagi-lagi mengelilingi mereka, tapi kali ini yibo mencoba mengalah untuk membuka suaranya

"Sean-ge, emm" Suaranya terputus, yibo memainkan sendoknya saat mencoba berbicara pada Sean

"Apaan?"

"Ada yang mau gue omongin, gue.. " Lagi lagi suaranya terputus, kali ini sean yang menghentikannya

"Bentar, gue angkat telpon dulu. Lo lanjut makan aja" Sean meninggalkan yibo.

Selama sean sedang menerima telpon nya, yibo sedang sibuk berjibaku dengan hati dan perasaannya. Apakah dia akan mengatakannya hari ini, apakah tindakan ini benar, apakah ini tidak terlalu cepat. Semua pertanyaan, semua yang dia sedang dia pikirkan, harus benar-benar di pertimbangkan dengar benar. Yibo tidak ingin Sean merasa tidak nyaman setelah ini.

"Gue harus pulang sekarang. Temen-temen gue udah nungguin dirumah" Sean mulai membereskan semua piring-piring kotor dan mengumpulkannya di dapur

"Lo bisa pulang sekarang ge"

"Tapi ini belum.. "

Yibo memutus pembicaraan sean. "Biar gue aja yang beresin"

"Oke gue pergi sekarang" Sean meninggalkan rumah yibo dengan perasaan aneh kali ini. Tapi bukannya yibo sejak awal dia datang, dia sudah bersikap aneh.

"Oke, mungkin bukan sekarang waktunya"

Love HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang