Hari ini benar benar melelahkan untuk sean, banyak hal yang tidak dia duga ternyata terjadi begitu saja. Mulai dari bertemu dengan dia si 'Black angel', harus mengantar jemputnya, meminjamkan laptop miliknya, sampai finalnya sean sekarang harus terbiasa bertemu dengan nya. Bertemu di kampus saja sudah memuakkan sean, sekarang dia harus sering sering mampir ke rumah nya. Takdir macam apa ini yang sean temui? Menurutnya berurusan dengan yibo haddrick, anak dari seorang donatur di kampusnya itu tidaklah menguntungkan, malah dia menganggapnya sebagai bencana. Tapi nyatanya disinilah dia sekarang, duduk dan tertidur di samping 'Black angel' nya.
Sekarang mereka telah sampai dirumah mewah yibo. sekali lagi dia menengok ke samping kirinya untuk melihat seseorang yang masih terjaga dalam tidurnya. Dia bingung harus membangunkan sean bagaimana. Sepertinya sean tidur dengan sangat nyaman.
"Apa gue bangunin aja ya? Tapi dia tidur kaya orang pingsan gitu, gue jadi ngga tega bangunin nya" Yibo masih berpikir bagaimana caranya membangunkan sean, tiba tiba terdengar lenguhan lembut dari mulut sean.
"Mmhh.. Huahh" Sean meregangkan kedua tangannya lebar lebar.
"Loh udah nyampe? Ko lo ngga bangunin gue sih. ini kalo tadi gue ngga bangun, lo pasti ngga bakal bangunin gue kan" Sean melirik sinis pada yibo yang tersenyum disampingnya
"Ya abisnya lo tidur kaya orang pingsan, gue jadi ngga tega bangunin nya"
"Sengaja banget ya. Udah ayo cepetan selesain kerjaan lo dah, biar gue cepet cepet balik" Sean keluar dari mobil dan berjalan mengikuti yibo. sesekali mata dia sibuk melihat dari sudut ke sudut rumah yang bisa di bilang sangat mewah ini.
Rumah dengan nuansa eropa ini memiliki 2 pintu yang tinggi dan besar. Sekali lagi Sean di buatnya takjub.
"Ayo buruan masuk" Ujar yibo mempersilahkan Sean masuk."Lo tinggal di rumah segede ini sendiri? Orang tua lo mana? Ko ngga keliatan" Sean masih melihat lihat isi rumah yibo yang benar benar mirip dengan Kerajaan 'Mewah'
"Ah gue tinggal sama orang tua gue. Cuma mereka berdua jarang dirumah ini, mereka sibuk ngurusin perusahaan kami yang di Cina. Tapi sesekali masih balik ko, buat nemuin anak gantengnya ini. hahaha" Yibo tertawa sembari mempersilahkan Sean duduk.
"Cihh.. " Sean hanya mendecih pelan
"Lo mau minum apa ge? Biar gue bikinin"
"Lo manggil gue apa?"
"Gege. Sean gege. Lo kan lebih tua dari gue"
"Dih, geli gue dengernya" Sean menggendikan bahunya.
"Hahaha, yaudah udah gue siapin minuman dulu" .
Yibo kini meninggalkan Sean sendirian diruang tengah. Tidak lama, yibo sudah kembali dengan membawa minuman dengan beberapa makanan ringan untuk Sean.
"Nih Silahkan tuan, minuman dan makannya. Jangan malu malu kalo mau abisin, abisin aja gapapa" Yibo tertawa sembari mengambil alih laptop yang sedang Sean gunakan tadi.
"Dengan senang hati, malahan gue mau minta nambah" Ujar Sean cuek.
Yibo kali ini tidak menjawabnya. dia hanya tersenyum, kemudian sibuk dengan laptop di depannya. Di sisi lain, Sean kini sedang sibuk menonton acara televisi dan kedua tangannya penuh dengan makanan.
"Peringatan pembaruan cuaca hari ini, di perkirakan kemungkinan hari ini akan turun hujan lebat di sertai angin kencang di daerah xxx.. .. "
-------------
"Hah.. Hari ini bakalan hujan. Untung gue bawa mobil." Sean yang duduk di bawah beralaskan karpet , menyenderkan punggung nya pada kursi di belakangnya
"Heh bocah, kerjaan lo belum selesai apa? Gue mau balik nih. Barusan berita di TV, hari ini bakalan hujan lebat. Mana anginnya kenceng katanya"..
"Bentar, dikit lagi ini"..
Baik yibo ataupun sean, tidak ada yang bisa memperkirakan kapan hujan akan datang. Setelah yibo selesai, dan Sean bersiap untuk pulang ternyata diluar hujan sudah turun deras, dan benar saja disertai angin kencang.
"Lo yakin mau pulang? Ini ujan sama angin nya kenceng banget loh"
"Ya gimana lagi, gue bawa mobil ko" Ujar sean, siap siap melangkah tapi yibo menahan tangannya.
"Lo nginep sini aja ya. Ujan, angin nya kenceng banget. Walaupun lo bawa mobil tetep aja bahaya" Yibo masih menahan tangan Sean dan menatap matanya
*ini bocah kesambet apa, ko tiba tiba baik*

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hate
Non-FictionSean Alexa 25th, mahasiswa seni suara semester akhir yang sedang sibuk mengurus semua persiapan untuk sidang mempertanggung jawabkan dari 4thn masa study. Terbilang cukup cepat bagi seorang Sean Alexa menyelesaikan study nya. Sampai suatu hari, dia...