Hari berikutnya memang berjalan seperti awal mereka belum mengenal. Yibo sibuk dengan kuliahnya, sean juga mulai sibuk dengan tugas akhirnya. Walaupun mereka satu kampus, tapi mereka sangat sulit hanya untuk saling menyapa. Tapi bukan pula mereka tidak pernah menyapa satu sama lain sebenarnya, hanya saja mereka seperti menjaga jarak satu sama lain. Pernah suatu hari mereka saling berpapasan di koridor, tapi siapa yang menyangka bahwa mereka tidak saling melihat sama sekali.
Sean memang hanya berapa hari pernah berurusan dengannya, oh mungkin lebih tepatnya tinggal dirumah nya? Sean cukup kenal dengan tempramen yibo yang memang dingin dan cuek pada siapapun, tapi bukan berarti dia juga harus mendapat perlakuan yang sama kan, toh mereka sudah saling mengenal satu sama lain sebelumnya. Tapi nyatanya mereka benar-benar menjadi dua orang manusia yang saling tidak menyapa kembali.
Sean menghembuskan nafasnya pelan, sudah beberapa hari terakhir ini dia selalu mengecek handphone miliknya, seperti sedang menunggu kabar orang, mungkin. "Sean.. Sean". Suara zhou memekikkan telinga, tapi Sean tidak menggubris nya.
Sean kembali menatap layar handphone nya. "Gue balik duluan ya, bye".
Zhou yang tidak memahami isi hati sean hanya bisa menatap kepergian sahabatnya nya itu. "Ji lo tau kenapa sean akhir-akhir ini kaya orang linglung gitu ngga sih?". Tanya zhou pada jili yang sedang menyesap minuman di sampingnya. Alih-alih mendapat jawaban, Jili hanya menggelengkan kepalanya.
Zhou melanjutkan. "Eh bentar, bukannya sekarang sean udah lepas dari si anak itu siapa tuh namanya"..
"Yibo". Ujar jili menimpali. Zhou menampar pelan pundak jili. "Nah iya itu, gue lupa. Gue perhatiin, semenjak sean lepas dari yibo ko dia jadi pendiem gitu ngga sih?".
Jili menghentikan aktivitas minumnya. "Tumben lo perhatian, biasanya lo cuek masalah begini".
"Yeh bukan gitu, gue ngerasa emang sean akhir-akhir ini rada diem gitu. Terus sering bolak-balik ngecek HP". Ujar zhou yang kini sedang memainkan gelas kosong di depan nya.
Jili tertawa dan berkata. "mungkin sean-ge merasa kehilangan. kan biasanya ada yang nyariin dia, terus sekarang hilang". Ujar jili mengendikkan bahu nya.
Zhou walaupun sahabat sean sejak kecil, tapi dia selalu bodoh untuk urusan memahami isi hati sahabatnya ini. Dalam diamnya dia kembali memikirkan kata-kata jili tadi, apan benar sean dengan yibo sudah berteman sedekat itu? Kalaupun iya, kenapa sekarang mereka seperti dua manusia asing yang saling tidak mengenal.
Di waktu yang sama, sean yang sudah berada di rumahnya kini sedang membaringkan tubunya pada sebuah sofa di ruang tamu nya. Beberapa kali dia ingin memejamkan mata, tapi selalu gagal. Akhirnya dia bangun untuk mengambil handphone pada tas nya. "Apa gue harus chat duluan?" Ujarnya.
Beberapa kali dia mencoba untuk mengetik, beberapa kali juga dia menghapusnya. Sean mengacak rambutnya kesal. "Ah sialan.. Kenapa juga gue harus ngechat dia. Toh dia udah lupa sama gue kan". Sean bangkit meninggalkan handphone nya disana untuk mandi menyegarkan diri. Belum sempat dia melangkah, bunyi suara handphone mengejutkan dirinya.
Dia mendengus lirih. "Ah zhou ternyata..". Sean kembali melempar handphone nya disana, dan dia bergegas mandi.
●○●○●○●○
Di tempat lain, Hal yang sama dirasakan sean juga dirasakan oleh yibo. Akhir-akhir ini dia tidak bosan untuk bolak-balik mengecek handphone miliknya. Dia juga berulangkali mencoba untuk mengirim pesan hanya untuk menyapa, tapi dia urungkan kembali.
Haikuan yang merupakan sahabat sekaligus seperti kaka yibo yang paling dekat, dia sedari tadi hanya memperhatikan tingkah gusar yibo. "Le.. Lo kenapa, gue liat akhir-akhir ini lo kaya orang bingung". Ujar haikuan yang kini menghampiri yibo dan menyodorkan satu gelas minuman.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hate
غير روائيSean Alexa 25th, mahasiswa seni suara semester akhir yang sedang sibuk mengurus semua persiapan untuk sidang mempertanggung jawabkan dari 4thn masa study. Terbilang cukup cepat bagi seorang Sean Alexa menyelesaikan study nya. Sampai suatu hari, dia...