Bisa mencintai atau dicintai adalah suatu keberuntungan setiap makhluk yang hidup di dunia ini. Bagaimana bisa seseorang tidak pernah merasakan kedua hal tersebut. Kadang ada yang pernah mengatakan, orang yang tidak mempunyai hati tidak akan merasakan bagaimana rasanya itu cinta. Memang ada di dunia ini yang yang tidak mempunyai hati? Jika pun ada, mustahil sekali orang itu tidak pernah merasakan apa itu cinta. Cinta bisa meluluhkan, bisa melunakkan, bisa mencairkan hati yang sangat keras sekalipun.
Orang bisa merasakan senang, bahagia, menangis karena memiliki hati kan? Bukan berarti orang yang tidak pernah merasakan cinta adalah orang yang tidak mempunyai hati. Hanya saja dia 'Belum' merasakan apa itu cinta. Sekeras apapun hati orang tersebut, jika dia telah mengenal apa itu cinta, apa itu kasih sayang, percayalah hatinya akan sangat lembut.
Setiap hati mempunyai dewa cintanya masing-masing. Kapanpun hati itu siap untuk mencintai, maka peran dewa cinta selanjutnya lah yang akan melepaskan panah asmara nya. Kamu hanya perlu mengenal hatimu sendiri, sekiranya kapan hatimu akan siap berlabuh pada seseorang.
Seperti pertanyaan yibo kali ini..
"Sean-ge lo pernah cinta sama seseorang?"
~~~~~~~
Angin siang itu berhembus dengan lembut seperti menyisir rumput rumput di sekitar mereka yang seakan bergoyang. Terik panas matahari tidak terlalu panas siang itu, yibo duduk dan sean masih berbaring dengan mengganjal satu lengan nya untuk di jadikan bantal.
"Hahaha" Sean tertawa keras dengan memegang perutnya. Tawa nya membuat yibo mengernyitkan dahi nya
"Hm..cinta seseorang, kayanya sih pernah" Sean sedikit menimbang nimbang jawaban
"Kapan?" Yibo berbalik untuk melihat Sean yang sudah bangun dari tidurnya, dan mengambil posisi duduk dengan menyilangkan kedua kakinya
"Kayanya waktu gue umur 7 tahun" Sean sesekali mengerjapkan matanya, menggaruk kepalanya, menyentuh dagunya. Mencoba mengingat masa masa dulu.
"Gila aja lo. itu sih bukan cinta, tapi cuma rasa tertarik aja"
Yibo yang kesal dengan jawaban Sean mencebik kan bibirnya, dan berganti dia yang mengambil posisi tidur di samping sean."Loh apa yang salah. Itu cinta pertama gue asal lo tau"
"Cih, tau apa lo tentang cinta waktu umur 7 tahun ge"
Semilir angin mulai sangat terasa ketika menjelang sore tiba. Dua anak manusia ini sepertinya masih sangat betah bersama menghabiskan waktu hari ini.
"Gue kaya punya rasa pengen ngelindungin anak itu" Sean menatap langit siang ini yang sangat bersih dan putih dari hari biasanya.
"Kenapa?" Yibo cepat menimpali Sean
"I feel like the child is always alone. no friends, and at that time i wanted to be his friend. but... " Sean tiba tiba menundukkan kepalanya dan senyum masam terlihat sedikit di wajahnya.
"But..?" Yibo memalingkan pandangan nya pada Sean, dan dia melihat senyum itu.
"Kenapa senyum itu"..
"But... Dia pergi" Sean menghembuskan nafasnya berat. Mencoba tetap tenang, dengan senyum yang biasa dia miliki.
"Aahh oke, sampe sini cerita gue. Gue ngga mau lanjutin lagi" Sean mencoba bergabung dengan yibo, merebahkan dirinya kembali di samping yibo.
"Lo liat langit itu" Sean menunjuk langit di atas mereka sangat ini
"Hmm.. "
"Cinta itu bersih kaya langit langit di atas itu. Di saat lo kenal apa itu cinta, lo pasti nanti tau rasanya. Lo pernah cinta sama seseorang?" Sean menyapu nyapu tangannya ke atas, seakan dia sedang membersihkan langit yang bersih itu dari asap hitam.
"Gue ngga pernah jatuh cinta, dan gue ngga tau rasanya cinta. Ge seperti yang lo tau, gue anak tunggal, gue disini tinggal sendiri, orang tua sibuk di luar negeri. Gue lupa rasanya cinta, hangatnya cinta, bahkan dari kedua orang tua gue sendiri. Cinta mungkin cuma kenal sama orang yang punya hati" Sean menoleh pada pria yang tertidur santai di sampingnya, dia melihat mata dan senyum yang sangat berbeda dari yibo hari ini.
"Semua orang punya hati. Lo cuma belum kenal sama hati lo sendiri. Jangan terlalu keras" Sean menoleh kembali pada yibo, tersenyum dan dia sedikit memberi pukulan kecil di dada yibo. lebih tepatnya menyentuh dada yibo saat itu.
"Lo harus kenali hati lo sendiri"
Mendapat perlakuan seperti ini dari orang yang baru dia kenal beberapa hari itu, hati yibo merasa menghangat sedikit. Dia tersenyum dan menyentuh kembali dada nya sendiri.
Lo harus kenali hati lo sendiri..
Yibo masih mengulang kembali kata-kata Sean di dalam hatinya. Sean betul, kali ini dia harus benar belajar mengenali hatinya sendiri. Perasaan dan pikiran nya hari kemarin terhadap Sean bisa saja salah, bisa saja itu bukan cinta.
"Gue anter lo balik ge"
Yibo bangun dari tidurnya dan berdiri menunggu sean bangun juga."Lo bisa balik duluan, gue masih pengen disini. gue bawa mobil ko" Sean lagi lagi tersenyum dan memandang yibo yang sudah berdiri di atasnya.
"Beneran?"
"It's oke, gue udah gede kali. Cepetan lo balik sana" Sean mengibaskan tangannya pada yibo.
"Oke, bye"
Sean hanya melambaikan tangan nya pada yibo, tanpa melihat kepergiannya. Hari mulai sore, matahari akan pulang pada rumahnya sebentar lagi. Sean masih menikmati hembusan angin yang menyapa wajahnya, mengibarkan bulu matanya yang menjuntai panjang. Dia terpejam...
Hari itu, andai saja...

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hate
Non-FictionSean Alexa 25th, mahasiswa seni suara semester akhir yang sedang sibuk mengurus semua persiapan untuk sidang mempertanggung jawabkan dari 4thn masa study. Terbilang cukup cepat bagi seorang Sean Alexa menyelesaikan study nya. Sampai suatu hari, dia...