17

152 16 0
                                    

●○●○●○●○

Segala sesuatu yang selalu kita inginkan kadang tidak sesuai dengan takdir. Hari ini kau menginginkan sesuatu, tapi jika Tuhan belum berkehendak maka Dia-Nya akan mengambilnya darimu.

Pikiran sean telah meninggalkan jiwanya sejak kepulangannya tadi. raga bersama teman-teman nya, tapi pikirannya entah berkelana kemana. Beberapa kali teman nya menyadarkan dia, karna takut dirinya gila.
╥﹏╥

Berapa tahun sudah dia mencoba menyimpan masalah ini dalam-dalam pada hati nya. dia tidak ingin mengingatnya lagi, karena dia selalu menjadi dirinya yang lain jika sudah mengingat seseorang itu. Bukan dia tidak ingin mencari informasi tentang teman kecil nya itu, tapi apa yang harus dia lakukan. Nama nya saja dia tidak tahu, apalagi dimana dia tinggal sekarang. Dia selalu membayangkan, jika mereka masih berteman sekarang mungkin teman kecilnya itu, adik kecil nya itu, sudah tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan banyak di kagumi wanita. Sean tersenyum dalam diam nya..

"Heh.. Sean lo gila beneran deh menurut gue". Zhou yang sedang duduk di sampingnya bermain game, sangat terkejut menyadari teman nya tersenyum sendiri. Dia menepuk kepala Sean beberapa kali, untuk memastikan apakah teman nya itu sadar atau tidak. Mendapat perlakuan seperti itu sean balik memukul kepala zhou "Sialan.. Lo tuh yang gila, maen pukul-pukul kepala orang"  Sean mengusap kepalanya sedikit dan berpindah tempat di samping jiput, menjauh dari zhou.
"Duduk deket lo, lama-lama bikin gue gila beneran yang ada". Sean memelototi zhou yang balik menatapnya di sebrang sana. Zhou membalasnya "lo kan emang udah gila, karna mikirin orang yang ngga jelas itu".

Mendengar zhou berkata seperti itu membuat dirinya lebih tenggelam dalam pikiran nya kembali. Dia mengingat kembali kata-kata zhou yang yang masih berdengung di telinganya. Untuk apa dia masih mempertahankan perasaan itu, jika itu membuatnya sakit. Lepaskan saja..
Sean bangkit, dia berjalan keluar balkon kamarnya. Dia mendongak, mencoba menyapu pandangan nya melihat langit yang membentang luas di atas nya. Malam itu langit sangat bersih tidak ada satu bintang pun yang menggantung di sana. Melihat sahabatnya yang sudah seperti kakak nya sendiri, jiput menghampirinya.

Jiput panggilan nya. dia memang yang termuda di antara mereka bertiga, tapi terkadang dia lah yang menjadi lebih dewasa di saat seperti ini. Di banding dengan zhou, jiput adalah orang yang memiliki kepribadian yang lebih tenang. "Kak sean, jiput tau kaka lagi ngga baik-baik aja kan". Pertanyaan itu membuyarkan lamunan sean. Sean tersenyum pada orang di sampingnya yang sudah dia anggap seperti adik nya sendiri "I'm fine put, badan gue cuma ngerasa capek aja". Sean mengusap kepala jiput lembut.

"it's your heart, not your body, that is tired". Tepat sekali. Kata-kata yang jiput ucapkan sangat tepat mengenai hati sean.

Sean "... "

"Melepaskan itu terkadang sakit ka. tapi kalo melepaskan itu sedikit membuat hati mu lebih lega, why not. Aku emang ngga terlalu paham sama masalah ka Sean, tapi maaf tadi jiput sempet denger sedikit pembicaraan kalian di dapur" Jiput menoleh dan tersenyum getir pada sean. Sean membalas nya "it's oke, lo ngga salah ko put. maaf kalo gue ngga cerita sama lo. Selama ini cuma zhou yang tau, itu pun dia ngga tau semua nya". Ujar Sean. Dia kembali menatap langit malam di atas sana.

"Lo percaya keajaiban ngga sih put" Ujar Sean

"I thought, I believed it". Jiput melanjutkan "selama hati ka Sean percaya, pasti keajaiban itu terjadi. Ngga ada yang mustahil di tangan-Nya ka. Kalo kaka yakin itu harus di pertahanin ya lanjut, dan cari. tapi kalo itu lama-lama bikin kaka sakit sendiri, please.. you have to let go of that burden. You deserve to be happy, don't keep expecting him, even you don't know where he is". Jiput menepuk pundak Sean yang jauh lebih tinggi darinya.

"Hah.. Kadang gue lebih baik cerita begini sama lo put. Otak gue tercerahkan. Ngga kaya cerita sama orang itu tuh. Kerjanya mara-mara mulu" Sean menunjuk seseorang di dalam kamarnya yang sejak tadi sudah membulatkan mata pada dirinya.
"Haha.. Ka zhou juga bisa ko ka. Cuma versi dia tuh lebih menyakitkan hati omongan nya, pedes". Mereka berdua tertawa di luar balkon kamar. Memandang langit bersama.

●○●○●○●○

Di tempat lain. .

Sore itu setelah pulang bertemu dengan sean, yibo selalu memikirkan siapa teman masa kecil sean yang sudah membuatnya merasa jatuh cinta di usia yang bahkan masih terbilang anak-anak. Dia ingin menanyakan lebih banyak kepada sean, tapi dia urungkan. Itu pribadi sean, untuk apa dia ikut campur dengan masa lalu nya. Semua orang memiliki cinta pertama sendiri.

Tidak bisa memjamkan matanya, dia ingin menghubungi sean. Tapi apa yang harus dia tanya kan. Akhirnya dia melangkah keluar kamarnya, melihat sekeliling rumah besarnya, tapi tidak ada kehidupan yang hangat sama sekali. Tidak ada aktivitas apa pun disana, terutama dapurnya. Sudah 2 hari, dapur itu kosong tanpa pemilik tetap nya. Siapa lagi jika bukan sean yang di maksud yibo.

Dia merindukan sosok yang biasa berdiri dengan sibuk di dapurnya, berteriak kepadanya hanya untuk sekedar membantu memotong bawang. Ekspresi serius seseorang yang sedang memasak, tawa seseorang yang biasa mengejeknya hanya karena tidak becus memotong bawang, marah nya seseorang yang karna masakan nya di buat gosong oleh dirinya. Semua dia rindukan..

"Sean-ge, would you come back here, accompany me again". Yibo mengambil ponsel di saku nya, membaca pesan masuk.

From : Sean
"I'll be there tomorrow, but pick me up"

Satu pesan telah membuat hidupnya kembali. Dia sangat senang, Sean orang yang dia tunggu akhirnya akan mengunjunginya besok.

Perasaan bahagia yang timbul karena cinta memang abstrak dan sulit untuk dijelaskan, tapi bukan berarti tidak bisa dirasakan. Ada yang bilang rasa bahagia itu seperti kupu-kupu yang beterbangan dalam perutmu, ada juga yang mengungkapkan perasaannya itu seperti ingin meledak saking bahagianya. Apapun analoginya, selama bisa mendeskripsikan perasaan bahagiamu, tentu sah saja digunakan.

Hidup memang tak selamanya bahagia. Saat sedang sedih, ada kalanya kamu akan berpura-pura bahagia karena tidak ingin membuat orang lain khawatir.
Akan tetapi, jika kamu sedang bersama orang yang kamu cintai, perasaan sedih itu seolah menguap begitu saja. Semua perasaan itu berganti menjadi sebuah kebahagiaan.


Love HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang