2 hari sudah sean tidak dirumah yibo, dan 2 hari juga yibo merasakan ada yang hilang akhir akhir ini. Dia yang biasanya melihat kegiatan sean di rumahnya, hari ini lagi-lagi di temani kesepian.
Pepatah mungkin benar, cinta bisa tumbuh karna terbiasa. Terbiasa bersama, terbiasa melihat, terbiasa merasakan. Yibo ingin sekali memastikan perasaannya ini kepada sean, tapi di sisi lain dia masih meragukan perasaannya sendiri. Dia takut jika ini bukan cinta, dia takut jika ini hanya perasaan kesepian yang ada di hatinya, dia takut jika ini salah akan menyakiti sean pada akhirnya. Lagipula jika ini cinta, apa sean bisa menerimanya..
Terakhir kemarin mereka masih makan bersama, dan saat pula yibo membiarkan sean pergi dengan sikap dia yang sangat kekanakan. Yibo meraih ponsel nya mencoba mencari kontak sean dan ingin menelponnya, tapi saat itu juga dia ragu untuk menghubungi sean saat ini.
"Apa gue harus telpon sean-ge" Yibo membatin pada hatinya sendiri dengan memutar mutar telpon nya. dia sadar, hatinya menjadi tidak tenang sejak saat terakhir bertemu dengan sean.
"Sikap gue kemaren salah ngga sih, ko gue ngerasa ngga tenang gini ya"
Yibo meraih kunci mobil yang ada didekatnya. entah kemana dia akan pergi, dia pun belum belum tau."Gue harus ketemu dan minta maaf sama sean-ge hari ini juga"
----------------
Tring
From : Troublemaker
Sean-ge gue tunggu lo di taman deket kampus. no penolakan, pls... :(Sean menatap layar ponselnya, membaca pesan masuk yang dia terima.
"Yibo.. Taman deket kampus?" Sean masih menatap layar ponselnya bingung. Tidak seperti biasanya yibo menghubungi nya dengan memohon seperti ini. Apa terjadi sesuatu? Sean pun tidak tahu. Masih terjaga dengan lamunannya, zhou yang berada disebalahnya mencoba menyadarkan Sean dengan menepuk pundaknya.
"Sean.. Sean.. SEAN ALEXA..!!!" Zhou menepuk pundak dan berteriak di telinga Sean, yang empu nya pun sadar dari lamunannya.
"Apaan sih zhou, berisik tau. Gue punya telinga kali, ngga usah teriak teriak gitu"
"Tch.. Lo punya telinga buat cantelan doang. Gue dari tadi manggil lo, tapi lo diem aja bego"
"Masa, gue ngga denger?"
"Misi gui nggi dingir" Zhou mengulang apa yang sean katakan dengan mengerucutkan bibirnya kesal.
"Lagian lo kenapa sih, dari tadi ngelamun mulu. Lo ada masalah?"
"Ahh ngga ko. barusan yibo ngirim pesan sama gue, katanya dia minta ketemu di taman deket sini" Sean menatap kembali ponselnya
"Kayanya lo makin deket sama anak itu ya. lo harus tetep hati hati sean, lo ngga deket sama anak itu sebelumnya" Ujar zhou yang sedang memainkan laptopnya di samping sean
"Yeah, gue ngerti ko zhou. Gue ngerti mana yang salah mana yang bener oke, jadi lo ngga usah khawatir" Ujar sean dengan tersenyum dan menepuk pundak sahabatnya itu
"Tch.. Sama sekali ngga khawatir tuh" Zhou mendecih kesal kepada sean yang sudah tertawa keras disampingnya.
"Hahaha.. Yaya terserah lo zhou. Lo emang paling susah buat ngeluarin isi hati lo yang sebenernya, pantes aja lo masih jomblo" Sean tertawa puas dengan mengejek sahabatnya ini
"Sialan lo. ngga ada hubungannya, oke"
"Hm oke oke, gue cabut dulu kalo gitu" Sean membereskan buku dan tas nya dan pergi meninggalkan zhou.
"Sip, kabarin gue nanti" Zhou melambaikan tangannya pada sean yang sudah pergi dari hadapannya.
---------------------
Taman dekat kampus sebenarnya tidak terlalu jauh untuk di jangkau oleh sean dengan menggunakan mobil. bahkan hari ini dia sedang stand by di kampus, harusnya saat ini dia sudah di taman dan bertemu dengan yibo bukan? Tapi ini lah sekarang, yibo masih menunggu kedatangan sean.
"Apa sean-ge lupa? Tapi dia bilang bisa"
Yibo yang tengah duduk di rerumputan taman masih gelisah melihat ke segala arah mencari sosok sean yang di tunggu nya20menit sudah berlalu tapi sean belum juga terlihat. Yibo yang sudah menunggunya lebih lama disini mulai gelisah kembali. Saat yibo berdiri dan hendak pergi, dia merasakan ada seseorang yang menepuk pundaknya.
"Hah.. Hah yibo. Sorry gue telat, tadi gue mampir beli ini dulu" Sean yang masih terengah engah karna berlari mengejar yibo, akhirnya dia berusaha untuk duduk di rerumputan.
"Lo baik baik aja sean-ge? Kenapa harus lari lari segala sih" Yibo menatap Sean di sampingnya yang masih mengatur nafas dengan baik.
"Haha sorry ya udah bikin lo nunggu lama, tadi gue mampir beli minuman dulu, dan kebetulan tokonya rame, ngantri deh" Sean masih tertawa dan mengipas ngipas tangannya
"Ah it's oke, gue juga belum lama disini ko"
"Realy? Bukanya tadi lo udah mau cabut, nih minum" Sean menyerahkan minuman yang dia beli tadi untuk mereka berdua.
"Oh itu.. Tadi gue cuma mau jalan jalan bentar doang, btw thanks minuman nya" Yibo tersenyum dan menggaruk kepala belakang nya yang tidak gatal.
"Oh oke.. Jadi lo mau ngomongin apa?"
"Gue mau minta maaf soal kemaren di rumah. gue udah bersikap cuek sama lo ge, gue ngga enak" Yibo menundukan kepalanya.
"Lo kesini cuma mau minta maaf soal itu doang?" Sean menatap yibo yang di sampingnya, masih menundukan kepalanya.
"Hmm.." Yibo menganggukan kepalanya
"Hahaha... Astaga, ko bisa lo mikir sejauh ini" Sean tertawa dengan mengacak rambut yibo. Menerima perbuatan yang mengejutkan ini, sang empu nya pun lebih tertunduk malu dengan rasa hangat di pipi nya.
"Sean-ge, lo ngga marah?" Yibo menoleh pada Sean
"Emang kenapa gue harus marah. Gue ngerti ko, mungkin kemaren lo lagi ada masalah atau apa jadi lo bersikap cuek sama gue. Tapi gue ngga anggep serius"
Angin sepoi-sepoi siang itu sangat menyenangkan, hanya untuk sekedar merebahkan diri di bawah pohon besar beralaskan karpet rumput hijau yang luas. Sean mulai merebahkan dirinya disana dan menatap bersihnya langit hari itu.
"Sean-ge, lo pernah suka sama seseorang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hate
غير روائيSean Alexa 25th, mahasiswa seni suara semester akhir yang sedang sibuk mengurus semua persiapan untuk sidang mempertanggung jawabkan dari 4thn masa study. Terbilang cukup cepat bagi seorang Sean Alexa menyelesaikan study nya. Sampai suatu hari, dia...