6

246 19 1
                                    

Jodoh ada dimana saja dan siapa saja. Sebagai makhluk Tuhan, kamu tidak akan tahu siapa jodohmu, kapan kamu bertemu, dan dimana pula kamu bertemu dengannya. Bisa saja kamu butuh pergi berribu-ribu kilometer ke belahan dunia yang lain untuk menjemput belahan jiwamu atau bahkan dia ada di dekatmu tapi kamu tidak menyadarinya. Dia ada di dekatmu, tapi kamu tidak menyangka jika dia adalah orang yang kamu cari, karena dia bukannya membuat kamu tertarik justru bikin kamu benci padanya.

Seperti malam ini, waktu yang telah yibo lewati. Entah perasaan apa, setiap melihat sean dari dekat dia selalu menemukan ketenangan yang menguasai isi hatinya, hangat.
Yibo sangat ingin penepis perasaan ini, dia tidak mau terburu buru untuk menyimpulkan suatu rasa yang baru dia kenal beberapa hari ini. Untuk kalian yang sudah memiliki pasangan, apa kalian percaya dengan 'Cinta pada pandangan pertama'?

Cinta pada pandangan pertama itu suatu perasaan yang didasari oleh nafsu pandangan pertama karena yang pertama kali dilihat oleh mata adalah penampilan fisik. Bisa juga mengatakan bahwa cinta yang sebenarnya membutuhkan waktu lebih lama untuk tumbuh. Pandangan pertama dapat menjadi awal sebuah rasa, awal sebuah pertemuan, dan awal sebuah kisah. Kamu dapat melihat seseorang pertama kali dan instingmu berkata dapat berteman baik dengannya, atau sebalikn tidak akan dapat akur bersama.

Malam itu pikiran yibo masih terus berputar dengan isi kepalanya. Dia tidak mungkin bisa menyimpulkan dengan cepat perasaan apa ini. Kalau di ingat ingat juga, dia dengan sean sulit sekali untuk akur, bagaimana mau sean memiliki sebuah perasaan yang mendalam terhadap dirinya.

"Sialan.. Gue mikirin apaan sih. Otak gue udah ngga beres dah" . Beberapa kali yibo mengacak rambutnya kesal semalaman suntuk.

----------

Pagi, 06.00

"Hoammm" Sean menepuk nepuk mulutnya dan masih menggeliat di dalam selimilut pagi ini

*loh ko gue pindah tidur ke atas ya? Apa tadi malem gue kebangun, terus pindah*

Sean bangun dari tidur nya dan membereskan selimut yang dia pakai untuk tidur. Intensitas matanya tidak lepas mencari sosok yibo yang sudah tidak ada di dekatnya. Mendengar suara suara kecil dari arah dapur, sean akhirnya berjalan kesana. Betul saja, ternyata yibo sepagi ini sudah bangun.

"morning, lo udah bangun? Nyenyak banget lo tidur di rumah gue. Nih gue bikin coklat panas, di luar masih ujan".

Sean tidak menjawab perkataan yibo. Dia lantas menerima saja secangkir coklat panas itu. Sean mengeratkan kedua tangannya pada cangkir itu, guna mentransferkan kehangatannya.

"Liatin nya biasa aja dong, gue emang ganteng si kalo bangun tidur" Yibo mengibas ngibaskan tangannya di depan mata Sean yang masih terkejut dengan kebaikannya sepagi ini.

"Cih.. Jijik gue dengernya. Lo ngga tidur semalem? Tanya sean. dia memajukan badanya yang besandar pada meja dapur dan memiringkan kepalanya untuk melihat wajah yibo dari dekat.

"Sumpah, wajah lo jelek banget"

Yibo yang masih terkejut karna sean sangat dekat di depan mukanya, dia hanya bisa mendorong tubuh sean supaya menjauh dari hadapannya. Yibo membalikan tubuhnya menuju tempat cuci piring, agar sean tidak melihat semerah apa wajahnya sekarang.

*oh shit.. Oke tenang yibo tenang, tarik nafas.. Buang.. Tarik napas.. Buang .. *

"Dasar lo orang aneh, buruan siap siap terus kita berangkat"

------------

"Biar gue lagi yang bawa mobil lo" Yibo menawarkan diri dan meminta kunci mobil sean

"No.. "

"Why?"

"Ngaca noh, muka lo muka muka ngantuk begitu. Lo mau sengaja nabrakin mobil kesayangan gue? Kaki lo juga masih sakit kan" Sean buru buru masuk ke dalam mobilnya, karna cuaca pagi ini masih hujan.

"Oke". Yibo tidak banyak menjawab pagi ini, sepertinya dia mengalami morning shock yang hebat
^aww°

Sepagi ini, halaman kampus sangat basah akibat siraman hujan semalam suntuk. Tapi tetep saja masih banyak mahasiswa yang berlarian , tidak memastikan bahaya  untuk dirinya dan orang lain. Ya, benar saja. Yibo dan Sean yang baru saja keluar dari mobil nya tiba tiba ada seseorang yang tidak sengaja menyenggol yibo dan membuat dia hampir saja jatuh jika Sean tidak sigap menangkap tangannya.

" Woi bocah, lo jangan lari larian dong, lo galiat jalannya basah, licin. Bahaya..!!! "

"Maaf ka maaf, saya buru buru". Anak itu mendunduk dan sedikit memberi salam untuk Sean dan yibo

"Ck alesan, yaudah buruan sana lo pergi"

Setelah kepergian orang itu, Sean masih coba menggandeng tangan yibo. Menuntunnya sampai depan teras kampus.

"Lo bisa jalan ngga? Atau mau gue anter sampe kelas"

"No. Gue bisa sendiri ko, untung aja tadi ngga jadi jatoh"

"Lo serius bisa?" Sean meyakinkannya sekali lagi, dengan menatap mata yibo

"Of course, nanti gue kabarin kalo udah selesai kelas"

"Oke, yaudah gue duluan. Bye" Sean melambaikan tangannya pada yibo, saat itu pula yibo bisa melihat senyum hangat sean sepagi ini. Apa dia mulai terbiasa dengan ini semua?

*thanks, sorry to still bother you*

Love HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang