Karena terbangun terlalu pagi, akhirnya aku pun berangkat ke kantor lebih pagi dari biasanya. Bahkan ruang Divisi ini masih kosong tak berpenghuni semenjak 10 menit setelah kedatanganku.
Menikmati Wi-Fi untuk sekedar membuka artikel-artikel menarik di web tak membuat kebosananku hilang.
Aku mematikan kembali ponselku, menatap ke sekeliling dan melihat meja pimpinan yang lumayan berantakan. Mungkin Chairil lelah untuk membereskannya mengingat semalam ia lembur sendirian.
Aku pun beranjak dari tempatku dan mulai membereskan meja Chairil. Hitung-hitung aku meringankan sedikit bebannya.
Di saat aku mulai menata dokumen, ada sebuah dokumen terjatuh ke lantai. Aku menunduk dan merasa penasaran begitu melihat tajuk yang ada di sampul dokumen tersebut.
Dokumen berjudul 'CATATAN PIMPINAN DIVISI PENGEMBANGAN BISNIS' itu pun ku ambil. Tidak sopan memang membukanya tanpa ijin, tapi rasa penasaranku jauh lebih besar.
Aku mulai membukanya dan membaca isinya yang ternyata tak jauh dari agenda, sistem kerja, kebijakan dan beberapa aturan kerja di Divisi Pengembangan Bisnis. Bab terakhir dari dokumen ini membuatku tertarik, judulnya 'Profil Pimpinan Divisi'.
Sudah dapat ditebak, profil siapa yang ingin kulihat. Dengan antusias, aku membuka halaman demi halaman pada bab tersebut sampai profil orang yang kucari terjumpa.
[Magdalena. Tempat, tanggal lahir, Bandung 26 September ....]
"26 September? Itu artinya ulang tahun Lena tinggal hitungan hari," pikirku setelah membaca profil singkat Lena.
"Bang Restu sedang apa?" Aku langsung menutup dokumen di peganganku ketika ada seorang wanita menyapaku.
Aku menoleh dan mendapati Bella, anggota baru divisi ini tengah berdiri tak jauh di belakangku.
Setelah Lena mendapatkan jabatan baru dan posisi pimpinan digantikan oleh Chairil, divisi ini kekurangan satu orang. Dan Bella adalah salah satu anggota di divisi cabang yang akhirnya dipindahkan ke Divisi Pengembangan Bisnis untuk mengisi kekurangan tersebut.
"Hanya merapikan meja Chairil. Sepertinya dia belum sempat merapikan mejanya semalam," jawabku dan Bella hanya ber-oh-ria.
Setelah itu aku meletakkan dokumen itu dengan rapi di atas meja Chairil dan kembali ke mejaku sendiri, membuka komputer dan mulai mengecek agenda kerjaku di hari ini. Cukup awal memang untuk memulai pekerjaan, tetapi duduk diam saja juga terasa membosankan.
"Pagi." Suara sapaan diiringi dengan suara pintu yang terbuka.
Aku dan Bella sama-sama menoleh. Hanya aku seorang yang terkejut melihat siapa yang datang ke divisi ini. Pak Dendi, entah angin apa yang membawanya sampai kemari.
Tetapi sepertinya, Bella sudah mengetahui kalau Pak Dendi akan kemari. Ia sama sekali tak terkejut dan justru menyambut dengan ceria. Bella sendiri bahkan langsung menghampiri Pak Dendi dan bergelayut manja di lengannya.
"Abang jadi kan mau ajak aku sarapan bersama?" Bella bertanya dan mendapat satu cubitan gemas dari Pak Dendi di bagian hidung.
"Tentu saja dong. Ayo," ajak Pak Dendi yang langsung dianggukinya.
Mereka berdua langsung saja melenggang pergi dengan santai seolah tak menyadari kalau masih ada orang lain yang memperhatikan mereka.
Dan aku mulai bertanya-tanya dalam pikiranku sendiri,
"Ada hubungan apa?"Mereka terlihat begitu mesra. Kakak beradik sudah pasti bukan karena banyak orang perusahaan yang tahu kalau Pak Dendi adalah anak tunggal.
Bila ternyata Bella adalah kekasih, atau wanita yang sedang didekati, maka aku harus bisa menjauhkan Lena dari lelaki hidung belang itu.
To Be Continued...
.
.
.See you guys ~
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet As Chocolate [END]
RomanceBerawal dari rasa kagumku terhadap atasan di Divisi Pengembangan Bisnis tempatku bekerja. Banyak hal dari dirinya yang kusukai sejak pertama kali berjumpa. Wajah cantiknya, senyum manisnya, sikap ramahnya, dan betapa baik hatinya. Magdalena, atau ya...