Gambar bukan hak milik saya
.
.
.
.
.
."Ja..jangan... Jangan sentuh, Taufan!!" Teriak gadis pendek netra biru Sapphire.
"Jangan.. Tolong... Jangan dekati Taufan!" Teriaknya sekali lagi yang mundur perlahan.
Gadis itu sudah mengapai ujung ruangan. Dengan empat orang lelaki yang mendekatinya dengan penuh nafsu.
Gadis itu nengeluarkan tetesan bening, seraya menodongkan pisau berukuran sedang milik sang kakak yang dititipkan padanya.
"Wah, cewek-cewek gini berani todong senjata ke kita, yah?" Balas salah satu lelaki yang menepis pisau todongan Taufan.
Taufan sudah sangat takut. Dia sudah gemetar, merinding, takut, semua bercampur aduh. Sampai pun empat preman itu menutupi jalan kaburnya. Atau lebih tepatnya mengurung Taufan.
"To-tolong... Kasihani, Taufan.." ucapnya lirih seraya menutup wajah yang hendak menangis.
"Ck, kau akan menemani kita hari ini!" Desis lelaki lain yang menepis kedua tangan Taufan yang menutupi wajahnya.
"Nggak!! Taufan nggak mauu!!" Teriaknya sekali lagi.
Orang ketiga pula mencengkram pipi Taufan dan menghadapkannya pada empat orang itu. Terlihat jelas wajah pucat Taufan.
"Tidak ada bantahan!" Ucap preman itu yang menekan setiap kata.
"Abang!!! Tolong... Taufan...." Ucap Taufan yang menjerit dan mulai putus asa.
BRAKK
"PREMAN BIADAP!! JANGAN COBA-COBA SENTUH ADIKKU ATAU KAU AKAN MATI!!!" teriak Halilintar yang datang dengan mendobrak pintu.
"Kau mau buat apa? Lihat dirimu, sudah macam orang sekarat." Balas orang itu dengan remeh, karna melihat perut Halilintar yang sudah mengeluarkan cairan merah sebab tusukan.
Halilintar tak mau banyak omong, dia langsung saja menghajar empat preman itu sekaligus. Walau diketahui Halilintar sedang dalam masa sekarat.
Disaat perkelahian berlangsung Taufan tak mau jadi beban, dia langsung mengambil pisau yang ditepis orang tadi dan mulai membulatkan tekatnya. Ragu dan percaya diri bertimbang sama. Membuat gadis itu bimbang.
Halilintar sudah tak kuat lagi. Perutnya sudah sangat perih. Sampai pun terkena pukulan keras yang membuatnya pingsan. Dua orang sudah dilumpuhkan. Sekarang dua orang lagi.
Halilintar tergeletak tak sadarkan diri. Dan membuat seringai bangga pada kedua preman itu.
Namun tak semulus yang dipikirkan.
Serangan dari belakang sudah cukup membuat mereka lumpuh dan jatuh.
Ya, Ice dan Taufan pelakunya.
Mereka menusuk kedua preman itu bersamaan. Dan akhirnya situasi menjadi tenang.
"Hah... Ada-ada saja. Untung aku gercep." Dengus Ice dengan tak rela. Sebab tidurnya terganggu oleh situasi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Stories
أدب الهواة[Hiatus] Tiga CEO perusahaan besar yang sukses besar menjalin kerjasama antara ketiganya. Walau CEO perusahaan tersebut baru mengapai umur 18 tahun, tapi otak mereka benar-benar bermain. Perusahaan Thunder, Frost, dan Forest adalah nama perusahaan...