Gambar bukan hak milik saya.
.............
.....
....
...
..
.
"Solar?"
"Hah? Ada apa gem?" Tanya Solar.
"Um.. Menurutmu bagaimana perasaan orang kalau sahabatnya mengambil orang yang di cintainya?" Tanya Gempa dengan ragu.
"Yang pastinya kecewa, sama sakit hati. Teman yang sudah dipercaya malah ambil doinya sendiri." Ucap Solar sambil memandangi langit-langit biru yang tertutup awan.
Ya. Mereka sedang minum teh dihalaman pagi itu.
Gempa yang mendengar ucapan Solar menjadi semakin bersalah. Andai semua kejadian itu tak terjadi.
"Kenapa tanya, Gem?"
"Ah, gapapa cuma mau tau aja." Balas Gempa yang berusaha tampak normal.
"Hm.. tapi ada dua kemungkinan. Orang yang dihianati itu mau menerima dan hubungan antara sahabat itu masih utuh, atau..." Solar menjeda ucapannya.
"Dia akan membenci sahabatnya sendiri, tapi itu tergantung orangnya begemana. Setiap orang punya personalitynya sendiri." Lanjut Solar.
Gempa mengangguk paham. Entah, setelah itu dirinya merasa sangat gelisah. Bagaimana kalau Blaze benci dia? Pertemanannya akan berakhir?
Dia nenunduk dengan wajah pucat. Blaze adalah orang yang emosional. Bisa jadi dia tak memaafkannya, bukan??
"Gem? Kamu kenapa?" Tanya Taufan yang tiba-tiba datang.
Gempa tersentak kaget dengan kedatangan Taufan dari belakang.
"A-aa... Nggak, nggak ada apa-apa, Fan." Ucap Gempa dengan gugup. Dirinya bukanlah orang yang pandai berbohong atau menyembunyikan fakta.
"Hm? Kok pucat? Kamu nggak tidur kemarin malam?" Tanya Taufan menebak-nebak.
Gempa menghela nafas panjang. Sepertinya dirinya tidak bisa berbohong. "Begitulah"
"Apa yang kamu pikirkan? Kamu sendiri bilang kalau waktu tidur kita harus tidur, tapi kenapa malah begadang?" Tanya Solar yang merasa janggal.
"Umm... Nggak cuma.. pusing aja." dusta Gempa.
"Kalo badan ga enak bilang dong. Kan bisa aku bantu-bantu." Ucap Taufan yang duduk dikursi antara Gempa dan Solar.
Mereka berbincang-bincang sedikit. Mungkin pagi yang indah harus diawali senyuman hangat(?)
Tapi ketiga sahabat ini tak menemukan kelibat sahabatnya yang hiperaktif itu.
Atau mungkin Ia sedang bermain konsol? Tapi tak mengajak Taufan.
"Sol?"
"Hm?"
"Mana, Blaze? Dirumah dia nggak ada" tanya Taufan.
"Mungkin menemui Ice? Tapi terlalu pagi." Balas Solar yang membuat pose berpikir.
Sedangkan Gempa hanya diam, dan berusaha santai sesantai-santainya. Dia menyeruput teh panasnya dengan pandangan kosong kebawah.
BLAZE~~
"Hm, apa maumu?" Tanya Blaze dengan wajah penuh amarah yang terkesan ditahan, dan muka datar lah yang di ekpresikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Stories
Fanfiction[Hiatus] Tiga CEO perusahaan besar yang sukses besar menjalin kerjasama antara ketiganya. Walau CEO perusahaan tersebut baru mengapai umur 18 tahun, tapi otak mereka benar-benar bermain. Perusahaan Thunder, Frost, dan Forest adalah nama perusahaan...