BRUKK
"Thorn? Ah, atas..." Gadis itu langsung naik kelantai atas. Lebih tepatnya kamar pemuda itu.
Baru dia membuka pintu kamar, ya, langsung menemukannya. Diambilnya cepat dan turun kembali kebawah.
Pemuda iris emerald masih senantiasa memegangi lehernya. Nafasnya tidak beraturan, didukung dengan wajah pucat.
Taufan duduk disebelah Thorn dan mengangkat tubuhnya agar bisa duduk kembali, lalu Taufan memberikan inhaler pada Thorn.
"Hah... Ha.. ma..af.. hah.." ucap Thorn dengan nafas yang mulai menetral.
"Untung saja nggak pingsan." balas Taufan yang lega.
"Taufan, kemarin... Nggak ada masalahkan?" tanya Thorn yang memiliki kesan khawatir.
"A..ah.. kemarin? Haha, nggak ada. Aku sama Kak Hali jalan-jalan kok" balas Taufan setengah dusta.
"Hm.. baguslah." Thorn tersenyum lebar dengan wajah yang masih pucat.
Senyum itu membuat Taufan membuang muka, karna rona tipis wajahnya. Setelah itu ya juga tersenyum lebar pada Thorn.
Dihari itu juga Taufan menemani Thorn sekaligus menjaganya. Dia juga sudah izin dengan kakaknya, dan diangguki pertanda ia diperbolehkan. Bahkan Taufan menjaga Thorn sampai Ia benar-benar sembuh. Mungkin balas budinya karna menyelamatkannya.
.
.
.
"Yey!!! Hari yang ditunggu-tunggu tiba!!" Teriak Blaze dan Solar, sedangkan kedua orang dibelakangnya hanya bersifat datar sedatar tembok.
Gempa tertawa dengan perilaku sahabatnya itu. Sungguh menggemaskan bila di samakan dengan anak berumur 8 tahun.
"Laze? Kamu senang sekali." Ice yang membuka percakapan.
"Oh, iya. Udah lama nggak liburan. Pening ingat tugas kuliah!!" Balas Blaze dengan riang.
"Sepertinya adikku juga sangat senang." Sekarang Ice ganti bercakap dengan Solar.
"Wah, sudah pasti! Solar mau refreshing!" Jawab Solar tak kalah riang.
Berbeda pula dengan dua manusia didepan enam mahluk itu.
Mereka berjalan tenang dan diselingi canda tawa pula. Hal itu membuat Solar dan Blaze curiga sesuatu. Beda dengan Ice yang sudah peka dan Halilintar yang mengetahui ceritanya.
"Blaze, harus kita selidiki." Bisik Solar pada sahabatnya.
"Kuy, kayaknya ada bau-bau bucin baru. Hehe." Balas Blaze.
Ok, disini saya beritau pakaian yang mereka kenakan, Sepeti Solar yang menggenakan rok pendek selutut bersama Taufan, lalu Blaze yang menggenakan kaos polos berwarna dan celana jeansnya bersama Gempa dan Boboiboy, Thorn yang menggenakan Hoodie kesayangannya dan celana hitam sama dengan Halilintar, dan Ice yang memakai jaket ala baju hangat.
Mereka pun menunggu pesawat di waiting room, untung mereka datangnya agak mepet. Jadi menunggu pesawat tak perlu waktu lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Stories
Fanfic[Hiatus] Tiga CEO perusahaan besar yang sukses besar menjalin kerjasama antara ketiganya. Walau CEO perusahaan tersebut baru mengapai umur 18 tahun, tapi otak mereka benar-benar bermain. Perusahaan Thunder, Frost, dan Forest adalah nama perusahaan...