•┈┈┈┈•◈◉✹❒💡❒✹◉◈•┈┈┈┈•
🍂LEBIH BAHAYA DARI CORONA
✍🏻 Al-Ustadz Abu Ismail Muhammad Rijal, Lc حفظه الله تعالى
SOAL :
Virus Corona yang terus memakan korban masih menjadi topik utama di berbagai media. Sepertinya wabah ini telah menguras perhatian dan pikiran banyak pihak, dan menjadi momok yang menakutkan. Lalu bagaimana seharusnya seorang muslim menghadapi berita berita virus corona? Syukron.JAWAB :
Alhamdulillah, Hingga hari ini kita masih mendapatkan kesempatan untuk bernafas dan memanfaatkan waktu untuk beribadah kepada Allah. Sebagaimana Allah perintahkan dalam firman-Nya :وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ
"... dan beribadahlah kalian kepada Allah dan jangan sekali-kali kalian menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun." (QS. An-Nisa: 36)
Hanya kepada Allah kita berharap keselamatan dari segala kejelekan dan berbagai penyakit baik badan atau hati.
🍂MUSIBAH ADALAH KETETAPAN ALLAH
Sudah menjadi ketetapan Allah, setiap manusia akan mendapatkan ujian atau musibah berupa rasa takut, kemiskinan, kematian orang yang dicintai atau musibah lain.
Rasa takut dan kekhawatiran akan berbagai macam penyakit termasuk wabah "virus Corona" juga bagian dari ujian yang Allah tetapkan. Allah berfirman :
ولنبلونكم بشيء من الخوف والجوع ونقص من الأموال والأنفس والثمرات
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan."
(QS. Al Baqarah: 155)Berbagai macam cobaan selalu diliputi dengan hikmah. Di antaranya, dengan ujian itu akan tampak siapakah di antara hamba Allah yang sabar dan terus mempertahankan tauhid dan siapa yang tidak. Allah berfirman :
وبشر الصابرين
"Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar"
(QS. Al Baqarah: 155)Orang-orang yang sabar adalah mereka yang mentauhidkan Allah. Mereka selalu menggantungkan urusan mereka hanya kepada Allah, beribadah hanya kepada Allah.
Allah berfirman tentang orang-orang yang sabar :
الذين إذا أصابتهم مصيبة قالوا إنا لله وإنا إليه راجعونأولئك عليهم صلوات من ربهم ورحمة وأولئك هم المهتدون
"(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al Baqarah: 156)
Ayat-ayat di atas mengingatkan kita di tengah derasnya berita virus Corona, wabah Wuhan yang ganas, Jangan sampai berita tentang penyakit yang mengkhawatirkan tersebut melupakan kita dari Allah سبحانه وتعالى. Jangan sampai ketakutan menguasai kita hingga lupa dengan kekuasaan Allah.
Ingatlah selalu bahwa Allah, Dialah yang menakdirkan sebab dan akibatnya. Semua kebaikan dan keburukan di Tangan Allah.
Meskipun seluruh manusia dan jin bersatu padu untuk menimpakan madharat kepada kita, tidak akan sampai sedikit pun madharat kecuali apa yang telah Allah tetapkan.
BEKAL KESELAMATAN
Ayat-ayat di atas juga mengingatkan bahwa bekal keselamatan kita di dunia dan akhirat adalah Tauhidullah "mentauhidkan Allah", beribadah hanya kepada Allah dan meninggalkan segala bentuk kesyirikan.
Kesyirikan seharusnya menjadi perkara yang paling dikhawatirkan, bukan penyakit badan karena :
1⃣ Syirik adalah dosa yang tidak diampuni jika seorang mati di atasnya.
2⃣ Syirik adalah sebab gugurnya amalan.
3⃣ Syirik adalah dosa yang menjadikan seorang kekal di dalam neraka.
4⃣ Syirik adalah sebab semua keburukan di dunia dan akhirat.
Karena besarnya akibat kesyirikan, para nabi dan Rasul sangat takut dengan kesyirikan dan banyak memohon kepada Alloh agar diselamatkan dari syirik.
Lihatlah bagaimana Nabi Ibrahim عليه السلام berdoa memohon diselamatkan dari syirik. Beliau berdoa :
واجنبني و بني ان نعبد الاصنام
"(Wahai Robbku) jauhkanlah aku dan keturunanku dari menyembah berhala."
💜💜💜
_________________________________Semoga bermanfaat 🙏
Jangan lupa Vote, Coment, dan Share ya 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Dakwah Islami
Spiritual★BAGIAN 1★ Berisi :👇 Dakwah Singkat ✓ Kisah Teladan ✓ Motivasi ✓ Kisah Inspiratif ✓ Insyaa Allah semuanya Islami, dan semua tulisan ini saya dapat dari berbagai sumber. Jangan katakan saya alim, saya bukan ahli ilmu agama. Saya masih fakir ilmu. Ja...