6 -terkabul

2K 499 19
                                    

"Oke."

Ting!

Taeyong mengerjap. Tunggu, apa? Ini mustahil. Rosé tiba-tiba menghilang, dan suara gaduh dari luar kamar mandi tiba-tiba sunyi, hanya terdengar deru napasnya yang tidak beraturan.

Dengan tangan bergetar, Taeyong berusaha untuk berdiri. Dia berjalan tergopoh ke luar bilik, menatap pantulannya di cermin. Mata sembab, rambut berantakan, kancing seragam terbuka, wajah basah. Dia terlihat seperti ini di depan Rosé? Bagaimana bisa Rosé tidak tertawa?

Taeyong berjalan tergopoh ke luar. Dia berhenti di tengah koridor, menengok kanan kiri. Tidak ada siapa-siapa. Jantungnya berpicu cepat, tanpa mempedulikan kakinya yang masih sakit, dia berlari.

"HALO?!"

Ceklek

Kosong. Kelasnya kosong. Hari ini ada pelajaran biologi, kemana semua orang?

Taeyong berlari lagi ke kelas lain, mengeceknya satu persatu. Jantungnya makin cepat berdetak, antara kaget, panik, takut, dan lelah.

"HALO? SEMUANYA?!"

Taeyong menatap sekitar, menunduk untuk melihat lantai bawah. Sunyi, sepi, damai. Benar-benar sepi, bahkan saat melihat ke jendela, jalanan kosong.

Gawat.

Keringat dingin membanjiri pelipisnya, dia terus mengecek semua ruangan, tapi hasilnya nihil. Ini gila, ini mustahil, ini tidak mungkun terjadi, ini pasti mimpi!

Taeyong menampar wajahnya beberapa kali, terasa perih. Sial, semuanya nyata.

"ROSÉ?!"

Suara Taeyong menggema di seluruh sekolah. Langkah kaki Taeyong memekakkan telinganya sendiri. Sangking sunyinya, suara kecil terdengar sangat keras. Bahkan detak
jantungnya dapat bisa dia dengar dengan jelas.

"Fuck!"

Kaki Taeyong lemas, dia duduk di koridor, selonjor di atas lantai yang dingin. Ini pasti mimpi. Benar, ini pasti mimpi, tidak mungkin semuanya menghilang sesuai kemauannya begitu saja? Bahkan Rosé—Rosé lebih gila! Dia hanya bilang "oke" lalu menghilang, ini benar-benar—ini sangat—gila!

"ROSÉ?! KAU DIMANA?"

"ROSÉ, AKU TAHU KAU BUKAN MANUSIA! APA-APAAN BARUSAN— SHIT! INI MUSTAHIL! GILA! TIDAK MUNGKIN TERJADI!"

Suara berat Taeyong menggema lagi, tidak ada respon. Dia menekuk kakinya, sekarang mulai merasa takut.

Ini sungguhan? Taeyong sendirin ... di sini?

Di sekolah ini?

Di kota ini?

Di negara ini?

Di benua ini?

Di bumi ini?

Sial, mata Taeyong kembali berair. Oke, bukan kemauan dia untuk menjadi sangat cengeng tertutama saat sendiri, dan sekarang dia benar-benar sendiri, tidak ada manusia lain selain dirinya.

"Hiks."

"HAHAHAHAH!"

Taeyong tersentak, dia menoleh lalu matanya membola. "ROSÉ!"

"Kau sungguh menangis di saat seperti ini, Lee? Ayolah, aku menuruti keinginannu, bukankah ini saatnya utuk bersenang-senang?" Rosé di sana, sama seperti terakhir kali. Wajahnya berseri, rambutnya panjang, dengan seragam yang sangat pas di badan rampingnya, sepatu putih dan kaus kaki pendek membalut kakinya.

"KAU SAKIT!"

"Aku sehat."

Taeyong berusaha berdiri walau kakinya terasa seperti jelly saat ini, dia mendekati Rosé lalu mendorong pundak perempuan itu. "Kau gila? KAU BENAR-BENAR—ARGH! KAU INI SIAPA?!"

"Aku Rosé."

"KALAU YANG ITU AKU TAHU, BODOH!"

Rosé tertawa. "Kau lucu saat panik."

Taeyong tidak menanggapi, dia mengusap wajahnya beberapa kali dengan kasar. Tidak mungkin, ini sungguh tidak mungkin terjadi!

"Rosé ... apa yang terjadi?" Taeyong berusaha tenang walau tangannya bergetar hebat.

"Aku menghilangkan semua orang! Sekarang tinggal kita berdua." Seru Rosé riang. Lihat wajahnya, sangat berkebalikan dengan wajah Taeyong yang pucat panik.

"Kau benar-benar gila, ya?! BAGAIMANA BISA?"

"Aku punya rahasia kecil." Tangan lentik Rosé mengusap pundak Taeyong pelan, menyalurkan rasa hangat yang membuatnya tenang. Bahu Taeyong melemas, dia lebih rileks sekarang.

"Jadi, ayo bersenang-senang?"

𝐔𝐧𝐤𝐧𝐨𝐰𝐧❜🌊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang