8.

113 9 0
                                    

"Klien!" ucap asuna/kirito
Klien dengan wajah panik membuat asuna kirito ikut panik
"Sebenarnya gimana ceritanya, kok bisa lisbeth menghilang" ucap kirito
"Aku Tidak tahu tiba-tiba ada anak kecil seperti kucing mendekatinya lalu ia pergi bersamanya, aku sudah mengejarnya tapi aku hilang jejak, uahh gara-gara aku lisbeth- aku lemah sekali" ucap klien mengacak rambutnya
Asuna menoleh kanan kiri dan ia menutup kedua matanya, ia terdiam untuk merasakan aura lisbeth "dimana kau lisbeth?" batin asuna

Asuna melihat lisbeth bersama monster berbentuk kucing dan asuna pun membuka kedua matanya"jangan khwtr klien, dia tidak jauh, aku akan mencarinya"ucap asuna
"Aku ikut asuna"
"Tidak klien, kau harus diam disini, tidak mungkin keadaanmu sekarang ikut bersamaku, dan anak kecil yang kau maksud itu dia monster klien, aku tidak tahu lisbeth ada hubungan apa dengannya? Ja ne kirito tolong jaga klien"
"Eh asuna aku ikut" namun asuna terus berlari ninggalin 2 pria itu
"Dasar asuna masih aja seperti itu" ucap kirito
Klien tersenyum dan berkata"kau seperti nya makin dekat dengan asuna"
"Eh..."
"Tidak ada, seperti nya perkataan asuna ada benarnya, aku akan tetap diam dan menunggu asuna lisbeth kembali"
"Baiklah" ucap kirito

Hap.. Hap.. Hap..
Asuna melompat di gedung yang romboh hingga ia sampai di tempat lisbeth
"Lisbeth" ucap asuna
Lisbeth menoleh dan asuna kaget melihat lisbeth menangis"lisbeth"
"Asuna, kenapa kau kemari!"
"Hei, kami khwtr denganmu lisbeth apalagi klien" ucap asuna dan lisbeth kaget lalu menundukan kepalanya
"Hmm kau seperti nya senang sekali bersama teman-teman barumu sampai melupakan teman lamamu yang sudah kau tinggalkan" ucapnya
Lisbeth kaget dan berkata"g..gomenase silica, aku bukan bermaksud seperti itu, aku-"
"Kau tahu, aku benar-benar takut sekali"
"Gommenase silica gommenase"
Asuna tidak mengerti maksud dari mereka dan asuna mengeluarkan pedangnya
"Lisbeth sebaiknya kau mundur, dia monster" ucap asuna
"Ehhh! Temanmu mau membunuhku lisbeth"
Lisbeth mengepalkan kedua tangannya dan berkata"jangan, jangan bunuh dia asuna"
"Na..nani, kau buka matamu lisbeth dia-"
"Aku tahu! Tapi dia temanku asuna! Aku tidak mau kehilangannya"
Asuna kaget dan berkata"t..teman"ucap asuna
"Tolong tinggalkan aku asuna"
"Tidak! Aku tidak akan meninggalkanmu lisbeth! Kau adalah temanku!"
"Asuna" ucap lisbeth kaget
"Ayok pulang, semuanya menunggu"
"Ne lisbeth, apa kau ingin bersamaku?" tanya silica
"Jika mau kau raih tanganku dan kita bakal sama-sama terus" sambung silica
Lisbeth melihat silica menyulurkan tangannya dan lisbeth dengan pelan meraih tangan silica
"Hentikan lisbeth!!!" teriak asuna
Lisbeth kaget dan ia terdiam
"Hm kau memilihnya lisbeth aku benar-benar kecewa denganmu" ucap silica
Sring..
Silica mengeluarkan kekuataannya dengan mata hijaunya dan asuna membawa lisbeth menjauh namun terlambat
Duar..
Asuna merasakan sakit dan terbakar pada kaki kanannya karena ledakan itu
"Uhh" ucap asuna
"A..asuna" ucap lisbeth kaget
"Ja ne lisbeth" Dan silica pun menghilang
"Mate silica!!" ucap lisbeth

"Lisbeth" brugh asuna jatuh pingsan "asuna" ucap lisbeth panik

••
Keesokan harinya..
Di rumah sakit markas turtle..
Asuna bangun dari tidurnya dan ia merasakan ngilu di kaki kanannya
"Asuna" ucap lisbeth dan asuna melihat lisbeth baru masuk
"Lisbeth yokata kau baik-baik saja"
"Gommenase, gara-gara aku kau terluka asuna"
"Tidak apa-apa lisbeth"
"Tapi aku sungguh minta maaf denganmu" ucap lisbeth dengan wajah sedih
"Ha'i ha'i tapi lisbeth kau kenal sekali dengan silica sebenarnya gimana ceritanya lisbeth?"
Wajah lisbeth pun murung dan asuna pun melihatnya"kalau tidak mau cerita tidak apa-apa lisbeth "
"Bukan gitu asuna, aku masih kaget saja karena silica tiba-tiba ada di depan ku"
"Maksudnya lisbeth"
Lisbeth menghela nafas dan berkata"sebenarnya silica adalah teman sekolahku sebelum kejadian monster itu muncul dia-"

Flasback..
Di saat lisbeth umur 12 tahun, ia sering bersama silica, bagi lisbeth silica adalah teman sekaligus saudaranya
"Ne ne lisbeth nanti sepulang sekolah kau mau temenin aku beli komik"
"Hm tentu saja silica tapi traktir aku ice cream"
"Oh selalu seperti itu, ya sudahlah daripada sendiri" lisbeth terkekeh dan berkata"aku bercanda silica, lagi pula aku bosan Di rumah "
"Sokka, baguslah" senyum silica
Silica anak ceria dan tidak pernah namanya sedih menurut lisbeth
Lisbeth merasa beruntung memiliki teman seperti silica yang bisa membuat lisbeth ikut ceria
Namun..
Setelah lisbeth dan silica selesai belanja untuk beli komik, saat itu muncul monster
Lisbeth dan silica tidak bisa berkutik karena saking panik dan takut
"Lisbeth aku takut sekali" ucap silica
Lisbeth meraih tangan silica lalu membawa silica ketempat aman, mereka sama-sama lari hingga silica tersandung dan membuatnya ia jatuh"ittai, lisbeth tunggu"ucap silica dan lisbeth ingin menghampiri silica namun lisbeth kaget melihat monster di belakang silica"s..silica"
Silica gementar dan ia menoleh ke belakang"t..olong"ucap silica

Now..
"Lepas itu, aku melihat mata kepalaku sendiri silica hampir dibunuh oleh monster itu, aku berusaha membawa silica walaupun silica merasa kesakitan karena monster itu, tapi seseorang membawaku hingga kami berpisah, aku merasa seperti nya aku salah, gara-gara aku silica mati waktu itu namun sekarang silica ternyata hidup hanya saja, auranya bukan silica tapi bagiku dia silica" ucap lisbeth menitikan air matanya
Asuna ikut sedih dan ia memeluk lisbeth "jangan menyalahkan dirimu terus lisbeth itu bukan salahmu, itu hanya kecelakaan"
"Tapi jika aja aku lebih cepat membawa silica mungkin silica tidak akan mati"
"Yaya aku mengerti lisbeth, sekarang menurutmu bagaimana apa kau ingin bersama silica walaupun dia bukan manusia"
"Entahlah"
"Pikirkan baik-baik lisbeth, dia hampir membunuhmu kan waktu itu dia menyerangmu" lisbeth kaget saat silica mengeluarkan kekuatan dan untungnya asuna menyelamatkannya
"Ya asuna"
"Kau tidak sendirian lisbeth, kau ada aku, klien, kirito, eiji dan yuna jadi temanmu sekaligus keluargamu lisbeth, terutama klien yang begitu khwtr denganmu"
Blush..
Wajah lisbeth memerah dan berkata"uh sudahlah jangan bicarakan tentangnya"
"Eh kenapa tunggu, jangan-jangan lisbeth.. Kau-"
"Ah jangan-jangan, aku tidak mau mendengarnya asuna" asuna terkekeh membuat lisbeth kebingungan"apa yang lucu asuna"
"Tidak ada kau lucu sekali lisbeth, jika ada apa-apa cerita saja denganku"
Lisbeth tersenyum dan berkata"ya arigato asuna"

••
Kirito mendorong kursi roda yang di duduki asuna
"Sebaiknya kau diam aja Di rumah sakit asuna kau baru aja sadar" ucap kirito
"Tidak, aku malas terus-terusan di rumah sakit kirito" ucap asuna
Dan kirito menghela nafas
"Kenapa, kau tidak suka aku keluar dirumah sakit?" ketus asuna
"Tidak bukan gitu asuna hanya saja eto kau harus sampai pulih baru keluar dari rumah sakit"
"Hanya luka kaki aja kirito dan itu tidak parah"
"Ah terserah kau aja asuna"
"Dasar keras kepala" sambung kirito
"Nani! Apa kau bilang!"
"Hehe gomen gomen asuna jangan marah" dan asuna memanyunkan bibirnya
"Ne asuna, tadi aku sempet melihat mu bersama lisbeth"
"Ehh kau menguping"
"Tidak, bukan gitu"
Asuna terkekeh dan berkata"jangan bohong, kalau sudah tahu ya sudah"
"Terus menurut mu bagaimana?"
"aku tidak tahu karena lisbeth seperti bingung, tapi aku bilang ke dia ikuti hatimu jika itu terbaik, ikuti silica atau tidak, yang jelas anak bernama silica itu bukanlah manusia"
"Aku tidak bisa mencegahnya kirito" sambung asuna
"Ya aku mengerti kok"
"Hm ya, lalu klien bagaimana?"
"Yah klien masih khwtr dengan lisbeth hanya saja lisbeth sekarang agak pendiam makanya klien khwtr"
"Hm naroto" ucap asuna
Sesampainya mereka di asrama, kirito membuka pintu dan mereka kaget apa yang ia lihat
"Dasar iblis!"
"Nani! Kau duluan! Menghancurkan boneka kesayanganku!"
"Kau pelit habisnya cuma pinjam sebentar"
Asuna dan kirito menghela nafas melihat eldire dan yui sedang berkelahi
"Kalian.." ucap asuna perlahan marah
Eldire dan yui menoleh lalu eldire menghampiri asuna"asuna, aku merindu-" duak..
Eldire geletak di lantai karena asuna memukulnya, yui langsung merinding
"Kalian, berkelahinya di luar jangan disini!" teriak asuna
"Iih papa, aku takut" ucap yui memeluk kirito
Asuna pun menggerakan kursi rodanya untuk ke tempat kamarnya"awas aja ribut"ucap asuna dengan nada dingin
"Asuna kalau marah ngeri juga" ucap kirito

Next part 9...

Jinsei wa sentakudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang