|Mulmed: The other by Lauv|
Yang tersisa hanya ada satu atau dua hal yang masih membekas dalam kepalanya. Kemarin malam ia meninggalkan pesta dan tertabrak mobil, lalu melompat ke air dan tiba-tiba saja hal aneh terjadi. Ia perang bersama isi kepalanya yang terus-menerus berkecamuk sejak pagi, bahkan sampai berakhir memijat kepala yang berdenyut di sela-sela rapat.
Jeongyeon salah, sebab terlalu keras berkehendak untuk pergi ke kantor, sekarang ia menyesal sebab pikirannya tidak bisa tenang. Pikirnya apa yang terjadi semalam? Apakah mimpi atau kenyataan? Pemikiran tentang hal itu membuat tempurung kepalanya berdenyut nyeri.
Ia yang mengalami sendiri pun masih tidak yakin.
Gu Jeongyeon yang sekarang berbeda dengan yang dulu. Dulu orang-orang mengenalnya sebagai artis cilik yang manis dan punya sejuta bakat, namanya bahkan bersih. Tapi bagaimana bisa sekarang semua itu berubah dengan sangat mudah. Nama yang telah terlanjur kotor pun tidak lagi tersorot dalam berita kebaikan, hanya ada berita miring.
Barusan saja muncul puluhan artikel memenuhi laman media sosial, serta unggahan-unggahan berisi kabar tentang dirinya tadi malam kini mulai mencuat menjadi topik hangat.
Sepuluh sampai lima belas menit, Jeongyeon cuma tatapi lengannya yang dibalut perban. "Lim, apa barang-barangku masih di kantor polisi?" tanyanya seraya mengangkat kepala dan bicara pada pria yang berdiri di sisi mejanya. Lim mengangguk dan menjelaskan sedikit alasan kenapa polisi masih menahan barang-barangnya. Lim bilang Seokjin yang suruh, ponsel yang rusak terendam dalam air pun tetap dia simpan untuk diperbaiki dan mencari tahu tentang sang adik.
Kini Jeongyeon berakhir terkekeh. "Apa kau juga berpikir aku bunuh diri?" lirihnya, masih diiringi suara kekehan. "Selidiki saja puas-puas! Kalian tidak akan mendapatkan apa pun!"
Di sana Lim tidak menjawab, tidak juga memberikan reaksi apapun kecuali berdiri dengan diam.
"Tunda rapat hari ini, besok saja. Aku tidak enak badan. Dan kosongkan jadwal hari ini juga."
Barulah Lim yang berdiri di sisi samping meja mengangguk paham, kemudian pergi keluar. Sedang Jeongyeon yang ditinggalkan pun ikut pergi keluar gedung. Ia diserbu para wartawan yang haus akan berita panas. Tanpa pengawalan sama sekali, ia tetap lanjut berjalan.
"Gu Jeongyeon ada yang mau kau jelaskan atas berita yang menyebut namamu?"
"Nona Gu, katakan sesuatu."
Jeongyeon menghentikan langkah, lantas menoleh ke samping pada salah satu reporter yang memegangi mic. "Aku tidak melakukan apa pun kemarin. Psikisku sehat. Apa yang terjadi kemarin adalah kecelakaan." Hanya itu saja, lalu ia pergi, pulang ke apartemen yang nyaman untuk beristirahat. Tidak peduli meski para wartawan masih menyerukan namanya di belakang mobil sebelum akhirnya melaju di jalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalopsia: Lonely Sailing
WerewolfAkibat dari masa lalu yang kelam, Gu Jeongyeon mendedikasikan seluruh hidupnya untuk membalas dendam. Ia berpikir, segala duka yang hadir di jalannya adalah kesalahan dari seseorang dan memang sudah seharusnya ada yang bertanggung jawab. Pada upaya...