1.7 | Cara dia menyelamatkan diri

252 67 51
                                    

|Sedih bnyk pembaca gelap :( |
|Yahh walaupun pernah dipublikasikan sebelumnya|

|Dipublikasikan pada 28 Juni 2024|
|Oleh ©janeruby37|

Ketika melihat pantulan cermin yang menampakkan sosoknya sendiri, Jeongyeon diam-diam merindukan masa-masa remajanya yang hilang waktu itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika melihat pantulan cermin yang menampakkan sosoknya sendiri, Jeongyeon diam-diam merindukan masa-masa remajanya yang hilang waktu itu. Namun, pada kaca itu dirinya seolah melihat sosok yang lain, yaitu versi dirinya saat masih delapan belas tahun. Remaja itu tampaknya sedih sekali. Bibirnya melengkung ke bawah dan matanya memerah.

Ia kini mengenakan gaun yang cantik, berwarna putih tulang dengan leher terbuka. Rambutnya disanggul rapi, tanpa perhiasan tambahan, tetapi ia tetap saja terlihat menawan.

"Nona," panggil seseorang dari pintu.

Eksistensi Lim akhirnya mengakhiri fokus Jeongyeon pada cermin itu, ia seketika menoleh dan mempersilakan pria tinggi itu masuk. Lim segera duduk di samping Jeongyeon seraya memperhatikan bagaimana perempuan itu memakai antingnya. Stylishnya baru saja keluar sebentar untuk mengambil barang-barang, sehingga Jeongyeon tertinggal di ruang rias itu sendirian. Untungnya ada Lim yang datang, mengakhiri imajinasi menakutkan yang bisa menghampirinya kapan saja. Pria itu tersenyum kecut, barangkali terlampau kasihan pada sosok di hadapannya.

"Jika kau tidak baik-baik saja hari ini, bilang saja. Aku akan mengurus pameran dengan baik. Kau tahu, Jimin juga sangat sibuk." Beberapa saat Lim memberi jeda di antara kalimatnya, sempat terdengar helaan napas panjang di sana. "Dan juga jangan pergi ke mana-mana," lanjutnya, mengingat beberapa kali bungsu Gu itu sempat berada dalam bahaya.

Jeongyeon tertawa. "Aku tidak pernah baik-baik saja, Lim. Dan ya, aku janji tidak akan membuat kekacauan." Ia mengacungkan jari kelingking pada Lim, dan menunggu sampai akhirnya pria itu mengaitkan jarinya juga.

Jeongyeon kembali menghadap ke cermin, ia harus bersiap-siap dengan cepat, tetapi stylish itu masih belum kembali, makanya ia melakukannya sendiri. Namun, ia kesulitan saat memakai kalung, sehingga Lim yang paham langsung memutar kursi perempuan itu dan membantu memasangkan kalungnya. "Kau masih bertengkar dengan Jin?" tanya Lim usai berhasil mengaitkan kedua ujung kalung tersebut.

Seraya memegangi liontin kecil dari kalung emas itu, Jeongyeon melihat dirinya di cermin. Ia tidak suka kalung itu, sama seperti kalimat yang ditanyakan Lim. Jadi, ia menarik paksa kalung itu hingga terlepas, membuat Lim ikut panik. "Lehermu bisa terluka!" seru Lim, tetapi kalung itu sudah terlepas secara mengenaskan.

Seraya tersenyum pada Lim, Jeongyeon mengambil kalung dengan liontin batu zamrud miliknya. "Aku lebih suka yang ini," ujarnya seraya menyerahkan kalung tersebut, berharap Lim memasangkannya lagi.

Kalopsia: Lonely Sailing Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang