1.0 | Seseorang yang menghilang

213 79 17
                                    

Aloo, udah lama aku ga up.
Just fyi, ini 'sedikit' bagian buku
yg Jeong baca, kalo kamu lupa hehe.
Keknya cuman satu chapter
yg aku bikin gini, anggap aja
one shot. Abis ini lanjut lagi
kek alur seharusnya.

 Abis ini lanjut lagikek alur seharusnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Happy Reading]

Aku pernah merasakan kebahagiaan yang teramat. Di penghujung musim panas sembilan atau mungkin sepuluh tahun yang lalu. Berawal ketika dia muncul di hadapanku dengan tergesa-gesa membawa tumpukan buku dalam pelukannya. Rambut panjangnya yang gagal terikat sempurna berkibar ditiup angin.

Mata coklatnya seketika mengalihkan dunia begitu sorot tatap kami bertemu dalam segaris. Rambutnya yang punya warna senada pun tidak mau meninggalkan kesempatan membuatku terpukau.

Aku jatuh cinta pada pandangan pertama.

Pada musim gugur, kami sudah saling mengenal satu sama lain. Malu-malu bertatih demi mengenal sosoknya lebih dalam. Aku tidak punya sesuatu hal yang lebih menakutkan, mempermalukan, ataupun meragukan untuk dilakukan demi mengenalnya semakin jauh. Dan karena tidak ingin kesepian di musim dingin, kami memulai sebuah hubungan baru.

Hidupku bagaikan labirin. Dulunya aku merasa bagaikan sekarat, hidup dalam kegagalan tanpa ada seorang pun yang memberi semangat perlahan membuatku kian tenggelam. Aku merasa hanya sendirian.

Pada masa itu aku merasa dirinya bagaikan samudra yang luas dan dalam. Permukaannya berombak besar dan sangat menakutkan jika badai. Aku tidak bisa mengorek banyak hal tentang apa saja yang ada di dalamnya, termasuk rahasia-rahasia yang gagal dimasukkan orang-orang pintar dalam buku mereka. Namun, justru karena hal itu aku ingin melompat ke dalamnya.

Aku ingin merasakan air lautannya menenggelamkan aku. Bagaimana ombak-ombaknya merayapi hingga ke setiap tingkap dan celah diriku. Lalu aku menjelajahi dirinya yang nyaris tidak bercahaya, berenang perlahan membuka setiap lembar rahasia yang orang lain tidak ketahui.

Lalu dia yang hadir sejak musim panas menuntunku untuk keluar dari labirin secara perlahan. Dia adalah seorang yang penurut dan taat. Katanya dia suka pemandangan langit ketika matahari tenggelam, dan aku selalu menyukai segala unsur pada dirinya.

Aku menyukai apa yang dia sukai. Dan setiap momen ketika kami duduk di tepian pantai sembari menunggu matahari terbenam, kami akan mengabadikannya dengan rekaman.

Satu kenangan di malam yang dingin ketika hujan turun. Kami terjebak di sebuah gubuk tua yang jauh dari pemukiman. Dalam ketakutan, dia memelukku dengan erat. Salahkan saja mobil tua milik Papa yang mogok di saat yang salah itu! Atau maki juga hujan lebat dan petir sialan yang tiada hentinya bermain-main di bumi itu!

Kalopsia: Lonely Sailing Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang