Today is my birthday ❣️
Karena ini hari ulang tahunku,
jadi aku mau luangin waktu
buat nulis bab ini ehehe.Memori lama tentang masa-masa kejayaan di kala masih remaja kembali terlintas. Dahulu nama Gu Jeongyeon menjadi salah satu yang paling sering muncul dalam pencarian. Poster-poster serta majalah remajanya tidak jarang menjadikan fotonya sebagai sampul. Di kala itu dialah idola dari para muda-mudi pada zamannya.
Lalu suatu hari di tengah kejayaannya, ketika itu ia baru saja melaksanakan wisuda kelulusan di SMA, Seokjin datang dan membawanya secara paksa untuk mengemas barang-barang di rumah. Tidak ada angin ataupun hujan, semuanya benar-benar terjadi di luar kendali dan sangat tiba-tiba. Awalnya Jeongyeon yang kebingungan bertanya-tanya apa maksud Seokjin melakukan itu semua dan ia juga sempat memberontak berkali-kali.
Waktu itu keadaan Seokjin memang tidak terlihat baik-baik saja, ia sama kacaunya dengan barang-barang yang dipaksa masuk ke dalam satu koper. Matanya bahkan sangat merah dan suara napasnya berderu. "Jeong, dengar baik-baik okey? Kau harus pergi ke Belanda hari ini. Kau akan berkuliah di sana, bekerja di sana dan melakukan semuanya di sana," kata Seokjin di kala itu seraya memegangi pundak sang adik.
Ia yang sungguh-sungguh tidak mengira apa pun untuk hal ini masih melongo tidak dapat mencerna apa pun. "Kenapa tergesa-gesa? Lalu kapan aku pulang?" balas Jeongyeon.
Tetapi rencana yang telah Seokjin rancang adalah supaya Jeongyeon benar-benar menghilang dari negara ini dan jangan pernah kembali, kecuali jika situasinya sudah jauh membaik. Setelah itu Jeongyeon tidak lagi mengerti apa yang Seokjin coba lakukan padanya. Mama pun cuma diam membeku saja seolah-olah tidak ada niatan untuk membantunya. Ia dibawa ke terminal secepat mungkin seolah-olah akan ada gempa bumi yang akan terjadi jika terlambat sedikit saja.
Kemudian Seokjin menyerahkannya pada seorang pria asing yang punya perawakan tinggi dan gagah, itu jelas sudah menampakkan bahwa pria tersebut punya profesi yang tidak terlalu jauh dari bodyguard. Ia bahkan tidak mengetahui ke mana dirinya akan dibawa pergi, lalu bagaimana dengan pria yang membawanya saat itu, bagaimana kalau dia adalah orang yang jahat? Bahkan kepergiannya yang sangat tergesa-gesa tidak memberikannya kesempatan barang hanya untuk mengganti pakaian yang lebih bagus.
Sejak sebelum dibawa menuju terminal ia telah menangis kuat, meronta-ronta, bahkan memohon agar Seokjin tidak membawanya jauh-jauh dari keluarga. Tapi apa pun usaha yang ia coba lakukan, semuanya sama sekali tidak memberikan hasil. Ketika di bus pun ia berteriak-teriak seraya memukul-mukul kaca jendela bus dengan tangannya. Seokjin yang terlampau tega cuma berkata, "aku melakukan ini demi kebaikanmu. Aku juga terpaksa, tetapi inilah satu-satunya cara yang bisa kulakukan untuk menyelamatkanmu!"
Persetan dengan ucapan Seokjin saat itu, andai saja tidak ada bodyguard bernama Lim yang menahan tangannya supaya berhenti memukul-mukul kaca, mungkin saat itu juga kaca tersebut akan pecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalopsia: Lonely Sailing
Loup-garouAkibat dari masa lalu yang kelam, Gu Jeongyeon mendedikasikan seluruh hidupnya untuk membalas dendam. Ia berpikir, segala duka yang hadir di jalannya adalah kesalahan dari seseorang dan memang sudah seharusnya ada yang bertanggung jawab. Pada upaya...